"Dari awal kita kenal, lu itu kelihatannya kurang dekat dengan musik...padahal rasa bahagia yang terakhir Papah lu berikan itu di balut musik juga...benar kan?? Headphone dan Walkman itu...ingat gak?.." Ucapku.
Sontak ekspresi wajah Ratna pun berubah dan senyumnya mulai datang perlahan-lahan..
"Masih ingat musik apa yang Papah lu putar di Walkman itu?" Tanyaku.
Dengan wajah yang tiba-tiba begitu bahagia ia berkata,
"Gua gak tahu band apa itu.." Ucapnya menyeringai.
"Yahh sayang banget.." Ucapku tertawa kecil.
Lalu ia berfikir seraya menatap ke langit kamarnya itu..hingga beberapa saat kemudian senyumnya melebar seraya bersenandung dengan lirik yang tidak begitu jelas.
"Tahu gak?" Ucapnya.
Menanggapinya itu aku sontak menggelengkan kepala..
"Yahh Sorry..Gua gak tahu.."
Lantas ekspresinya berubah kembali, dia menggigit kukunya dan berdiri lalu berjalan ke arah jendela dan membelakangiku menatap ke luar.
Laluu.....
Aku berjalan mendekatinya dan memasangkan salah satu earphoneku yang telah tesambung dengan handphoenku yang saat itu telah terputar lagu yang ia maksud dalam senandungnya, dalam cahaya yang remang-remang itu, dia berbalik dan kembali menatapku dengan senyum yang sangat menggambarkan perasaan bahagia, dengan pelan aku berkata,
"This is Lithium by Nirvana." Ucapku tersenyum menatapnya.
Dapat aku rasakan kerinduan yang ada di dalam matanya, mungkin dia benar-benar bernostalgia saat itu, kepalanya mulai bergerak mengikut irama dari musik yang mengalun hingga matanya terpejam seraya meneguk minumannya itu.
Lagu "Lithium" dari Nirvana itu di awalai dengan tempo yang tenang hingga beranjak keras di bagian Reff-nya, makna lagu ini pun begitu dalam karena bercerita tentang sebuah usaha meyakinkan diri untuk tetap kuat menjaga kewarasan dan kemauan untuk membunuh dirinya sendiri.
Aku fikir malam itu kami berdua akan di datangi gangguan-gangguan yang sering kali datang menghantui fikiran kami, namun nyatanya tidak satupun dari kami yang mengalaminya, aku hanya mabuk dan merokok melihat Perempuan yang sepertinya telah jatuh cinta terhadap musik dari Nirvana, Adna benar-benar lepas bergerak kesana dan kemari mendengar musik yang bahkan dia pun tidak hafal liriknya, namun malam itu dia benar-benar menikmatinya,
"Terimaaa....kasihh...Sakaa." Ucapnya berlari memeluku dengan tawa serta senyum yang begitu menggambarkan kebahagiaan.
Lalu malam itu tetap kami akhiri dengan berhubungan Sex, Adna bilang bahwa dia mau menangani diriku yang saat itu sedang dalam masa kecanduan terhadap hal itu, selain itu, dia juga berkata bahwa sejak lama dia memang sangat amat ingin merasakan diriku,
"Sulit dapat kesempatan main sama brodong..." Ucapnya bercanda lalu tertawa.
Sebuah ungkapan agak seram itu entah kenapa tampak pantas keluar dari mulut perempuan seliar dirinya, namun di malam itu aku menemukan sebuah rasa yang benar-benar luar biasa dari dirinya.
"Gilaa....apaa-apaan ini?!" Ucapku di dalam hati karena takjub atas semua hal yang ia lakukan saat berhubungan sex bersamaku.
Semua hal yang Adna lakukan saat melakukan hal itu benar-benar tidak dapat ku jelaskan, cara ia merubah suasana, suaranya, gerakannya, serta wajahnya yang masih terlihat jahat itu berhasil membuat seluruh tubuh dan fikiranku seakan di terbangkan, di dalam hawa panas tubuh kami, dia benar-benar mendominasi dalam hubungan itu, seakan-akan tiada hal yang kurang memuaskan dalam hubungan di malam itu, benar-benar hal yang tepat untuk mengakhiri malam panjang yang begitu di penuhi perasaan suka dan duka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laki-Laki Lebih dari Perempuan (Dalam Hal Patah Hati)
Teen FictionKeberuntunganku dalam hal percintaan malah membawaku terjebak oleh sesuatu yang sering kali datang merusak dan menganggu ke dalam hati dan fikiran, dimana hal itu perlahan-lahan mulai membuatku hancur dan kehilangan seluruh hal berharga di dalam hid...