Chapter 21 : Masa lalu

861 102 318
                                    

WARNING !! DILARANG KERAS MENGIKUTI ATAU MENULIS ULANG ALUR & ADEGAN DI CERITA INI JUGA PART DI KARYAKARSA KEMUDIAN MENG-COPY NYA DI PLATFORM MANAPUN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WARNING !! DILARANG KERAS MENGIKUTI ATAU MENULIS ULANG ALUR & ADEGAN DI CERITA INI JUGA PART DI KARYAKARSA KEMUDIAN MENG-COPY NYA DI PLATFORM MANAPUN.

KARENA TINDAKAN PLAGIARISME AKAN KU TANGGAPI DENGAN SERIUS!

Keep in touch with me on Instagram : cornkiller9

Tolong jangan menyangkut pautkan kehidupan realita cast, karena ini hanya cerita fiktif.

Terima kasih.

TRIGER WARNING!!! Chapter ini mengandung konten sensitif tentang suicide yang mungkin dianggap mengganggu untuk sebagian orang, mohon kebijaksanaannya.

°°°°

Dengung suara mesin motor yang mengaum terdengar membelah jalanan kota Seoul siang ini. Cuaca yang tidak terlalu terik bahkan cenderung mendung seolah mendukung pria yang suasana hatinya buruk ini untuk terus menarik gas motornya hingga batas maksimal. Setelah membaca pesan yang dikirimkan oleh pamannya, Jungkook langsung menuju tempat yang rutin dia datangi meski hanya satu tahun sekali. Dia bahkan rela memakai jas dan berpakaian rapi hanya untuk hari ini, padahal dia jauh lebih suka memakai kaos dan jaket kulitnya. Tapi untuk hari ini semua itu menjadi pengecualian.

Hari ini tepat sembilan belas tahun yang lalu, di saat usianya masih sembilan tahun Jungkook diajak ibunya masuk ke dalam kamar, padahal sudah lima tahun dia dijauhkan dari ibunya yang mengidap depresi parah semenjak kematian ayahnya. Dengan patuh dan rasa senang Jungkook mengikuti sang ibu yang menggandeng tangannya masuk ke dalam kamar yang terlihat rapi meski banyak sekali obat-obatan dengan bau menyengat di dalam sana. Jungkook ingat sekali, saat itu setelah lima tahun sang ibu kembali mengelus rambutnya dengan penuh kasih sayang seperti yang selalu dia lakukan saat ayahnya masih hidup.

"Tidurlah, Nak. Kita akan pergi menyusul ayah dan kita akan hidup dengan bahagia."

Jungkook yang saat itu belum terlalu mengerti dengan maksud ucapan sang ibu, jadi dia hanya menurut saat ibunya mulai mengikat kedua tangan Jungkook agar tidak bisa memberontak.

"Ini tidak akan sakit, Nak. Karena setelahnya kau akan tertidur nyenyak." Jungkook mengangguk saat sang ibu hendak menekan pisau kecil yang sangat tajam itu pada pergelangan tangannya, namun baru saja membuat goresan Jungkook sudah menangis saat melihat tangannya yang berdarah hingga ibunya berhenti menekan pisau itu pada pergelangan tangannya sambil tersenyum untuk menenangkan Jungkook.

"Ibu akan melakukannya lebih dulu, setelah itu Ibu akan melanjutkannya."

"Tidak mau, Ibu."

"Memohonlah."

"Ku mohon, jangan lakukan itu."

Jungkook menangis kuat karena ketakutan saat darah yang kini mengalir dari pergelangan tangan ibunya jauh lebih banyak dan membasahi selimut. Ibunya masih tersenyum padanya sambil terus menenangkan, bahkan terlihat sangat damai setelah berhasil memotong urat nadinya hingga terputus dan menyebabkan pendarahan yang luar biasa.

Red Flag Jeon JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang