Being in the future : We Are Back A Life

1K 57 3
                                    

Berbeda dengan pria Hyuga ini, ia baru saja memasuki area kediaman Uzumaki untuk menemui sepupunya yang sudah berganti marga itu.

Saat sudah memencet bel, Neji melihat seorang wanita menyambut nya.

"Neji-nii" sapa nya.

Neji tersenyum tipis melihat sepupunya itu.

"ayo masuk, naruto-kun ada di dalam" hinata mempersilakan sepupu nya yang sudah ia anggap kakak itu.

Neji mengikuti hinata dari belakang dan mereka berdua menuju ruang tamu, tempat naruto sedang duduk bersantai.

Naruto menyadari seseorang datang dengan istrinya, raut wajahnya seketika berubah saat melihat teman nya sekaligus kakak ipar nya datang.

"oy Neji" sapa nya dengan senyuman cerah khas naruto.

Neji berjalan mendekati Naruto sementara Hinata ia berjalan ke arah dapur. "kemana semua orang? hanya ada dirimu dan hinata" Sebab neji hanya merasakan Chakra mereka berdua dirumah ini.

Naruto menggaruk pipi kiri nya yang tidak gatal itu. "ah iya, boruto, himawari pergi bersama ayah dan ibu ku ke taman senju" jelas nya.

"begitu ya"

Naruto kembali menatap bingung Neji. "tumben kau kemari, ada apa Neji?" tanya nya.

Neji diam sesaat sebenarnya dia bingung harus memulai percakapan ini dari mana.

"ini, minumlah terlebih dulu" hinata datang dengan membawa mapan berisi 3 gelas air.

Neji meletakkan gelas yang sudah kosong ke meja. "jadi-- ada apa neji?" tanya naruto.

Pandangan neji mengarah ke hinata yang sedang duduk di sebelah naruto. "hinata, apa pendapat mu tentang pewaris Hyuga jatuh ke tangan ku?" raut wajah neji kini berubah penasaran.

Hinata mengangguk mengerti apa yang neji katakan. "aku tidak masalah dengan hal itu, bukan kah sudah ku katakan sejak dulu? jika neji-nii ingat, aku lebih senang jika clan Hyuga kau yang meneruskan di masa depan" Jelas Hinata menatap Neji yang sudah ia anggap kakak kandung nya.

"aku merasa tidak pantas untuk itu, hinata" lirih nya.

Hinata tidak setuju apa yang di ucapkan Neji. "tidak, kau sangat pantas untuk itu. Aku sangat senang jika Neji-nii yang meneruskan Clan Hyuga" ujar Hinata.

Naruto yang sedari tadi hanya diam dengan pelan ia berdiri dan duduk tepat di samping Neji lalu ia menepuk pundak neji pelan. "jangan memikirkan yang tidak seharusnya kau pikirkan neji" ujar nya.

"sejak kau kembali, hinata tidak berhenti membicarakan jika kau harus menjadi pemimpin Hyuga" ucap nya.

Hinata mengangguk setuju apa yang di ucapkan suami nya.

Neji memejamkan mata nya untuk beberapa saat kemudian garis tipis melengkung di wajah nya, senyuman itu tipis.

"aku mengerti, terimakasih hinata naruto" ucap nya menatap ke arah hinata dan naruto secara bergantian.

Naruto tersenyum cerah mendengar nya. "perasaan ku mengatakan kau kesini bukan hanya membicarakan hal itu Neji" ujar nya.

Neji terkekeh pelan lalu ia mengalihkan pandangan ke arah lain. "bagaimana aku mengatakan hal ini" gumam nya.

Hinata mendengar gumamam Neji sontak menatap nya. "ada apa?" tanya nya bingung.

"kau tahu--- maksud ku itu-"

Naruto menatap Hinata dengan raut wajah yang bingung dan begitupun Hinata ia bingung dan sedikit terkejut pasalnya jarang sekali Neji bersikap seperti ini.

