Perayaan Kecil

55 10 0
                                    

Aku sebenarnya sudah membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi nanti, namun aku sudah terlanjur setuju untuk ikut mereka dan tidak dapat menghindar lagi.

Singkat cerita kami tiba di sana, Apartemen mewah itu cukup besar untuk kami yang ber-12 itu, lalu Patrick mulai mengeluarkan beberapa botol minuman yang aku pun tidak tahu di dapat dari mana, Adel memutar musik santai untuk membangun suasana santai di pesta kecil yang kami lakukan itu,

"Puas banget yaa setiap selesai acara gini." Ucap Arul dan membaringkan tubuhnya ke sofa di ruang dimana kami berkumpul.

Lalu kami semua duduk memutar dan bersulang atas keberhasilan hari itu, kami berbagi cerita dan kesan masing-masing terhadap acara itu sampai kami semua mulai merasakan suasana mulai agak berbeda, mulai banyak candaan dan godaan yang terlontar dari insan ke insan, botol demi botol telah di buka hingga kondisi di sana mulai berantakan dan terpencar-pencar,ada yang sudah tidur, ada yang masih sibuk karaoke, sementara aku masih terdiam duduk di sofa yang sama dan melanjutkan satu botol minuman yang tersisa, saat itu aku terlalu banyak fikiran dan membuatku jauh lebih kuat dari biasanya, hingga,

"Gua masih mau." Ucap Adel membawa semangkuk Chips dari dapurnya.

Adel pun duduk di sebelahku lalu bersandar ke bahuku.

"Kaa?" Ucapnya.

"Apa?" 

"Gua tahu sesuatu terjadi dengan lu." Ucapnya lembut.

Aku hanya terdiam menatapnya,

"Kalian baru putus ya?" Tanya Adel.

Aku terdiam.

"Masih mau minum kan?" Ucapku sambil memberikan gelas yang sudah ku isi minuman untuknya.

Lalu dia bangun dari sandarannya lalu menatap mataku seraya tersenyum, dan langsung merebut botol minuman yang saat itu masih ku genggam,

"Cheers" Ucapnya menyodorkan botol itu ke arahku dengan mata yang agak berbeda.

Aku tersenyum dan mengetuk gelasku ke arah botolnya.

Dapat aku pahami apa yang telah ia rencanakan, hal itu begitu jelas dari gerak gerik dan tatapannya, namun kini aku tak takut, kini aku sudah tidak lagi takut dengan suasana seperti ini, bahkan kini aku ingin mengikuti alur darinya.

Waktu berlalu dan suasana di sana semakin tenang karena semua orang di sana telah tertidur, aku dan Adel mulai membicarakan hal-hal yang semakin dalam, kala itu sekitar pukul 03 pagi,

"Lu tahu gak sih Kaa? Berita soal lu ketua penggerak angkatan tuh udah tersebar loh, lu udah ga bisa sembunyiin diri lu lagi." Ucapnya.

"Gua gak pernah menginginkan hal itu." Ucapku.

Adel tertawa.

"Kami semua tahu itu, dan menurut gua itu yang buat lu berbeda." Ucapnya perlahan menggengam tanganku.

Aku terdiam menatapnya.

"Gua gak ngerti deh.....Gimana bisa seseorang menjadi pusat perhatian banyak orang? Padahal dirinya gak pernah menginginkan hal itu....aneh." Ujarnya.

Aku masih terpaku mendengar ucapanya itu.

"Gua senang bisa sedekat ini sama lu, karena percaya gak percaya mungkin banyak orang yang mau berada di posisi gua sekarang." Ucapnya sambil menuangkan sisa minuman itu ke gelasku.

"Maksudnya?" Ucapku seraya meminum dari gelas itu.

Adel hanya tersenyum.

Sesaat setelah meminumnya, tiba-tiba hal yang terjadi pada diriku kemarin telah kembali lagi, semua hal-hal yang menyiksa itu kembali merasukiku, hening suasana di sana seakan menusuk telingaku, pandanganku mulai kabur dan kepalaku mulai terasa sangat berat.

Laki-Laki Lebih dari Perempuan (Dalam Hal Patah Hati)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang