Menemuinya Kembali

60 10 0
                                    

Namun Adel tidak terlalu memenuhi fikiranku, karena saat itu aku masih merasakan kehilangan dan kesedihan atas perginya Ratna dalam hidupku, hari-hariku kini terasa sepi dan hampa, mungkin karena sebelumnya dia selalu menjadi tujuanku di setiap hari, hampir semua hal di hidupku sebelumnya, pasti selalu ada dia.

Saat malam Pensi itu aku menyadari sesuatu, aku sadar bahwa selain kenangan indah, rasa kehilangan dan kesedihan yang Ratna tinggalkan, Ratna juga meninggalkan sebuah masalah yang ku kira itu sebuah bentuk "Kecanduan", Mungkin karena dulu sangat sering melakukan hubungan Sex dengannya, tubuh dan fikiranku ini seakan kehilangan satu hal yang biasanya di rasakan, hingga semua rasa itu menumpuk menjadi sebuah masalah yang menganggu diri ini, semuah hal yang sebelumnya membuat tubuh ini merasa tenang, seperti hendak tidur dalam kesunyian, sendirian di ruang yang gelap, malah menjadi titik termudah dimana gangguan-gangguan itu muncul, dan semua itu benar-benar memuncak Ketika aku di bawah pengaruh alkohol.

Sayangnya aku saat itu masih tidak bisa terlepas dari hal-hal seperti itu yang membuat semua gangguan-gangguan itu senantiasa muncul dan tak berhenti menyiksa tubuh dan fikiranku, aku benar-benar terjebak dalam kondisi yang membingungkan itu, hingga saat weekend kembali datang ku putuskan kembali menemui orang yang ku anggap telah memahami hal-hal yang membuatku gila ini.

"Apa aku siap bertemu dengannya lagi?" Ucapku di dalam hati.

Kala itu puku 07 malam aku datang kembali kerumah yang penuh kenangan itu, aku membendung rasa takut atas kesan terakhir yang dia berikan kepadaku, dengan berani aku menekan bel di rumah itu hingga tak lama kemudian akhirnya pintu besar itu terbuka,

"Ngapain??" Ucapnya terkejut seraya sinis ke arahku.

Saat itu aku terkejut melihat kondisinya yang terlihat tidak baik, matanya sembab dan rambutnya berantakan.

"Gua perlu bantuan Naa." Jawabku pelan karena masih di bayangi rasa takut.

Wajahnya marah.

"Lu mutusin semua koneksi kita dan sekarang datang mau minta bantuan??!" Ucapnya dengan nada yang agak sedikit tinggi.

"Ta..piii kan, gua kayak gitu karena hal yang lu perbuat ke diri gua." Ucapku menatap matanya.

Seketika Dia terdiam lalu mengajakku masuk ke ruang tamunya itu, dia teridam menggigit kuku beberapa saat setelah kami duduk di sofa,

"Dia kenapa?" FIkirku di dalam hati.

"Gua tahu, lu berfikir gua melecehkan lu kan?" Ucapnya.

"Yahh itu faktanya.." Ucapku pelan.

Lalu dia tertawa dan berkata,

"Emang ada ya pelecehan untuk Laki-laki? Bukanya Kalian suka itu?!!" 

"Malam itu juga lu diam aja.....Lu juga mau kan?!!!." Ucapnya dengan nada dan tatapan yang kurang nyaman.

Wajahku merengut.

"Lahh lu gak tahu apa yang gua rasain." Ucapku menentang ucapan Adna.

"Lu munafik bangs*at!!!" Ucapnya membentakku tiba-tiba.

Aku yang kesal sontak menggelengkan kepala dengan senyum,

"Kayaknya salah gua datang kesini." Ucapku lalu berdiri dan bermaksud pergi ke arah pintu,

Dia mengikutiku.

"Sakaa..." Ucapnya menarik lenganku.

Aku melepas paksa genggamannya itu dan kembali melangkah mendekati pintu keluar, hingga,

"Mamih meninggal Kaa." Ucapnya.

Ucapan Ratna itu sontak membuat langkahku terhenti, dan menoleh ke arahnya,

Laki-Laki Lebih dari Perempuan (Dalam Hal Patah Hati)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang