Kejiwaan dan Rasa Takutnya

52 10 0
                                    

Memang benar adanya jika malam itu membuatku sedikit merasa lebih tenang, namun aku sadar bahwa rasa tenang itu ada bukan karena menunaikan permintaan hati yang memintaku melepas beban atas apa yang terjadi di hidupku saat itu, selama ini aku hidup dalam kepercayaan bahwa energi atau perasaan seseorang itu dapat kita rasakan dari hal apapun, dan malam itu aku tidak merasakan bahwa Adel tulus ingin mendengarkan ceritaku, sepertinya dia hanya suka melakukan hubungan itu bersamaku.

Pagi hari pun tiba, sinar baskara telah menembus sela-sela tirai yang menghujam ke arah mataku, sinarnya hangat dalam suasana dingin di dalam kamar hotel itu, denyut nadi, aliran darah serta detak jantung tiba-tiba terasa kencang saat fikiranku kembali mengingat semua hal yang menimpaku akhir-akhir itu, tubuhku lemas terbaring sendiri tanpa busana,

"Sudah pergi ya?" Ucapku ketika menyadari bahwa Adel sudah pergi tanpa memberitahuku.

Tiba-tiba rasa kesepian seakan memeluk erat seluruh tubuhku kembali, hal itu membuatku menangis tenang di atas kasur itu, rasanya sakit sekali mengingat bahwa aku telah kehilangan semua hal yang begitu penting di dalam hidupku, pacar. teman, pekerjaan, dan kepercayaan banyak orang, semua masalah yang datang dalam waktu yang berdekatan itu benar-benar membuatku kehilang arah hidup,

"Sekarang aku harus apa?"

Aku pun membuka handphone dan melihat bahwa followers di akun instagramku semakin menurun jauh dari sebelumnya, aku juga melihat chat dari Patrick yang marah dan mengatakan bahwa aku telah membuat teman di angkatan sepakat untuk tidak mengadakan acara Prom Night yang sudah di dambakan banyak orang sebelumnya, Patrick sangat marah karena acara itu adalah mimpi utama seluruh penggerak angkatan.

"Sorry.." Ucapku membalas pesannya.

Rasanya aku di sudutkan di dalam kehidupan ini, seakan-akan semua orang berada di sebrang dan membelakangiku, tiada satu orang pun yang berjalan beriringan menuntun langkahku yang berat itu, dan aku pun merasa malu untuk menceritakan semua ini ke keluargaku, karena hal ini benar-benar bukan masalah yang ringan.

Singkat cerita akhirnya aku pulang ke rumah dan mengatakan alasan palsu tentang mengapa aku bisa di pecat dari pekerjaan, awalnya keluargaku tidak begitu mempermasalahkan diriku yang kehilangan pekerjaan itu, namun mereka mulai kecewa dan mendebatkan tentang aku yang menolak untuk kuliah, rasanya begitu sakit dan sedih ketika diriku tidak bisa mengatakan alasan sebenarnya mengapa aku kehilangan semangat untuk melanjutkan Pendidikan itu.

"Maaf Mah...Aku benci diriku sendiri." Ucapku di dalam hati ketika baru saja selesai dari perdebatan antara aku dan Mamah.

Setelah hari itu aku banyak mengurung diri di kamar, aku benar-benar terjebak dalam kehancuran yang merasuki hidupku saat itu, hariku hanya di isi dengan lamunan dan minum yang melebihi batas-batasku sebelumnya, namun efek mabuk itu sudah tidak membawaku ke gangguan-gangguan yang dulu sering datang kedalam fikiranku, hanya ada rindu yang datang ke kamar dan membawaku terbang ke tempat dimana hidupku masih baik-baik saja, keputusasaanku itu semakin parah ketika tubuhku sering merasa demam di beberapa malam, awalnya ku fikir itu hanya efek dari terlalu banyak minum alkohol, hingga suatu sore dimana aku baru saja terbangun dari tidur dan hendak buang air kecil, tiba-tiba aku merasakan rasa sakit yang begitu luar biasa di area vitalku.

"Hah? Ini apa??" Ucapku terkejut saat melihat ada cairan-cairan aneh yang berada di area celana dalamku.

Aku benar-benar panik dan ketakutan memikirkan apa yang sebenarnya terjadi dengan diriku lalu tanpa fikir panjang lansung pergi ke dokter tanpa memberitahu keluargaku.

sesampainya di sana Dokter melakukan pemeriksaan melalui urine dan darah serta pemeriksaan sampel cairan,

"Kamu ini sering sex bebas ya? Atau jajan-jajan gitu?" Ucap Dokter tersenyum.

Laki-Laki Lebih dari Perempuan (Dalam Hal Patah Hati)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang