Di kediaman Uchiha hanya ada Mikoto dan Sarada sebab Sasuke, Itachi dan Obito membantu Kakashi mempersiapkan pernikahan sang Hokage ke-enam itu sedangkan Sakura, Rin berada di rumah sakit dan Izumi tengah mengajar di Akademi. Tentu Mikoto dengan senang hati menjaga dan mengasuh Sarada begitupun Sarada gadis kecil itu sangat antusias.
Mikoto tersenyum melihat Sarada yang sudah pintar memakai pakaiannya sendiri. "Tidak mau Obachan bantu?" tanyanya. Sarada menggeleng pelan lalu senyumnya terlihat dan berkata. "Tidak perlu Obachan" katanya.
Sarada berjalan mendekati Mikoto yang tidak jauh darinya lalu ia tersenyum lebar menatap Mikoto. "Apa aku terlihat cantik?" tanyanya. Mikoto mengangguk seraya tersenyum manis dengan lembut ia menjawab. "Tentu, kau sangat cantik" jawabnya.
Pipi sarada merona mendengarnya lalu dengan mata berbinar ia berkata. "Baiklah, Obachan ayo kita pergi jalan-jalan! Karena Ojiisan tidak mengajakku maka Obachan yang mengajakku" katanya.
Tawa renyah Mikoto mengudara dengan elusan di pucuk kepala Sarada membuat Sarada senang. "Baiklah, Obachan akan mengajak mu jalan-jalan hari ini" katanya. Lalu ia menatap sarada. "Bagaimana jika pergi ke pasar terlebih dahulu? Obachan perlu membeli beberapa bahan makanan setelah itu sarada-chan boleh membeli apapun".
Sarada mengangguk antusias sebagai jawaban.
Sesuai perkataan Mikoto, Wanita paruh bayah itu mengajak Sarada menuju pasar yang terlihat ramai. Dengan menggandeng tangan mungil Sarada dan sesekali melihat ke arah bawah dimana Sarada sedang memerhatikan sekitar.
Kedua mata Sarada melihat sebuah Toko berbagai mainan dan pakaian. Mikoto yang memerhatikan Sarada hanya tersenyum dan berkata. "Tiba-tiba Obachan ingin pergi ke Toko itu" katanya. Sarada menatap Mikoto dan mengikuti arah pandangannya tertuju pada Toko yang ia lihat sedari tadi. Lalu Mikoto menatap Sarada. "Ayo Sarada-chan, membeli bahan makanan nanti saja" ujarnya.
Sarada mengangguk dan menjawab. "Ayo Obachan".
Mikoto menatap Sarada membuat gadis kecil itu berbalik dan menatapnya. "Sarada-chan, kau ingin membeli sesuatu?" tanyanya. Sarada terdiam sesaat lalu pandangannya tertuju pada satu piring putih kecil berbentuk bunga yang terbuka. "Obachan, aku ingin melihat itu" pintanya.
Mikoto menggandeng kembali lengan Sarada dan melangkah menuju tempat tersebut. Mata Sarada kembali berbinar melihat 5 gelang yang begitu cantik dimatanya. "Obachan, aku ingin membeli semua" ujarnya. Mikoto menatap Sarada terkejut dan berkata. "Semua? Kau yakin Sarada-chan?" katanya.
Sarada mengangguk berkali-kali ia ingin membeli ke 5 gelang itu karena dengan tujuan ingin memberi gelang tersebut pada seseorang. "Baiklah, kau boleh membelinya ke 5 gelang itu" ujarnya.
Sarada sontak tersenyum lebar dan memegang lengan Mikoto. "Terima kasih Obachan" Mikoto tersenyum melihat betapa manisnya Sarada.
Setelah membeli barang yang Sarada inginkan, Mikoto dan Sarada keluar dari area Toko menuju area yang menjual bahan makanan. Namun, saat baru beberapa langkah meninggalkan area Toko mainan dan pakaian itu. Kedua mata Mikoto melihat dua pria tinggi tengah berjalan beriringan.
"Papa, Paman"
Sarada melambaikan satu tangannya saat melihat Sasuke dan Itachi tengah jalan beriringan. Sasuke dan Itachi langsung melangkah menghampiri Mikoto dan Sarada. "Sarada, apa yang kau lakukan disini?". Sasuke melihat tangan kiri anaknya itu sedang membawa satu kantung kecil berwarna merah muda. Sarada mengangkat kantung kecil itu dan berkata. "Obachan membelikan ku ini" katanya.
Pandangan Sasuke beralih pada ibunya. Mikoto hanya tersenyum tipis menatap Sasuke. "Rencananya ibu akan membeli bahan makanan hari ini" ujarnya.
Itachi dan Sasuke mengangguk mengerti. "Akan aku temani" Ujar Itachi. Sarada menatap pamannya dengan wajah tersenyum lalu ia berkata. "Benarkah?" katanya. Itachi mengangguk kecil sebagai jawaban lalu ia mendekati Sarada dan menyamakan tingginya. "Sarada, mau paman gendong?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Being in the future : We Are Back A Life
FantasíaDisclaimar: Naruto@Masashi Kishimoto. Pairing : Family Konoha "kau, kau dari clan Hyuga kan?" Satu pertanyaan itu di angguki oleh pria berambut panjang yang sedang duduk di sebuah batu besar. Pria yang sedang duduk di sebuah batu besar itu menatap...