Lalu dari sana kami resmi berpacaran, dan menghabiskan malam yang tadinya sendu itu dengan mengobrol panjang seputar pribadi kami masing-masing.
Hubungan kami pun berjalan lancar, dan kami tahu bahwa semua hal yang ada pada diri kami itu berlawanan, tapi sungguh di luar dugaan, semua hal itu seakan sirna oleh usahanya dalam mengimbangi diriku, aku yang tadinya mengira hubungan ini tidak akan berjalan lama, malah merasa begitu nyaman karena cara ia mencinta yang sangat berbeda dengan persona tomboi-nya itu, dia yang cerewet itu sangat pandai membuatku nyaman untuk terus bicara, dia juga jadi lembut, lucu dan cukup manja, hingga perlahan rasa cinta kami menjadi seimbang dan membuat semua terasa begitu menyenangkan dan indah.
Namun saat kami sudah memasuki bulan ke-dua dimana aku sudah mulai merasa nyaman dengan dirinya, akhirnya ku temukan masalah yang datang dari kehidupan dia, dengan banyaknya teman laki-laki yang ia punya, kemanapun kami pergi, selalu saja ada yang mengenali dia, baik teman, mantan gebetan maupun mantan pacarnya, awalnya aku bisa mewajarkan semua itu, tapi semakin sering hal itu terjadi, entah bagaimana menjelaskannya tapi aku sangat-sangat merasa risih akan hal tersebut, dan atas keresahan itu aku dan dia mulai menemukan masalah yang kami pertengkarkan, ternyata dia juga sadar bahwa aku tidak suka dengan hal tersebut,
"Gimana caranya gua ngerubah hal dari masa lalu? Mereka sudah mengenal gua lalu gua bisa apa? Intinya kan gua sekarang milik lu Kaa." Pembelaan darinya yang sebenarnya aku tahu sangat amat benar.
"Gua ga tau Ratt, tapi berat banget nerima itu semua" jawabku yang saat itu di landa kebingungan.
"Lu harusnya berfikir dewasa Kaa, lu kan udah tahu hidup gua dari sejak awal lu mau sama gua." Ucapnya.
"Iyaa, tapi ga sesimpel itu membiasakan diri." Jawabku.
"Ahh terserah lu deh." Ucapnya.
Pertengkaran yang ku buat itu membuat kami tidak berkabar selama beberapa hari, entah aku yang kekanak-kanakan atau memang hal seperti itu sangat sulit di terima, tapi bagiku itu membuatku merasa begitu kesal dan cemburu, di tambah lagi dengan ada beberapa nama panggilan Ratna yang mereka sebut dan aku tidak pernah mengetahui hal itu, aku bingung, rasanya seperti aku tidak mengenal pacarku sendiri.
"kami memang berbeda"
hanya itu yang ada di kepalaku, semua hal tentang dia yang ku ketahui sedari awal tak pernah ku sangka akan seberat ini dampaknya, hingga lagi-lagi aku harus menuangkannya ke dalam tulisan.
Bulan 2
Engkau dapat sedamai pagi, sesegar embun nya dan setenang fauna bersuara, dan kau pula pantas menjadi malam, semerbak laksana angin dan remang yang membutakan dunia, namun entah apa yang kau fikirkan, kau lebih memilih menjadi siang, memaksa telinga merindukan nada damai dan ramah menyapa panasnya sang surya, kau fikir apa yang kau raih? jikalau ada, kau harus percaya bahwa aku tidak pernah menyeganinya.
Egoku di kala itu menuntutnya untuk bisa menjadi lebih tenang dan mengurangi kebiasaannya untuk kumpul bersama teman laki-lakinya, aku tahu itu sangat kekanak-kanakan, namun aku menemukan dirinya yang sangat amat baik dan tenang terhadapku layaknya pagi dan malam, namun kehidupan dia yang yang ku umpamakan menjadi siang, tidak mengalami pengurangan dan bahkan di sela kami tidak berkabar itu, dari story instagramnya dia memposting sedang mengikuti event besar komunitas Vespa, aku yang merasa tidak di hargai dan di dengar sangat merasa sedih dan kecewa, dan merasa bahwa hubungan ini benar-benar tidak akan bertahan lama.
Lalu suatu hari, tiba sebuah pesan dari Instagramku,
"Sakaa."
Aku melihat pesan itu yang ternyata datang dari akun Phony yang merupakan kakak dari Ratna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laki-Laki Lebih dari Perempuan (Dalam Hal Patah Hati)
Genç KurguKeberuntunganku dalam hal percintaan malah membawaku terjebak oleh sesuatu yang sering kali datang merusak dan menganggu ke dalam hati dan fikiran, dimana hal itu perlahan-lahan mulai membuatku hancur dan kehilangan seluruh hal berharga di dalam hid...