Neji menarik nafas nya pelan lalu ia menghembuskan nafas nya. "naruto hinata, aku memiliki rencana untuk menikah" dengan satu tarikan kalimat itu terdengar jelas di telinga hinata dan naruto.

Naruto menatap Neji tidak percaya. "Neji, kau akan menikah dengan siapa? Kau dengan wanita mana? Ah tidak tidak, maksud ku kau menyukai wanita mana?" pertanyaan bertubi-tubi dari Naruto membuat Neji sedikit gugup.

Naruto dengan setia menatap Neji yang kini terlihat gugup.

Neji hanya memejamkan mata nya. "dengan teman ku" ujar nya.

"teman, apa aku mengenal nya?" kini hinata penasaran sebenarnya ia bisa saja menebak namun ia kurung niat nya itu.

Neji mengangguk. "yaa, kalian mengenal nya" jawab nya.

Naruto yang melihat neji masih memejamkan mata nya langsung menatap Hinata.

Mulut hinata mengucap beberapa kalimat tanpa suara dan naruto dengan cepat menyadari kalimat itu.

"satu tim dengan mu saat di akademi?" tanya naruto.

Neji mengangguk lagi.

"tenten" ucap naruto dan hinata bersamaan.

Neji membuka mata nya perlahan. "iya, bagaimana menurut mu, naruto hinata?" tanya nya.

Naruto mendekati wajah nya ke wajah neji. "eh Neji, kau menyukai tenten sejak kapan?" naruto tersenyum menggoda.

Tangan kanan Neji menepuk wajah naruto dengan serabut merah muncul di kedua pipi nya. "menjauh dari wajah ku naruto bodoh" kesal nya.

Hinata yang melihat kedua pipi Neji hanya terkekeh geli. "aku setuju, sejak dulu di akademi hanya tenten wanita yang berada di dekat mu, kan?

Neji menyetujui yang di katakan hinata, memang benar sejak di akademi hanya tenten yang berada di dekatnya. Selain satu tim dengan Lee dan tenten namun Neji lebih banyak menghabiskan waktu saat senggang dengan Tenten, wanita nya.

"bagaimana dengan ayah dan paman? Apa sudah mengetahui hal ini?" tanya hinata.

"sudah, aku sudah memberitahu nya seminggu lalu" jawab nya.

"namun akhir-akhir ini aku tidak melihat tenten"

"beberapa hari lalu aku tidak sengaja bertemu dengan nya di kantor hokage lalu dia berbicara serius dengan kakashi sensei---" naruto diam sesaat, ia mencoba mengingat kejadian beberapa hari lalu.

Naruto mengelus dagu nya pelan sedangkan Neji dan Hinata memerhatikan pria berambut kuning itu.

Naruto menjentik tangan nya saat ia sudah mengingat sesuatu lalu tatapan nya berubah menjadi serius ke arah Neji.

"Neji, ini gawat! aku baru ingat sesuatu" serius, wajah naruto kini berubah menjadi serius.

Neji menatap naruto dengan raut wajah penasaran sekaligus bingung.

"kau tahu garra?" tanya nya.

Neji mengangguk cepat. "aku tau, kazekage desa suna" jawab nya.

"aku mendengar rumor bahwa dia sempat menyukai tenten"

"EHH?" Neji dan Hinata terkejut di saat bersamaan.

Neji langsung bangkit dari duduk nya. "naruto, hinata aku pergi dulu" pamit nya.

Hinata menatap bingung. "kemana neji-nii?" tanya nya.

"sepertinya aku akan melamar tenten hari ini"

Hinata terkejut mendengar perkataan Neji. "baiklah, terimakasih hinata naruto" ucap nya, kemudian dengan tergesa-gesa ia meninggalkan kediaman naruto dan hinata.

gais remember, ini cerita yang aku buat pure semacam family time aja loh ngga ada unsur perang dsb😩

Being in the future : We Are Back A LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang