Pria yang penuh dengan perilaku negatif. Dia keras dan tidak dapat digenggam namun menggenggam dengan sangat erat. Dia selalu melakukan apapun yang dia mau tanpa memperdulikan perasaan orang lain, gila, dan tidak bisa dikendalikan dengan mudah.
Jadi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WARNING !! DILARANG KERAS MENGIKUTI ATAU MENULIS ULANG ALUR & ADEGAN DI CERITA INI JUGA PART DI KARYAKARSA KEMUDIAN MENG-COPY NYA DI PLATFORM MANAPUN.
KARENA TINDAKAN PLAGIARISME AKAN KU TANGGAPI DENGAN SERIUS!
Keep in touch with me on Instagram : cornkiller9
Tolong jangan menyangkut pautkan kehidupan realita cast, karena ini hanya cerita fiktif.
Terima kasih.
°°°°
Mata Emelie membulat sempurna sedangkan isi kepalanya kini masih mencoba mencerna ucapan Jungkook barusan. Itu sungguh bukan meminta izin tapi sebuah peringatan jika sebentar lagi dia akan melakukan apa yang baru saja dia katakan.
"Ap-apa y-" seperti yang dia tebak, belum selesai kalimatnya, Jungkook sudah melumat bibirnya. Jika awalnya Emelie pikir ini akan menjadi ciuman yang memaksa seperti malam di mana Jungkook menjadikannya sebagai pemuas birahi, kali ini dia justru mencium Emelie dengan sangat lembut. Dia bahkan mengusap pipi Emelie dengan ibu jarinya sementara bibirnya terus menyesap bibir ranum gadis itu yang kini terbuka meski Jungkook tidak lagi menarik dagunya ke bawah. Dia pun tidak meminta ataupun memaksa Emelie untuk membalas ciumannya, dia hanya terus mencium dengan mata yang terpejam.
Gemuruh dan kilatan petir di luar sana ditambah listrik padam seolah membuat suasana terpaksa romantis, hingga perlahan Emelie pun memejamkan matanya dan mulai membalas ciuman Jungkook. Sebanyak Jungkook menyesap maka sebanyak itu pula Emelie memberikan balasannya, sampai suara deru nafas kini sudah seirama dengan suara decapan dan bibir yang saling memagut mesra. Jemari Emelie terlihat mungil di dalam genggaman tangan Jungkook yang mengarahkan tangannya ke belakang tengkuk agar dia bisa menarik tubuh Emelie lebih rapat padanya seraya memperdalam ciuman mereka.
Elusan lembut pada tengkuk dan remasan lembut pada rambut tebalnya membuat Jungkook tidak bisa berhenti, dia kini sudah mulai menggigit bibir bawah Emelie dan menyesapnya cukup kuat hingga terdengar suara erangan lemah dari Emelie.
Seperti mendapatkan lampu hijau, Jungkook perlahan mulai menciumi rahang Emelie membuat gadis ini menangkup sebelah wajah Jungkook dengan tangannya.
"Emelie ..." bisik Jungkook dengan deru nafas yang semakin cepat sebelum kembali melumat bibir Emelie dengan penuh nafsu, bahkan kini tubuhnya sudah hampir menindih Emelie jika saja gadis ini tidak berteriak karena Jungkook nyaris menekan kedua kakinya.
"Apa kau tidak tahu jika tubuhmu ini sebesar gorila?" ucap Emelie dengan mata yang membulat dengan debar jantung yang luar biasa gilanya. Demi Tuhan, dia bahkan menjadi sangat khawatir Jungkook bisa mendengarnya.
Namun pria ini pun tidak lebih baik dari Emelie. Padahal hanya sebuah ciuman mampu membuat telinga Jungkook menjadi merah dan degup jantungnya menjadi dua kali lebih cepat. Sungguh, tidak pernah seperti ini. Jungkook tidak pernah berdebar dan merasa malu hanya karena mencium seorang wanita, dan ya ... ciuman pertama mereka pun tidak terasa seperti ini. Hingga Jungkook terkekeh geli untuk menutupi perasaannya saat mendengar peribaratan Emelie yang menyebalkan namun juga terdengar lucu di saat yang bersamaan.
