15

12 5 0
                                    

Dengan langkah besarnya, Rara yang di dampingi oleh Chaila berjalan menuju kantin. Dengan mata yang tidak terlalu sipit dan juga tinggi yang pastinya lebih pendek dari Dino, Rara berusaha mencari keberadaan orang tersebut.

Ya walaupun ketemu gak bakal dia hampiri sih. Kena nanti Rara sama pens pens nya ketoss.

"Mana sih anjirr!" Kesal Rara.

"Lu nyari kayak gitu gak bakal ketemu!"

"Orang serame ini, mana Keliatan Lahh!"

"Biarin aja dulu tuh handphone lu. Makan kita ayukk" Chaila langsung menarik tangan Rara saat melihat meja kosong yang tempat nya mantap banget.

"Bu, nasgor nya satuu" ucap Chaila sedikit teriak.

"Asyiaapp!"

"Lu gak mesen gitu?"

"Gak" ucap rara, kemudian menidurkan kepalanya di meja makan tersebut.

"Hmmm. Tidor Mulu, nanti gue tinggalin mampus Lo!"

"Sakit anzing!"

"Bodo! Mau lu tinggalin gue kagak peduli!" Rara kembali menidurkan kepalanya di atas meja. Tetapi baru beberapa detik saja, ada seseorang yang memegang kepala Rara. Tentu saja membuat perempuan ini marah. Mana handphone nya belum balik lagi.

"Apa lagi sii?!" Kesal Rara. Sesaat kemudian, Rara diam mematung.

"K-kak?" Ucap Rara gugup. Sedangkan chaila tengah asik menontonnya dengan nasi goreng yang sudah ia pesan tadi.

"Bisa ikut bentar?" Ucap orang tersebut.

"B-bisa" jawab Rara yang masih gugup.

'mampuz lu! Sapa suruh di hari pertama kagak latihan!" Batin Chaila bahagia.

Orang tersebut membawa Rara ke area yang lumayan jarang di kunjungi oleh anak anak pada umumnya. Biasanya ruangan ini di pakai kalau ada acara penting aja. Tapi kadang di pake sama anak anak yang suka ketenangan sih.

Aula.

"Kenapa yah kak?" Tanya Rara yang masih takut takut.

"Kenapa gak pergi latihan kemaren? Kan udah di bilangin sama lili kan?" Kata Mingyu dengan dingin. Ya Mingyu.

"M-maaf kak. Saya ketiduran di kelas" ucap Rara menunduk. Padahal waktu di rumah Dino, Rara gak kek gitu tuh sama Mingyu, malah Mingyu yang gugup sama Rara waktu itu. Eh sekarang malah kebalikan nya.

"Ohhh, ya udah. Ini handphone nya" ucap Mingyu dengan memberikan benda pipih kepada Rara.

Rara yang awalnya menunduk dan memainkan jari nya, seketika kaget. Kok handphone nya ada sama manusia setinggi harapan ini?.

"Woozi yang nyuruh gue kemarin. Dia hari ini gak datang ke sekolah. Jadi dia ngasihin handphone itu ke gue" ucap Mingyu seakan akan tau apa yang akan di tanyain sama Rara.

"O-okey?" Ucap nya masih bingung.

"Oh ya, gak usah gugup gitu ngomong sama gue elahh"

"Kek Ama siapa aja" ucap Mingyu niat mencairkan suasana.

"M-makasih" ucap Rara. Entah kenapa kalau ngomong bedua kek gini Rara gugup banget.

"Masama. Besok kita latihan"

"Jangan sampe gak pergi lagi yaa"

"Dan juga makasih waktu itu lu udah ngobatin luka gue"

"Makasih ya Cylin?" Ucap Mingyu dengan senyuman.

KETOS VS KAPTEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang