"ayo menikah"
kalimat itu terdengar sangat jelas memasuki indra pendengaran nya dan dengan cepat ia menatap wajah Neji. "kau mengatakan apa?" tanya nya.
"ayo menikah" kali ini tenten mendengar kalimat itu lagi.
Tenten turun dari pangkuan Neji dan langsung duduk di samping nya walaupun ada sedikit jarak di antara mereka. "apa perkataan ku kurang jelas?" Neji menatap tenten.
Tenten diam tidak bergeming sedikit pun membuat Neji yang tengah duduk pun langsung berdiri dan berlutut di depan Tenten.
Tenten terkejut saat Neji sudah berada di hadapan nya dengan posisi Neji memegang kedua tangan milik tenten. "ini terakhir aku mengatakan kalimat yang sama--" Neji diam sesaat namun tangan nya mengelus punggung tangan milik tenten dengan pelan.
"ayo menikah denganku" lanjut nya.
Tenten menundukkan kepala nya menyembunyikan raut wajah nya yang memerah, dapat ia rasakan area pipi nya panas akibat ulah Neji.
Dengan keberanian yang ia kumpulkan Tenten menatap mata Neji yang sangat dekat saat ini. "Neji, apa kau serius dengan ucapan mu barusan? maksud ku, mengapa aku? bukankah banyak wanita lain di luar sana bahkan dari desa lain banya--"
"aku tahu" Neji memotong ucapan Tenten, tangan nya masih mengelus jari tangan tenten dan tatapan nya tidak lepas sedari tadi.
Tenten menatap bingung ke arah neji. "tapi aku hanya menginginkan mu, aku hanya ingin menikahi dengan mu karena aku mencintai mu, Tenten". Neji mengatakan dengan jelas kalimat itu.
Tenten masih menatap Neji ia mencari kebohongan di kedua mata milik Neji namun hasilnya nihil ia tidak menemukan kebohongan disana.
Tenten terkekeh geli. "dasar" gumam nya, kedua tangan yang sedari tadi neji genggaman dengan pelan ia menarik nya.
Neji menatap tenten dengan raut wajah yang sulit di artikan sedangkan tenten masih terkekeh pelan.
Tenten mendekatkan wajah nya ke wajah Neji sehingga jarak kedua nya sangat dekat dan dapat di rasakan oleh Neji hembusan nafas tenten menerpa wajah nya.
Wajah tenten sedikit ia miringkan dengan mata yang terpejam tenten langsung mencium tepat di bibir Neji.
cup
Hanya kecupan singkat di bibir Neji, Neji membeku sesaat dirinya tidak menyangka jika Tenten memiliki keberanian seperti tadi.
Tenten tertawa saat melihat raut wajah Neji yang menampilkan raut kebingungan dengan tangan yang sedari tadi memegang bibir nya.
"sebaiknya kau pulang Neji" usir nya.
Neji tersentak saat mendengarnya lalu ia menatap kembali ke arah tenten. "kau mengusir ku setelah mencium ku barusan?" Neji tidak terima dengan hal itu.
"itu hanya kecupan Neji"
"sama saja dan apa jawaban mu? apa kau menolak ku atau--"
"kecupan yang tadi itu jawaban ku"
Neji menatap bingung, saat ini otaknya tidak dapat bekerja. "artinya?" tanya nya.
Kali ini tenten menyadari jika Neji sedikit bodoh. "iya aku mau menikah dengan mu, apa kau puas? jika kau puas sebaiknya pergi dari rumah ku sana" tenten menatap kesal ke arah Neji.
Neji tersenyum puas mendengar jawaban yang ia harapkan kemudian ia berdiri dan menarik kedua lengan tenten membuat tenten terpaksa ikut berdiri.
Tenten melihat senyum Neji yang begitu indah biasanya pria itu hanya tersenyum tipis.
Neji membawa tenten kepelukan nya lagi. "terima kasih, aku bahagia mendengar jawaban mu" ujar nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Being in the future : We Are Back A Life
FantasyDisclaimar: Naruto@Masashi Kishimoto. Pairing : Family Konoha "kau, kau dari clan Hyuga kan?" Satu pertanyaan itu di angguki oleh pria berambut panjang yang sedang duduk di sebuah batu besar. Pria yang sedang duduk di sebuah batu besar itu menatap...