"Memangnya kau pernah melihat gorila setampan aku?"
Gadis ini seketika berdecih saat mendengar ucapan Jungkook barusan dengan tangannya yang masih berada di atas dada pria itu. "Mana ada kau tampan? Jauh lebih tampan gorila jantan daripada kau. Minggir!"
"Jadi maksudnya kau lebih memilih gorila jantan daripada aku?" tanya Jungkook yang masih enggan beralih dari atas tubuh Emelie.
"Jika hanya itu pilihannya, maka aku akan lebih memilih gorila jantan! Menjauh dariku!" Belum sempat Emelie menepuk dada Jungkook lagi, pria itu tiba-tiba beranjak dari ranjang dan hendak berjalan meninggalkan Emelie sendirian. "Jungkook! Mau kemana?"
"Ke kamarku, bukankah tadi kau menyuruhku menjauh?! Biar saja kau bersama hantu-hantu yang akan menggerayangimu malam ini atau mungkin akan ada hantu gorila jantan yang akan menemanimu tidur di sana!" ucapnya kesal. Tidak, kali ini dia tidak bercanda, dia benar-benar kesal. Tapi baru saja Jungkook hendak kembali melangkah, suara Emelie merengek menghentikan langkahnya.
"Aku salah, aku salah. Kau jauh lebih tampan dari semua gorila jantan yang ada di dunia ini. Kembali ke sini, Jungkook! Jangan tinggalkan aku sendirian."
Jungkook mengulum senyumnya di dalam gelap dan perlahan membalik tubuhnya. "Tapi kau tadi bilang kalau-"
"Tidak! KAU LEBIH TAMPAN DARI SEMUA GORILA YANG ADA DI DUNIA INI. FOR GOD SAKE, KEMBALI KESINI, JUNGKOOK!" Emelie memekik karena jika saja dia bisa berjalan sekarang mungkin tangan Jungkook sudah dia tarik naik ke atas ranjang bersamanya. "Jungkook!"
"Memohon du-"
"Aku mohon, aku mohon!" pekik Emelie lagi, antara rasa takut ditinggalkan yang semakin menjadi atau karena sudah sangat lelah menghadapi pria ini hingga debar ciuman tadi sudah hilang sepenuhnya.
"Baiklah kalau kau memaksa." Jungkook pun berjalan mendekat dan naik ke ranjang dengan penuh suka cita, lalu dia kembali pada posisinya tadi menjadikan lengannya sebagai bantal Emelie dan menghirup wangi rambut gadis ini. "Kalau masih memohon padaku jangan seperti tidak takut pada apapun."
"Sh! Diam!" Emelie menutup mulut Jungkook dengan tangannya. "Aku ini terpaksa, jangan kau pikir aku kesenangan karena kau ada di sini."
"Entahlah, tapi kelihatannya seperti itu." ledek Jungkook, padahal sekarang justru dia lah yang terlalu senang karena bisa berbaring di samping Emelie sampai pagi. Dan Emelie memilih untuk tidak menanggapi karena mereka hanya akan berakhir bertengkar lalu dia akan dipaksa Jungkook untuk memohon, entah untuk apalagi.
"Berhentilah berbicara dan tidurlah." Emelie hendak menarik tangannya dari bibir Jungkook namun pria itu lebih dulu meraih tangannya dan menggenggam dengan erat hingga Emelie perlahan tersenyum dengan matanya yang sudah terpejam dengan nyaman karena Jungkook ada di sampingnya, menjaganya dari semua hantu yang mungkin kenyataannya tidak pernah ada.
Cerita Selengkapnya hanya bisa dibaca di Karya karsa.Untuk linknya bisa di klik di profil wattpadku.
+++***+++
Kangen mereka ga?
Sabar, sabar. Tuan muda kita masih denial :)
Jangan lupa vote dan komennya di jebolin yaaa.
Luvyuuu guys, makasih sudah support cerita Red Flag sejauh ini yaa :*
See ya!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.