Chapter 9 : Permainan baru dimulai

1K 124 320
                                    

WARNING !! DILARANG KERAS MENGIKUTI ATAU MENULIS ULANG ALUR & ADEGAN DI CERITA INI JUGA PART DI KARYAKARSA KEMUDIAN MENG-COPY NYA DI PLATFORM MANAPUN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WARNING !! DILARANG KERAS MENGIKUTI ATAU MENULIS ULANG ALUR & ADEGAN DI CERITA INI JUGA PART DI KARYAKARSA KEMUDIAN MENG-COPY NYA DI PLATFORM MANAPUN.

KARENA TINDAKAN PLAGIARISME AKAN KU TANGGAPI DENGAN SERIUS!

Keep in touch with me on Instagram : cornkiller9

Tolong jangan menyangkut pautkan kehidupan realita cast, karena ini hanya cerita fiktif.

Terima kasih.

°°°°

Emelie tersenyum lebar pada Bella yang melambaikan tangannya dengan heboh saat Emelie berdiri di depan jendela kaca itu untuk mencari keberadaan Bella, kemudian membuka pintu dengan punggung sambil terus memeluk tas kertas belanjaan di dadanya. Suasana kafe yang hangat juga diiringi oleh suara musik yang mengalun sepertinya memang sesuatu yang dibutuhkan Emelie akhir-akhir ini yang cukup luput dari kesadarannya.

Dia membutuhkan sedikit relaksasi dari semua ketegangan dalam hening yang dia ciptakan dengan sadar.

"Kau ini selalu mendadak," Emelie meletakkan tas belanjanya di atas kursi kemudian menarik kursi untuknya dan mendaratkan bokongnya pada kursi empuk itu. "Sudah lama, ya?"

Bella menyesap kopi dinginnya sambil menggelengkan kepala. "Baru saja. Aku baru pulang pemotretan di daerah sini dan memutuskan untuk membeli beberapa kudapan manis sambil bersantai sebentar lalu menghubungimu karena aku benci sendirian. Minumlah, kau pasti haus karena berjalan jauh." Gadis ini terkekeh, dia bahkan sudah memesankan minuman untuk Emelie agar sahabatnya tidak harus menunggu untuk mendapatkan minumannya lagi.

"Kau memang yang terbaik." Emelie menyesap minuman dingin di hadapannnya ini dengan cepat karena memang dia haus setelah berjalan cukup jauh sambi membawa belanjaan yang cukup berat.

"Aku tahu." Bella mengibaskan rambutnya ke belakang dan memasang wajah angkuh menyebalkan. "Ngomong-ngomong ku dengar kau sudah mulai mengambil pemotretan dan sudah tangan kontrak dengan salah satu majalah mode ya?"

Emelie mengangguk seraya membetulkan letak sweater rajutnya yang melorot ke bahu mulus itu. "Aku sudah mulai pemotretan kemarin. Ya, sebenarnya aku lebih nyaman duduk diam di dalam kamar, tapi kenyataan terus membisikkan jika aku tidak bekerja maka aku hanya akan hidup dengan menyedihkan." Emelie terkekeh, mengambil garpu kecil di tangan Bella untuk mencicipi kue strawberry milik Bella.

"Kau benar, tapi kau harus tetap menjalani hidupmu dengan bahagia. Selalu telepon atau temui aku jika ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu, jangan dipendam sendirian, mengerti?"

Gadis yang masih asik menikmati kue milik Bella itu pun hanya menjawab dengan anggukkan kepalanya. "Ku habiskan, ya?"

"Hm, habiskan saja. Nanti ku pesankan lagi untuk kau bawa pulang."

Red Flag Jeon JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang