Being in the future : We Are Back A Life

545 33 2
                                    

Sesuai permintaan Hiashi, ia meminta Tenten untuk menginap di kediaman Hyuuga menemani Hanabi dan Neji. Sebenarnya ini akal-akalan Hanabi karena ia ingin lebih akrab dengan Tenten dan hal itu membuat keuntungan bagi Neji.

Tenten sudah berada di depan pintu masuk Hyuuga hanya dengan satu dorongan pintu itu akan terbuka namun Tenten hanya diam berusaha menetralkan nafasnya. "Ayolah Tenten! Hanya dorong pintu ini dan masuk ke dalam" gumamnya. Tangannya menggenggam erat tas yang ia bawa lalu dengan perlahan ia dorong pintu coklat itu.

Langkahnya sudah menginjak halaman luas Hyuuga, kedua kakinya berjalan menuju pintu utama dan kedua matanya memerhatikan sekitar ia melihat lampu sudah menyala di setiap sudut.

"Tenten-neechan" Langkah kakinya terhenti saat mendengar suara lembut itu memasuki gendang telinganya. Pandangannya beralih ke arah gadis remaja yang sedang berdiri tengah melambaikan tangannya.

"Hanabi" sapanya dengan senyuman.

Hanabi mengajak Tenten untuk memasuki kedalam rumah Hyuuga beberapa lorong sudah mereka lewati. Rumah Hyuuga memang tidak pernah berubah dari dulu masih sederhana hanya beberapa barang yang sudah diganti. "Neji-nii sedang mandi" Tenten hanya mengangguk mendengar ucapannya.

Sejujurnya memang Tenten sedikit mencari keberadaan Neji saat memasuki rumah tadi. Hanabi berjalan menuju kamar kosong yang berada tidak jauh dari kamarnya. Lalu ia memasuki kamar itu diikuti Tenten yang berada dibelakangnya. "Tenten-neechan, ini kamar mu" ujarnya.

"Terima kasih Hanabi" katanya, lalu ia menaruh barang bawaannya di lantai. Hanabi masih berdiri dengan senyum diwajahnya lalu ia mengatakan. "Tenten-neechan, apa kau sudah makan malam?" katanya. Tenten hanya diam memerhatikan Hanabi yang sepertinya menahan sesuatu. Hanabi dengan ragu melanjutkan ucapannya. "Jika Tenten-neechan belum makan malam, apa kau mau memasak makan malam bersamaku?" ucapnya.

Tenten mengangguk sambil menatap gadis remaja yang lebih pendek darinya lalu ia mengatakan. "Baiklah, ayo Hanabi kita masak makan malam" katanya. Senyum Hanabi melebar setelah mendengar ucapan Tenten.

Hanabi mengajak Tenten menuju dapur kemudian saat mereka sudah berada di dapur, Hanabi membuka kulkas dibelakangnya ada Tenten yang tengah melihat isi Kulkas. "Hanabi, Bagaimana jika membuat Sup Miso dan Tempura" katanya. Hanabi mengangguk setuju lalu ia mengambil beberapa bahan dari dalam kulkas.

Hanabi menaruh bahan diatas meja lalu Hanabi berjalan kearah sisi tempat dimana Apron tersimpan. Ia mengambil dua Apron dan memberinya pada Tenten. "Berbalik Hanabi" ujar Tenten saat melihat Hanabi hendak mengikat kedua tali Apron miliknya. Hanabi berbalik badan dan Tenten langsung mengikat tali Apron milik Hanabi. "Selesai" gumamnya.

"Terima kasih Tenten-neechan" Tenten hanya tersenyum tanpa menjawab. Apron miliknya sudah terikat sejak beberapa detik lalu.

Tanpa mereka sadari, Neji yang sudah berpakaian rapih memerhatikan kedua wanita tersebut lalu ia berdehem. "hm" membuat Hanabi dan Tenten mengalihkan pandangannya ke arah Neji yang sedang berdiri. "Apa aku boleh ikut membantu?" tanyanya.

Hanabi dan Tenten saling menatap satu sama lain kemudian Tenten mengangguk pelan lalu ia mengatakan. "Baiklah, Neji kau hanya perlu memasak Nasi" katanya. Neji mengangguk mendengar ucapan calon istrinya itu lalu ia bergegas mengambil Apron seperti Hanabi dan Tenten.

"Hanabi, kau bisa membuat Tempura kan?" tanyanya. Hanabi mengambil beberapa bahan untuk membuat Tempura dan berkata. "Serahkan pada ku neechan" katanya. Tenten tersenyum melihat Hanabi yang begitu semangat menyiapkan makan malam.

"Aku akan membuat Sup Miso nya"

Hanabi sedang membuat adonan Tempura hanya tersenyum tipis sesekali ia mengajak Tenten mengobrol ringan. Sedangkan Neji ia sudah melakukan tugas yang begitu mudah ia hanya perlu menunggu nasi itu matang. Kemudian Neji berjalan beberapa langkah mendekati Tenten yang sedang memotong beberapa sayur. "Aku sudah melakukan tugasku" Tenten melirik sekilas ke arah Neji yang berada disampingnya lalu tangannya berhenti memotong sayur dan mengambil satu bungkus udang. "Kau bisa mengupas ini dan membersihkannya" ia memberi Neji satu bungkus udang.

Being in the future : We Are Back A LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang