Adna dan Hubungan di Masa Lalunya

64 11 0
                                    

Dia tak menjawab pertanyaanku itu hingga kami masuk ke sebuah ruangan yang ternyata.

"Ini semua adalah karya-karya gua." Ucapnya sambil berputar-putar di sekeliling kamar tidurnya yang di penuh begitu banyak lukisan di canvas dan di dinding.

Kepanikanku mulai meredah ketika melihat lukisan-lukisan miliknya, Jujur aku sudah menduga bahwa dia juga seorang seniman, hal itu benar-benar terasa dengan hanya melihat dirinya.

"Menarik..." Ucapku di dalam hati.

Lalu aku banyak bertanya seputar apa makna dari beberapa lukisan yang terpampang di sana, namun,

"Menurut gua Kaa, lu gak perlu cari tahu melalui perspektif apa sang pelukis membuat sebuah karya, karena liarnya asumsi atas perbedaan perspektif itu lah yang membuat sebuah seni jadi menarik."

Jujur saja walau pendapat kami tentang hal itu berbeda, tapi aku benar-benar tertarik dengan pola fikirnya.

Lalu ia mengambil satu lukisan di bawah kasurnya yang di tutupi kain putih, ia pun mendirikan lukisan itu di peyanggah kanvas dan menarik kain itu seraya berkata,

"Ini adalah lukisan yang seharusnya mengisi tahun angkatanku di pameran tadi."

Aku terpukau sekaligus menyadari ada sebuah keterikatan antara lukisan itu dengan lukisan yang di buat oleh "Puma Alex Candra" yang menarik perhatianku di pameran tadi.

"Hah? Kok lukisan lu mirip yang di pameran tadi?" Tanyaku saat itu yang merasa kebingungan.

Lalu dia mengambil sebotol minuman dari atas laci kecil di samping tempat tidurnya itu, ia membukanya dan langsung meminumnya,

"Duggan lu di motor tadi memang benar, Alex adalah mantanku, kami berpacaran selama 4 tahun dan berakhir di tahun pertama dia masuk ke kampus yang sama dengan gua, Lukisan yang ia buat itu memang lahir dari rasa penasaran atas makna dari lukisan ini." Ucapnya dengan nada yang tiba-tiba membuat suasana jauh lebih serius.

Aku yang saat itu berdiri, di minta untuk duduk di sampingnya yang saat itu berada di atas kasur menatap tegas ke lukisan itu,

"Alex sudah sangat akrab dengan keluargaku terutama dengan Mamih, dahulu dia berada di angkatan yang sama dengan gua, namun karena nakalnya yang tidak karuan membuatnya harus tinggal kelas, meski begitu dia sebenarnya anak yang pintar, dia juga yang membantu gua belajar untuk keterima di kampus gua sekarang, dan sejak pertama kali Mamah berkenalan dengannya, bagi Mamah dia merupakan anak laki-laki baik yang sangat sempurna dalam membawa gua ke arah hal-hal baik, dan berhasil membuat gua sembuh dari kejadian kelam yang menimpa keluarga kami sebelum datanganya Dia ke dalam hidup gua, karena hal itu Mamih tidak pernah mau melaporkan Alex ke polisi, Mamih masih sangat ragu dan bingung untuk bertindak tegas ke Alex." Ucap Adna.

"Kalau Alex sebaik itu, kenapa tadi dia kasar sama lu?" Tanyaku yang semakin penasaran dengan ceritanya.

"Aku hampir gila atas kejadian yang menimpa keluarga kami dulu, Alex memang berhasil membuatku membaik dan meredahkan trauma itu, tapi yang Mamah tidak tahu adalah bagaimana cara Alex melakukannya, aku yang saat itu lugu dan kehilangan semangat hidup selalu menuruti semua ajakan Alex yang saat itu bilang akan membuatku sembuh, terhibur dan ceria kembali."

Awalnya aku menerka bahwa Alex akan mengajarinya minum-minum atau bahkan memakai narkoba untuk menghapus sesaat memori-memori buruk seputar masa lalunya. Namun,

"Waktu itu kami masih berada di liburan menjelang masuk SMA, di umur kami yang masih remaja itu Alex membawaku untuk melakukan hubungan Sex, dia bilang bahwa Sex akan berdampak sehat ke dalam fikiran, seperti relaksisasi dan pengurangan fikiran stress, saat itu gua memang sudah sangat percaya dan nyaman dengan Alex, karena dia siap menemani, membantu serta menghibur tanpa pernah memaksa gua bercerita tentang apa yang terjadi kepada keluargaku di masa lalu yang kelam itu, saa itu dia menerima dengan lapang dada ketidaksiapan gua dalam menceritakan apa yang menyebakan trauma itu ada, dan dengan hal itu gua mau menerima dan siap melakukan kapan pun ia mau, singkat cerita kami benar-benar melakukannya, dan itu menjadi sangat sering dalam tahun-tahun kami berpacaran, walau itu buruk tapi jujur saja hal itu benar-benar berhasil dan membuat gua perlahan-lahan dapat melupakan masa lalu gua yang kelam itu." Ucapnya sambil terus meneguk minuman itu.

Laki-Laki Lebih dari Perempuan (Dalam Hal Patah Hati)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang