Sedangkan di sisi lain terdapat wanita dengan pria yang tengah duduk di kedai dango, makanan kesukaan pria tersebut.
"bibi, aku pesan dango dua porsi dan minuman nya" Wanita itu sedikit teriak menatap wanita paruh baya di depan sana.
Setelah bertemu tenten beberapa saat lalu, Itachi memutuskan untuk singgah di tempat ini.
"baik Izumi tunggu sebentar" wanita paruh bayah itu membalas dengan teriakan.
Malam ini Itachi mengajak Izumi keluar untuk menikmati dango di kedai langganan nya sejak dia di akademi dulu.
Itachi menatap ke arah depan nya dimana Izumi tengah menopang dagu nya dengan kedua tangan dan sedang menatap nya.
Tatapan mereka bertemu membuat keduanya merasa malu karena ketahuan menatap nya.
Izumi tertawa kecil saat melihat pipi Itachi berubah menjadi merah walaupun hanya tipis tapi itu terlihat jelas. "Itachi-kun, ada apa?" tanya nya.
Itachi menggeleng pelan. "tidak, hanya mengingat masa lalu" jawab nya.
Izumi masih menatap ke arah Itachi. "kau ingat? saat itu kau memberi ku satu tusuk dango di tempat latihan Uchiha sebagai ucapan selamat atas kelulusan ku" ujar Itachi berusaha mengingat kejadian kecil dulu.
Izumi tersenyum saat mengingat kejadian itu. "aku ingat dan aku baru mengetahui kau sangat menyukai dango" Izumi tertawa lagi jika mengingat hal itu membuat dirinya tidak bisa menahan tawa.
Itachi yang melihat Izumi hanya tersenyum tipis. "ya aku menyukai dango sejak dulu" jujur, memang itachi menyukai makanan itu.
Izumi meredakan tawa nya saat melihat dua piring berisi dango berada di hadapan nya. "terima kasih bibi" ucap nya.
Setelah kepergian bibi pemilik kedai tersebut mengantar dua piring berisi dango, Izumi mengambil satu tusuk dango. "aku menyukai dango selain rasa nya aku juga menyukai warna nya" ujar nya.
Itachi mengangguk setuju, warna makanan dango ini sangat cantik. "aku menyukai warna dan rasa dango ini sama seperti aku menyukai mu". Itachi secara tidak sadar mengatakan hal yang seharusnya tidak ia katakan sekarang.
Izumi yang mendengar kalimat terakhir hanya menatap Itachi dengan raut wajah terkejut. "maksud ku Izumi, ayo makan dango nya" Itachi mengalihkan pembicaraan nya.
Izumi mengangguk kemudian ia memakan dango satu persatu membuat Itachi bernapas lega.
"terima kasih atas makanan nya bibi" itachi tersenyum pada pemilik kedai, setelah membayar dan mengucapkannya terima kasih ia segera meninggalkan tempat itu dan melangkah mendekati Izumi yang sedang berdiri menunggu nya.
Izumi melihat Itachi yang berjalan ke arah nya. "sudah?" tanya nya saat itachi berada di hadapan nya.
Itachi mengangguk. "sudah, ayo" ajak nya.
Izumi mengangguk kemudian ia berjalan tepat di sebelah Itachi.
Selama perjalanan menelusuri jalanan yang lumayan ramai, sesekali Itachi mengajak ngobrol Izumi atau mengajak Izumi singgah ke tempat yang menurut nya menarik. Izumi hanya menuruti dan mengiyakan ajakan Itachi.
Pandangan itachi mengarah ke salah satu kedai kecil lalu tanpa sadar ia menarik lengan Izumi. "itachi-kun" Izumi yang terkejut karena Itachi tiba-tiba saja menarik nya.
Itachi mengajak nya ke kedai hiasan untuk rambut, dengan berbagai macam jepitan yang ia lihat saat sedang melihat lihat jepitan yang berbagai motif. Mata itachi tertuju pada sebuah satu jepitan sederhana berwarna ungu.
"paman, aku ingin membeli yang ini" ujar nya sambil menunjuk ke tempat jepitan yang itachi pilih.
Izumi yang sedari tadi hanya memerhatikan kegiatan Itachi langsung menatap ke arah nya. "untuk sarada itachi-kun?" tanya nya
Itachi menggeleng. "bukan" itachi menjawab tanpa mengalihkan pandangan nya dari jepitan berwarna ungu itu.
Setelah membayar, Itachi mengambil sepasang jepitan itu dan langsung meninggalkan kedai itu.
Itachi yang tersadar bahwa tangan nya masih menggandeng tangan Izumi langsung melepaskan nya. "maaf, aku tidak sadar Izumi" ucap nya.
"tidak apa itachi-kun"
Langkah terhenti membuat Izumi bingung. Itachi yang melihat sekitar hanya untuk memastikan jika tidak ada orang yang berlalu lalang. Hanya ada beberapa orang yang masih berjalan kesana kemari.
Itachi memegang kedua tangan Izumi membuat Izumi menatap itachi heran. "Izumi, aku tahu ini tidak seberapa tapi ku harap kau menerima barang ini" ujar nya menaruh sepasang jepit rambut berwarna ungu yang tadi ia beli di tangan Izumi.
Izumi menatap sepasang jepit rambut itu. "untuk ku?" tanya nya.
Itachi mengangguk. "iya untuk mu walaupun tidak seberapa--" Izumi menggeleng cepat mendengar ucapan Itachi, sepang jepit rambut yang Itachi letakan di tangan Izumi kini telah di genggam oleh kedua tangan Izumi.
"tidak, aku tidak peduli dengan harga nya. aku menghargai barang yang kau berikan pada ku itachi-kun" Izumi menatap sepang jepit berwarna ungu itu dan langsung memakai nya.
"terima kasih itachi-kun, aku menyukai jepit rambut ini"
Itachi terkekeh pelan melihat Izumi berusaha membenarkan posisi jepitan yang berada di kepala nya. "aku memilih sepasang jepit berwarna ungu ini karena sama persis dengan mu" ujar nya, tangan nya membantu Izumi yang tengah kesusahan memasangkan jepitan.
Izumi membeku atas perlakuan yang itachi lakukan saat ini. "sudah, begini saja" itachi memakaikan jepitan itu di kedua poni panjang Izumi.
"jepit rambut itu berwarna ungu sama seperti baju mu, aku selalu ingat sejak kau kecil memakai baju berwarna ungu bahkan sekarang baju mu masih ungu, Izumi" jelas nya.
Izumi terkekeh pelan saat melihat baju yang ia pakai berwarna ungu. "terima kasih itachi-kun" ucap nya tersenyum.
Itachi menatap Izumi yang tersenyum pada nya dan Itachi menatap teduh ke arah Izumi membuat gadis itu menatap bingung.
"Izumi, aku minta maaf karena aku terpaksa membunuh ku saat pembantaian dulu" lirih nya.
Izumi mengerti yang di maksud ucapan Itachi, Izumi masih menatap itachi dengan senyuman.
"aku mengerti, aku paham keadaan mu saat itu. aku tidak menyesal mati ditangan orang yang ku cintai, itachi-kun" Izumi berucap dengan lembut.
"terima kasih telah mengabulkan impian ku walaupun hanya ilusi" Kini Izumi menggenggam kedua tangan itachi dan mengusap nya beberapa kali.
Kini Izumi mengingat kejadian pembantaian dulu, dimana itachi membunuh nya namun sebelum itachi membunuh nya ia menatap mata itachi.
Kekuatan mata Uchiha sangat luar biasa.
Itachi membuat impian Izumi menjadi nyata walaupun hanya sebatas ilusi beberapa detik, hal itu membuat Izumi bahagia mati ditangan itachi.
Itachi merasakan kedua tangan nya di usap lembut oleh Izumi. "maaf Izumi, maafkan aku" gumam nya.
Izumi menggeleng kepala beberapa kali. "aku sudah memaafkan mu itachi-kun dan aku sangat bersyukur karena di hidupkan kembali" ujar nya.
Itachi tersenyum bahagia, senyuman yang dapat ia tunjukan untuk orang-orang tertentu saja. "terima kasih Izumi".
Itachi mengerti mengapa ia menjadi orang terpilih untuk di hidupkan kembali, selain melihat keluarganya kembali bersama, melihat adik nya Sasuke yang sudah berkeluarga dan melihat wanita nya yang ia cintai sejak dulu.
Itachi menyamakan tubuh nya dengan tinggi Izumi dan dapat Izumi lihat wajah itachi secara dekat tanpa mendongakkan kepala nya.
tuk bunyi pelan berasal dari dahi Izumi yang di ketuk oleh Itachi. "sekali lagi, terima kasih Izumi" ucap itachi dengan senyuman yang menghiasi wajah nya.
Izumi dengan cepat membalikkan tubuh nya dan membelakangi Itachi. Izumi menyembunyikan raut wajah nya yang memerah dah degupan kencang di dada nya.
Dapat di lihat itachi terkekeh pelan melihat tingkah wanita di depan nya ini. "Izumi, ada apa?" tanya nya.
Izumi segara berjalan meninggalkan Itachi. "ayo pulang, tiba-tiba aku mengantuk" ujar nya sebelum meninggalkan itachi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Being in the future : We Are Back A Life
FantasíaDisclaimar: Naruto@Masashi Kishimoto. Pairing : Family Konoha "kau, kau dari clan Hyuga kan?" Satu pertanyaan itu di angguki oleh pria berambut panjang yang sedang duduk di sebuah batu besar. Pria yang sedang duduk di sebuah batu besar itu menatap...