Chapter 25 : Dia milikku

882 96 409
                                    

WARNING !! DILARANG KERAS MENGIKUTI ATAU MENULIS ULANG ALUR & ADEGAN DI CERITA INI JUGA PART DI KARYAKARSA KEMUDIAN MENG-COPY NYA DI PLATFORM MANAPUN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WARNING !! DILARANG KERAS MENGIKUTI ATAU MENULIS ULANG ALUR & ADEGAN DI CERITA INI JUGA PART DI KARYAKARSA KEMUDIAN MENG-COPY NYA DI PLATFORM MANAPUN.

KARENA TINDAKAN PLAGIARISME AKAN KU TANGGAPI DENGAN SERIUS!

Keep in touch with me on Instagram : cornkiller9

Tolong jangan menyangkut pautkan kehidupan realita cast, karena ini hanya cerita fiktif.

Terima kasih.

°°°°

Pesawat baru saja mendarat di bandara internasional Korea dengan sempurna. Dan sepasang kekasih ini terlihat masih terlelap dengan tangan yang saling menggenggam, hingga seorang pramugari dengan sangat sopan membangunkan Emelie dan memberi tahu jika mereka sudah sampai di Incheon airport. Dengan mata yang masih berat, Emelie mengerakkan tangannya yang Jungkook genggam erat untuk membangunkan kekasihnya ini.

"Sayang, kita sudah sampai." ucap Emelie dengan suara seraknya seraya menggoyangkan tangannya sekali lagi, sesekali batuk karena rasa tidak nyaman pada tenggorokannya juga kepala yang terasa pening. "Sayang ... bangun."

Perlahan Jungkook pun bergerak lalu mengusap wajahnya sebelum membuka mata dan menoleh pada kekasihnya yang juga baru bangun. "Sudah sampai?"

Emelie mengangguk seraya merenggangkan kedua tangannya dan otomatis tangan Jungkook pun ikut terangkat lalu tersenyum senang. "Selamat pagi." ucapnya dengan senyuman yang mengembang kian lebar, mencoba mengabaikan perasaan tidak nyaman pada tubuhnya yang terasa jauh lebih hangat dari biasanya itu. "Ayo pulang ke rumah kita."

"Ke rumah kita?" ulang Jungkook dengan dahi berkerut dalam.

"Maksudku, penthouse mu." ralat Emelie dengan cepat, takut jika Jungkook salah mengira maksud dari ucapannya barusan. Namun pria ini justru terkekeh dengan kepala yang menggeleng pelan.

"Aku lebih suka kau menyebutnya rumah kita." Jungkook membuka sabuk pengamannya lalu beranjak dari kursi nyaman itu untuk merenggangkan otot-ototnya terlebih dahulu sebelum membukakan sabuk pengaman untuk Emelie dan membantu gadisnya berdiri. "Ayo, kita pulang kerumah kita, Sayang."

Dan mereka pun pulang ke penthouse yang dulu jarang sekali ditempati karena si empunya lebih senang menghabiskan waktunya di luar, namun semenjak ada Emelie di sana Jungkook jauh lebih senang menghabiskan waktu dengan Emelie.

"Aku sudah merindukan jajangmyeon." Emelie menelan salivanya bahkan hanya dengan membayangkan mie pasta hitam itu di dalam kepalanya.

"Ini masih terlalu pagi untuk makan jajangmyeon, Sayang." Terdengar bunyi klik saat Jungkook memasukkan sabuk pengaman yang dia pasangkan untuk Emelie agar terkunci sempurna kemudian mengecup ujung hidung mancung itu sambil terkekeh gemas.

Red Flag Jeon JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang