Perempuan cuek itu bernama Arnelia Emma Chandra, perempuan yang tidak sengaja berjalan masuk kedalam hidupku yang sedang berada dalam masa kebahagiaanya, semua euforia itu terus berkembang bersama rasa keinginanku untuk dapat mengambil hatinya, karena Arnel adalah perempuan pertama yang membuatku merasa harus menekan sikap cuek hanya untuk menciptakan percakapan panjang dengan dirinya, aku sangat berharap kisah cintaku kali ini akan berbeda dan sisanya ku serahkan pada takdir Tuhan yang selalu ku percaya pasti selalu penuh kejutan.
Pada suatu hari di ruang chat antara aku dan Arnel.
"Nel, ketemu yuk?" tanyaku kepadanya
"Gamau." Jawabnya singkat.
"Hmmm...kenapa? Mungkin kita bisa ngopi atau makan di mana gitu?" Ucapku.
"Gapapa gua males keluar rumah aja." Jawabnya.
Sebenarnya aku tahu bahwa ajakanku ini akan di akhiri dengan penolakan, namun,
"Berarti kalau gua kerumah lu boleh?"
"Loh? Ngapain?" Jawabnya.
"Yah mau ketemu aja." jawabku membual sembarangan.
"Kaya lu berani aja kesini hahaha." jawabnya.
Ucapannya itu membuatku memikirkan sesuatu.
"Berani aja kok, mungkin di tunggu aja Nel hahaha." Jawabanku saat itu membual sembarangan untuk yang kedua kalinya.
"Maksudnya?" Ucapnya kebingungan.
"Hahaha,Pokoknya lu tunggu aja ya di rumah." Ucapku.
"Eh lu gatau rumah gua kan?!" Jawab Arnel panik.
"Takut banget Nell." Ucapku.
"Bukan gituu, gua cuma malu aja."
Lalu aku seperti mendapatkan ide setelah percakapan yang terjadi di hari Jum'at itu, aku terdiam memikirkan bualan yang sebelumnya ku katakan kepada Arnel, setelah di fikir-fikir aku sepertinya mendapat dorongan untuk membuat bualanku itu menjadi nyata, karena sepertinya itu adalah hal yang cukup unik, tanpa fikir panjang lagi aku pun memutuskan berusaha mencari tahu dimana rumahnya, hal seperti itu mungkin akan jadi peluangku untuk mendapatkan kesan atau perhatian lebih darinya, tanpa dia memberi tahuku lokasi rumahnya, aku akan datang dan sampai di sana besok malam, aku akan datang tanpa mengabarinya terlebih dahulu dengan maksud membuat dia yang kaku itu menjadi terkesan, fikirku.
Dalam waktu yang singkat itu, aku mencoba mencari tahu informasi lokasi rumah Arnel melaui Wulan dan Cassandra yang merupakan teman dekatnya, namun sepertinya mereka tidak mau membuat ini mudah dan memutuskan untuk tidak memberitahu secara detail, mereka hanya memberi tahu nama jalan daerah rumahnya dan menyebutkan 1 patokan yang saat itu kufikir tidak terlalu mudah untuk di temukan,
"Apa Arnel yang meminta mereka untuk tidak memberitahuku ya?" fikirku di dalam hati.
Aku sempat ragu bahwa aku tidak akan berhasil melakukan rencanaku itu, namun tiba-tiba aku teringat bahwa aku punya 1 clue dari foto kucing yang ada di postingan Instagramnya, sebelumnya Aku dan Arnel juga sempat membahas itu, dan dia mengirimkan beberapa foto seekor kucing lucu bewarna Oren yang ia beri nama "Anjing" , foto itu ddi ambil di depan rumah yang dindingnya bewarna putih, memiliki interior ukiran-ukiran topeng kayu di tembok serta dan ada satu sofa besar bewarna coklat di depan rumahnya, dia mau memberikan semua foto itu saat tahu bahwa aku juga sangat menyukai kucing, hanya saat membahas itu dia mau membalas pesan-pesanku lebih banyak dari biasanya, tapi aku tidak menduga bahwa hal sederhana itu akan menjadi clue tambahan dalam rencanaku anehku ini.
Sabtu sore pun tiba, dengan percaya diri aku berangkat untuk mencari rumahnya dengan clue yang apa adanya itu, ketika di jalan aku sempat berfikir,
"Bagaimana jika nanti Dia tidak ada di rumah? Atau malah merasa risih dengan kehadiranku yang tiba-tiba ini." dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laki-Laki Lebih dari Perempuan (Dalam Hal Patah Hati)
Fiksi RemajaKeberuntunganku dalam hal percintaan malah membawaku terjebak oleh sesuatu yang sering kali datang merusak dan menganggu ke dalam hati dan fikiran, dimana hal itu perlahan-lahan mulai membuatku hancur dan kehilangan seluruh hal berharga di dalam hid...