Chapter 7 : AKU MEMBENCIMU!

1.2K 133 418
                                    

WARNING !! DILARANG KERAS MENGIKUTI ATAU MENULIS ULANG ALUR & ADEGAN DI CERITA INI JUGA PART DI KARYAKARSA KEMUDIAN MENG-COPY NYA DI PLATFORM MANAPUN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WARNING !! DILARANG KERAS MENGIKUTI ATAU MENULIS ULANG ALUR & ADEGAN DI CERITA INI JUGA PART DI KARYAKARSA KEMUDIAN MENG-COPY NYA DI PLATFORM MANAPUN.

KARENA TINDAKAN PLAGIARISME AKAN KU TANGGAPI DENGAN SERIUS!

Keep in touch with me on Instagram : cornkiller9

Tolong jangan menyangkut pautkan kehidupan realita cast, karena ini hanya cerita fiktif.

Terima kasih.

°°°°

Matahari belum terbit tapi Emelie sudah tidak tahan untuk menunggu lebih lama lagi. Saat Jungkook berbalik, Emelie menemukan kunci kamar yang dia simpan tepat di bawah bantalnya dan gadis ini berhasil mengambilnya kemudian membuka pintu kamar untuk melarikan diri. Dia menyambar tas kecilnya lalu berlari keluar vila, raut wajahnya terlihat khawatir sambil terus menoleh ke belakang sebelum kemudian berlari sambil menjinjing sepatu hak tingginya. Cukup jauh dia berlari hingga ke persimpangan jalan di mana tepat pada saat itu sebuah taksi lewat dan tanpa membuang waktu lebih lama lagi Emelie segera menaiki mobil tersebut.

Sepanjang jalan menuju hotel dia hanya merenung seolah apa yang semalam baru saja dialaminya adalah sebuah mimpi buruk yang tidak nyata. Tapi melihat banyaknya tanda yang Jungkook tinggalkan di beberapa bagian tubuhnya membuat anggapan Emelie sepenuhnya terbantahkan dan dia mulai jijik dengan dirinya sendiri hingga air matanya kini kembali luruh membasahi pipinya.

"Dia pria paling brengsek di dalam hidupku, pria jahat, pria licik." Emelie menutup wajahnya dengan kedua tangan yang bergetar, menangis lebih kuat dan tidak memperdulikan supir taksi yang berkali-kali menoleh kebelakang hanya untuk memastikan penumpangnya adalah manusia.

"Aku-sangat-membencinya-ak-aku-sangat-"

Suara tangis Emelie semakin terdengar memilukan dan terisak-isak hingga membuat nafasnya tersendat-sendat. Rasa nyeri pada apa yang Jungkook sisakan dari permainannya semalam, sama sekali tidak sebanding dengan rasa nyeri pada hati Emelie. Emelie sekarang merasa semakin rendah diri dan terus menyalahkan dirinya karena telah terjebak diantara permusuhan dua pria gila yang tidak memiliki hati dan perasaan, justru membuatnya menjadi korban dari semua kegilaan yang Jungkook dan Christian ciptakan.

"Nona, sudah sampai."

Emelie mengeluarkan uang yang sempat dia pinjam dari Bella untuk membayar taksi dan bergegas turun menuju kamarnya. Dia sungguh tidak ingin ada seorang pun yang melihat penampilannya sekacau ini, meski harus dengan langkah kaki terseok-seok, Emelie tetap menyeret kakinya menuju kamar dan sesampainya di dalam dia segera mengunci pintu lalu duduk di pinggiran ranjang.

Tatapan matanya kosong, rambutnya berantakan, wajahnya dan matanya sembab karena terlalu banyak menangis. Dalam diam Emelie masih berharap jika semua yang terjadi tadi malam hanyalah mimpi buruk yang terlalu kejam untuk dia ingat, namun sorot matanya sungguh tidak dapat berbohong dan membuktikan sebaliknya. Matanya perlahan mengerjap untuk melihat bayangannya di cermin.

Red Flag Jeon JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang