-PHI TUE LEE KOUR-

158 27 63
                                        

Diluar ruangan Yati dan Handoko ngobrol berdua tepat di ruang makan rumah Anna, para tetangga banyak menanyakan perihal pernikahan Anna yang mundur esok hari, Kak Kemal menjelaskan pengunduran acara karena mendadak Mama dari pengantin pria sedang sakit, karena jarak dari Jawa Timur menuju Jawa Barat lumayan jauh jadi mereka semua bisa menerima dan tidak berfikiran aneh, meski ada beberapa orang yang berfikir macam macam.

"Han.. Semenjak kejadian itu kalian dimana??? Kenapa nomer kalian gak bisa dihubungin keduanya?? " tanya Yati

"Semenjak kejadian itu, keadaan Laya benar benar memprihatinkan Yat, , tak ada sesuatu apapun yang mampu masuk dalam mulutnya, , dia hanya memeluk.. menciumi... Dan menatap bayi nya 'Sagara kecil'.... Aku mengajak keduanya tinggal di daerah Surabaya sambil mencari bagaimana caranya untuk bisa merawat mereka berdua, terlebih lu tau sendiri kan Yat.. Gw sudah dokter vonis mandul.. Lu inget kan saat itu gw udah bersiap untuk menikahi Vika.. tapi saat tau gw mandul dia mutusin gw... Lu inget kan??? "

Yati mengangguk mengingat ingat dan tetap mendengarkan cerita Handoko

" Akhirnya gw beranikan diri dengan menawarkan untuk sebuah pernikahan antara gw dan Laya... Awalnya Laya menolak tapi setelah gw jelasin alasannya dia pun menerima, , gw gak menuntut Laya untuk menerima gw sebagai suaminya, , karena gw paham dihatinya hanya ada Merry.... Pernikahan saat itu hanyalah sebuah formalitas buat gw supaya bisa menjaga sahabat gw dan anaknya... "

"Terus, , keluarga lu gimana Han??? Kan seinget gw lu masih turunan salah satu keraton di daerah Solo bukannya sangat menjunjung tinggi adat ya??? Gimana caranya lu nikahin wanita yang sudah punya anak??? "

"Disana benar benar nyali gw di uji Yat... Gw udah siap dengan apa yang akan terjadi, , Romo gw dengan tegas menolak Laya dan anaknya, , tapi setelah beberapa hari Romo dan Ibu mendengar selentingan obrolan orang orang tentang gw yang gagal nikah karena calon pengantin gw tak bisa nerima gw mandul... Dan itu sangat memalukan bagi keluarga gw, , karena sejatinya  yang ditunggu orang tua oleh anak laki2 nya itu adalah keturunan, , sejak saat itu Romo dan Ibu mencari keberadaan kami bertiga... "

"Kami tinggal di kos kosan murah dan sangat kecil, kehidupan  kami hanya berfokus pada susu Bayi mungil itu, , tak jarang kami makan hanya nasi putih dan kerupuk saja demi Sagara... "

"Tau bahwa bayi kecil yang gw kenalin sebagai anak gw adalah laki laki... Romo gw langsung senang, , memeluk gw dan Laya, , menciumi Sagara kecil dan langsung memboyong kami ke Solo, , dua hari kemudian disebarkan kabar bahwa pernikahan antara gw dan Laya akan berlangsung, , didepan banyak orang Romo gw menjelaskan bahwa dia mengijinkan gw nikahin perempuan jika gw bisa menghamilinya, , itu sebuah keuntungan bagi gw yang nyata gak bisa memiliki anak, , Laya pun menangis melihat anaknya di Raja kan disana.... Tapi tetap Yat... Pikiran dia selalu ke Merry... "

Yati masih dengan seksama mendengarkan sambil meminum segelas air putih di depannya.

"Lu juga tau kan gimana sayangnya Laya terhadap Merry??? dia selalu menempatkan kebutuhan dan kebahagiaan Merry jauh diatas kepentingan dia sendiri, , semua keperluan Merry dia siapkan, , Malam  Pertama pernikahan kamipun, , Laya bertanya lagi apakah Merry sekarang, , sudah makankah dia??? Sehat sehatkah dia???? Gw suruh Laya hubungin Merry... Tapi Laya menolak, , karena perjanjian yang sudah ia sepakati dengan Kakak Merry. "

"Hah??? Perjanjian??? Trus... Trus??? "

"Iya perjanjian... Inti dari perjanjian itu kalau masih Laya dan anak bayi itu ada dikehidupan Merry, , maka  Bayi itu akan dihabisin di depan mata Laya... Dan juga akan menyiksa Merry.... Dia tau bahwa rasa sayang Laya terhadap Merry itu sangatlah besar, , jadi dia menggunakan cara itu agar Laya mau menjauhi Merry... Tanpa ia ketahui bahwa Merry juga tak akan bisa memiliki keturunan setelah pengangkatan rahim saat kelahiran Sagara... "

Ayang KandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang