19

10 3 0
                                    

DRINGGG!

Dering handphone milik woozi bebunyi. Entah siapa yang mengirim pesan kepada nya. Woozi hanya membiarkan saja dan memfokuskan dirinya kepada acara keluarga dadakan mereka ini.

Sungguh woozi sangat tidak suka acara seperti ini. Acara yang sudah dua tahun lalu ia hindarkan tetapi entah kenapa acara ini terjadi lagi. Mau tidak mau woozi mengikuti acara ini.

"Jadi begitu.." ucap salah satu seorang pria paruh baya yang duduk di depan woozi dengan senyuman yang tulus.

"Kalian atur saja. Saya yang akan mengurus selebihnya" ucap perempuan yang duduk bersama bunda nya yang woozi panggil dengan panggilan Tante.

"Woozi liatkan anak Tante dulu ya? Dia di luar sama kakak nya" ucap Tante tersebut. Tentu saja woozi tak bisa menolak ucapan itu. Kedua orang tua nya sudah menatap tajam ke arah nya.

"Iyaa" jawab woozi malas dan pergi dari sana.

Jujur yang ia inginkan saat ini adalah pergi dari sini. Sangat muak melihat kedatangan tamu yang tak di undang ini. Dan juga gara gara mereka Rara pulang di antarkan supir nya. Rencana woozi mah waktu mau nganter Rara pulang, mau pergi jalan jalan dulu. Tapi rencana yang ia rancang dadakan itu hancur seketika.

"Lu kenapa disini sih?" Tanya woozi tak senang kepada perempuan yang bersama anak kecil itu.

"Gue pengen lu bahagia kak" ucap perempuan itu.

"Ya gak gini juga. Gue gak bakal bahagia kalau kek gitu asal lu tau!" Ucap woozi.

Setelah mengatakan itu, woozi pergi merebahkan dirinya di dekat ayunan di sana.

"Kak, gue cuma pengen lu bahagia. Gak lebih" ucap perempuan sudah berada di samping woozi.

"Serah lu. Gue capek" woozi mulai memejamkan mata nya. Capek sekali untuk hari ini.

***

Di perjalanan yang tidak ada tujuan ini, Rara hanya berjalan dengan langkah yang lunglai. Niat hati ingin meredakan amarahnya tetapi, seperti nya alam tak menyetujui nya.

Hari yang gelap beserta angin yang lumayan kencang, menerpa tubuh Rara yang tengah berjalan di tengah jalanan yang cukup sepi ini.

"GUE BENCI HIDUP GUE!" teriak seorang yang jarak nya tak terlalu jauh dengan tempat Rara berdiri.

Niat hati ingin membiarkan orang itu, tapi apalah daya. Suara itu selalu terdengar dengan kalimat yang sama.

Dengan langkah yang letih, Rara pergi menghampiri orang tersebut.

"Lu kenapa?" Tanya Rara tanpa basa basi.

Lelaki.

Itu yang Rara liat. Ia kira yang berteriak itu Seorang perempuan. Ternyata itu lelaki.

"Lu kenapa?" Tanya Rara sekali lagi.

Lelaki yang awalnya hanya menunduk langsung melihat keatas lebih tepat nya ke arah Rara.

"Gak usah sok kasihan. Gue benci tatapan itu" ucap nya ketus.

"Ya udah sih. Tapi tampilan itu gak usah kek gembel Napa?"

"Sedih boleh, stres boleh, tapi jangan sampe gaya lu kek gembel gitu lah"

"Entar di kira orang gila terus di angkat ke RSJ mampus lu" ucap Rara.

"Walaupun lu stres atau apalah itu, setidak nya lu kudu jadi manusia estetik gitu kek gue. Pesion neble gitu" ucap Rara dengan mengibaskan rambut nya.

KETOS VS KAPTEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang