Semua Telah Berakhir

43 6 0
                                    

Pada akhirnya, semua hal yang ku abadikan di dalam hati tidak di terima dengan baik oleh dirinya, semua rasa sedih, penyesalan dan cinta yang mengalir ke dalam karya seni itu seakan tidak ada artinya lagi, semua itu bagai memudar dan larut bersama rintikan hujan yang membasuh bumi pagi itu, kini aku paham atas apa yang telah terjadi dengan hidupku, semua hal yang ku ciptakan bersama naluri cinta di kegelapan, sudah tidak dapat membuat hidupku kembali seperti dulu, dan semua orang yang dulu pernah dekat denganku tidak akan melihatku sebagai Saka yang sama lagi, dan hari yang sendu itu akhirnya menyadarkanku, bahwa jangankan membawa Nella kembali, membawa diri ini seperti dulu saja, aku tidak mampu.

"Semua telah berakhir..."

Duka atas nama cinta yang di persembahkan semesta ke dalam hidupku, telah merubah segalanya, seakan-akan semua rasa senang dan keberuntungan yang dulu sering ku dapatkan, telah tertarik bagai karang yang perlahan-lahan terseret oleh ombak, kini aku tahu bahwa mungkin sekarang sudah waktunya aku tenggelam, sudah waktunya laki-laki ini menghilang ke dasar laut yang gelap, hingga tiada satu orang pun yang dapat melihatnya lagi.

Hari itu kesedihan rupanya membawaku mengingat segala sesuatu yang telah terjadi di dalam hidupku, memutar kembali semua perasaan yang ku dapatkan dalam kisah percintaan yang pasang surut itu, hari itu aku mengemas dan menyatukan semua kisah cinta yang berupa-rupa , dimana ragam rasa itu akhirnya membawaku pada titik dimana kehidupan terasa tidak memiliki warna lagi, bahkan hari itu aku memohon untuk di berikan setitik saja warna putih, karena gelap yang sebelumnya selalu terasa damai, sudah menunjukan jati diri sebenarnya.

Kejadian pagi hari itu telah membuatku terdiam dan kembali mengurung diri di dalam kamar hingga malam datang, gemuruh petir dan riuh hujan benar-benar tak jerah menghujam bumi hari itu, di dalam kamar yang gelap menatap layar komputer dan merenungi beberapa jenis karya seni yang telah ku ciptakan sepenuh hati, walau hari itu aku tahu bahwa semua hal itu tidak ada artinya lagi,

"Lalu apa maksudmu berkata bahwa kau ingin abadi di dalam hatiku Nell?"

Kebingungan dan keputusasaan yang di balut dengan rasa sakit hati di malam itu, membuatku benar-benar tidak dapat menangis lagi, rasanya sakit sekali menyadari bahwa semua perasaaan itu sudah tidak dapat di tuangkan ke dalam bentuk apapun, hingga tiba-tiba aku menemukan sebuah folder yang berisi banyak sekali foto ketika aku masih dekat dengan Adna,

"Bunga mawar baccara ya? Apa hal itu benar-benar tepat?" Ucapku setelah mengkhayalkan apa yang hatiku inginkan kala itu.

Setelah cukup lama berfikir, akhirnya aku memaksa diriku untuk keluar menembus hujan berangin yang menerpa malam itu, saat itu aku memutuskan memakai jas hujan namun bukan karena aku tidak mau basah terguyur hujan, tapi entah kenapa rasanya saat itu aku butuh handphone dan earphone untuk mendengarkan musik, ketahuilah ketika musik di putar di telinga serta tarian hujan menyentuh kencang ke arah wajahku, seakan-akan semua kemauan di dalam hatiku itu jadi semakin terbayang jelas.

"Mungkin ini yang terbaik." Fikirku ketika sudah pergi berkendara di bawah hujan.

Semua hal itu membuat perjalananku terasa begitu dramatis, rasanya hujan bagai ruang dan waktu yang memunculkan seluruh kejadian-kejadian berkesan di dalam hidupku, itu terus berlanjut hingga aku sampai di tempat tujuanku yang merupakan toko bunga,

"Iya Bu gapapa kok." Ucapku.

"Nanti bunganya basah loh Kak kalau gak di bungkus..." Ucap penjual bunga itu bingung.

Aku tersenyum,

"Memang itu kemauan saya Bu." Ucapku seraya membawa1 bucket bunga yang ku beli dan mengikatnya di atas motorku.

Wajah Ibu itu semakin kebingungan.

"Memangnya Kakak beli bunga ini buat apa? Bunga ini bukan bunga yang di peruntukan untuk menyatakan cinta loh kak...kakaknya tahu itu kan?"

Laki-Laki Lebih dari Perempuan (Dalam Hal Patah Hati)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang