Pertemuan Sederhana

102 14 0
                                    

Pagi hari pun tiba, sorotan cahaya baskara telah memaksaku membuka mata, aku beranjak dari kasur dan segera mematikan lagu yang ku putar semalaman penuh di komputerku itu, hingga tiba-tiba terdengar bunyi notifikasi masuk ke handphoneku,

"Sakaa..hari ini gua mau pergi." Pesan dari Arnel.

Aku langsung tersenyum ketika membaca pesan itu, karena ini pertama kalinya dia memberitahukanku kegiatannya.

"Memang Mau Kemana?" jawabku.

"Mau bantu persiapan pesta ulang tahun di rumahnya Wulan." Jawabnya.

Menurutku hal yang datang di pagi hari ini adalah kemajuan dan hal itu membuatku semakin percaya diri.

"Mau di antar gak?" Tanyaku.

Beberapa saat kemudian, dia mengirimiku sebuah screen shot ruang chat antara dia dan temannya Cassandra,

"Gak bisa, gua di jemput Sandra karena udah janji mau nganter dia ngambil kue, kalau pulangnya aja gimana? mau?"

"Hah? Mau lah..kabarin aja nanti." Ucapku tersenyum bahagia.

Isi dari percakapan sederhana itu benar-benar membuatku tersenyum di sepanjang hari, sampai-sampai,

"Nih anak narkoba kali ya." Ucap Mamah membual ketika bingung melihatku yang tak henti-henti tersenyum saat sarapan bersamanya di meja makan.

Hal seperti itu terjadi seharian penuh hingga tiba pesan dari Arnel yang berisi share lokasi rumah Wulan, lantas aku langsung bergegas mandi dan bersiap-siap tanpa menyadari bahwa masih ada satu pesan yang belum sempat ku baca.

"Itu lokasinya ya Kaa, Gua pulangnya agak malam, sekitar jam 09."

Dalam keadaan masih menggunakan handuk dan setengah basah itu, aku membaca pesan yang sebelumnya terlewat.

"Aduh masih lama ya?" Ucapku di dalam hati serta menertawakan diriku sendiri.

Namun karena semangat yang sudah menggebu-gebu membuatku memutuskan untuk pergi ke sebuah warkop yang searah dengan lokasi rumah wulan, aku singgah di sana memesan kopi seraya menunggu waktu menunjukan pukul 9 malam, setelah menghabiskan beberapa gelas kopi dan cemilan, membuatku menjadi bosan dan mulai merasa ngantuk, hingga tiba-tiba

"Sakaa..."

Tegur seseorang menepuk bahuku ketika baru saja meletakan kepala di atas meja.

"Hah?" Ucapku seraya memalingkan pandanganku kearah orang itu.

Sontak aku terkejut melihat wajah orang itu yang ternyata,

"Lohh Vivii.." Ucapku.

Dia adalah mantan pacarku ketika aku masih kelas 1 SMA

"Lu ngapain di sini??" Tanya ia seraya tertawa.

"Hah? Lu ngapain di sini?" Jawabku tidak fokus karena rasa kantuk belum sepenuhnya pudar.

"Ihh..Malah nanya balik, rumah gua kan emang deket-deket sini, masa lupa? Padahal sering jemput dulu." jawabnya.

"Hah??" jawabku sambil melihat sebuah buku yang ia pegang.

"Lu lagi ngapain di sini? pasti sendirian ya?" Tanyanya Vivi.

"Iya gua sendirian, gak ngapa-ngapain," Jawabku kaku.

"Dih.. masih Aneh aja, kenapan sih sendirian mulu kalau nongkrong? Gua temenin aja deh ya?!" Jawabnya,

Lalu dia meletakan barang bawaannya di atas mejaku serta langsung memesan secangkir kopi serta 1 bungkus rokok.

"Bang kopinya samaain sama si aneh ini ya!" Ucap dia kepada penjaga warkop seraya menunjuk diriku.

"Hah?" Ucapku dengan wajah bodoh menatapnya.

Laki-Laki Lebih dari Perempuan (Dalam Hal Patah Hati)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang