Being in the future : We Are Back A Life

1.3K 81 4
                                    

pairing : Naruhina + Kushina Minato +Jiraya.

Berbeda dengan tenten yang mengantar Hyuga Hizashi dan Hyuga Neji, kini Naruto dengan rasa bahagia nya tidak dapat di tutupi ia selalu tersenyum sejak keluar dari ruangan hokage.

Kini, Naruto dengan kedua orang tuanya tidak lupa jiraya yang berada di sisi nya. Mereka sudah sampai di depan pintu rumah nya.

"naruto, ini rumah mu?" Kushina, sang ibu menatap wajah naruto.

Naruto yang hendak membuka pintu seketika terhenti dan langsung menatap wajah ibu nya dengan senyuman. "iya ini rumah ku dan keluarga ku saat ini" ujar nya.

Minato dan Jiraya yang melihat senyum naruto hanya tersenyum tipis sedangkan kushina, sang ibu dengan antusias tersenyum lebar. "baiklah, aku siap bertemu cucu ku dan menantu ku dattebane" ucapnya.

Naruto mengangguk lalu dengan cepat ia membuka klop pintu tersebut. "tadaima hime" ujarnya sedikit membesarkan volume suara nya.

Naruto, Kushina, Minato dan Jiraya kini sudah memasuki rumah. Pertama kali yang mereka lihat saat memasuki rumah adalah seorang gadis kecil berambut ungu dengan mata biru tidak lupa memiliki dua garis seperti Naruto.

"papa" kata pertama yang gadis itu ucapkan saat melihat sang ayah, gadis kecil berumur 3 tahun itu jalan dengan perlahan.

Naruto tersenyum melihat anak kedua nya menyambut kedatangannya. "himawari" ucapnya.

Gadis kecil itu himawari, anak kedua Naruto.

Himawari yang mendengar sang ayah langsung berlari kecil. "selamat datang, papa" ucap nya dengan senyuman.

Naruto langsung membawanya ke pelukan. "ah, terima kasih hima" ia mengelus punggung anak nya dengan lembut, lalu ia segera menggendong sang anak.

Kushina, Minato dan Jiraya yang sedari melihat interaksi anak dan ayah itu hanya tersenyum.

Naruto yang sedang menggendong himawari langsung menatap ke arah Kushina, Minato dan Jiraya. "yosh, baiklah ayo masuk" ajak nya.

Himawari yang melihat tiga orang yang sangat familiar hanya memberi senyuman.

Setiba nya mereka di ruang tamu, mereka melihat wanita dan seorang anak lelaki yang sama persis seperti naruto sedang menata gelas di meja.

"ayah, lama sekali dattebasa" ujar nya tanpa melihat sang ayah yang sedang menggendong sang adik.

Naruto hanya terkekeh kecil. "maaf ya boruto, kau tau kan hokage ke enam itu sangat cerewet" ucap nya sebari menurunkan himawari.

"selamat datang, naruto-kun" ucap wanita berambut pendek, Hinata sang istri.

Kushina yang sedari tadi diam hanya memerhatikan langsung berjalan mendekat ke arah Hinata dan segera memeluk nya. "kau pasti istri naruto, kau cantik sekali dattebane" ujar nya.

Hinata awalnya terkejut mendapat pelukan secara tiba-tiba tapi ia langsung melingkarkan kedua tangan nya. "iya aku istri naruto-kun, kushina-sama" ujar nya.

Kushina langsung melepaskan pelukan nya dan menatap Hinata kemudian ia menggeleng kepala. "ibu, panggil aku ibu" pinta nya dengan lembut.

Hinata tersenyum. "baiklah, ibu" ucapnya.

Kushina tersenyum bahagia saat melihat senyum hinata. Ternyata naruto pandai mencari istri itulah yang ada di pikiran Kushina.

Boruto, anak pertama naruto yang sedari tadi memerhatikan sekitar langsung menatap ke arah Minato lalu pandangan itu berlalu dan kini beralih ke sang Ayah Naruto. "ayah, bukankah itu hokage ke empat?" tanya nya ragu.

Naruto langsung duduk di sofa di ikuti Kushina, Hinata, Minato dan Jiraya. "iya, kau mengenal nya bukan?" tanya naruto.

Boruto yang sedang duduk di sebelah Naruto mengangguk. "tentu dattebasa, hokage ke empat itu ayah mu kan, ayah?" tanya nya menatap Naruto.

Lalu pandangan boruto beralih ke arah Jiraya yang sedang menatap nya. "lalu, pria tua berambut putih itu guru mu" ujar nya.

Naruto yang sedang memangku himawari hanya tertawa, lalu tangan kanan nya mengusap rambut kuning boruto. "kau pintar, boruto" ujar nya.

"dia ayah ku dan wanita berambut merah panjang itu ibu ku" naruto kini menjelaskan sebari menunjuk ke arah kedua orang tua nya yang sedang duduk bersebelahan.

"jadi mereka kakek dan nenek ku?" tanya boruto penasaran.

Naruto mengangguk lagi. "wah, benarkah?" kali ini himawari menatap binar naruto.

"benar dattebayo"

Himawari langsung turun dari pangkuan Naruto, ia langsung berjalan ke arah Kushina. "nenek, apakah aku boleh memeluk mu?" tanya nya, pipi nya sedikit merah karena malu.

Kushina yang melihat gadis yang di hadapan nya ini memekik kegirangan. "tentu dattebane" kushina langsung mengangkat himawari dan langsung memeluk nya erat.

Himawari yang berada di pelukan Kushina hanya tertawa girang. "nenek, apa kau tahu? aku selalu ingin bertemu nenek dan kakek" ujar nya.

Naruto hanya tertawa melihat interaksi itu namun mata nya tiba-tiba tertuju pada anak pertama nya, Boruto. "kau tidak ingin memeluk nya juga?" tanya nya.

Boruto memalingkan wajah nya ke arah lain namun naruto dapat melihat pipi boruto merah. "ayah, bukankah mereka telah tiada? Tapi mengapa mereka berada di hadapan kita?" tanya nya penasaran.

Minato yang mendengar dan melihat itu langsung berdiri mendekati boruto. "sini, kakek akan menceritakan nya" ujar nya.

Naruto sedikit memberi ruang agar Minato duduk di sebelah nya, Minato yang paham langsung duduk di sebelah Naruto dan dengan cepat ia membawa Boruto ke pangkuan nya.

Boruto yang mendapat perlakuan secara tiba-tiba hanya diam.

Jiraya yang melihat ada 3 manusia berambut kuning hanya tertawa.

"hei Minato, apa kau menyadari satu hal?" tanya nya, namun tawa nya belum juga berhenti.

Naruto, Minato, Kushina, Hinata, Himawari dan Boruto yang mendengar Jiraya tertawa hanya menatap nya bingung.

"menurut ku ini sangat lucu, ada 3 orang berambut kuning begitu mirip" ucapan Jiraya membuat Kushina dan Hinata menatap ke arah Naruto, Minato dan Boruto dan sontak mereka ikut tertawa.

Lalu, Minato menceritakan secara singkat pada boruto agar anak bersurai kuning itu mengerti. Boruto yang hanya mendengar dan sesekali mengangguk pelan.

Boruto anak berusia 5 tahun itu mengangguk sekali lagi. "aku sedikit mengerti kakek" ujar nya.

Minato yang mendengar boruto memanggil nya kakek, langsung tertawa kecil.

Kini Naruto beralih menatap Jiraya. "ero sennin, aku ingin memberitahu sesuatu" ujar nya.

Jiraya hanya mengangkat satu alis nya. "apa?"

"orochimaru, dia sudah kembali ke desa dan menjadi lebih baik" ucapnya.

mendengar hal itu senyum Jiraya mengembang. "dimana dia saat ini" tanya nya.

"di daerah terpencil dijaga ketat oleh anbu, dia menolak tinggal di desa tapi dia berjanji akan menjaga desa dari jauh" ujar nya.

Jiraya sangat paham dengan orochimaru, sahabat satu team nya dulu.

KANGEN BANGET GAK SIIIII, aku pengen ngobrol deh sm kalian semua 😭

Being in the future : We Are Back A LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang