Nada-nada itu semakin lama mulai ku ingat hingga mulai masuk ke bagian liriknya yang juga Mamah nyanyikan,
"Hah?? Dari mana Mamah bisa tahu?" Ucapku terkejut.
Hatiku mulai terasa tenang saat mendengar bait demi bait lagu ciptaan Arnel yang di nyanyikan Mamah kala itu, sudah cukup lama akhirnya ada memori yang membahagiakan masuk ke dalam fikiranku, suara, senyum dan semua yang Nella ucapkan di malam ia menunjukan lagu itu benar-benar terekam jelas di dalam kepalaku, malam itu akhirnya aku tersenyum.
"Huhhhh....." Ucapku melepas nafas panjang karena sudah lama tidak merasakan perasaan setenang itu.
Lalu Aku pun menghampiri Mamah yang tersenyum menatapku setelah menyelesaikan lagu itu, dan aku hampir tidak percaya atas apa yang Mamah ucapkan,
"Kenapa Mamah gak bilang?!" Tanyaku terkejut.
"Arnel sendiri yang minta Mamah merahasiakan ini." Ucap Mamah.
"Apa Mamah tahu apa yang membuat kami putus?" Ucapku yang saat itu masih sangat takut jika Mamah mengetahui apa sebab kami berpisah.
"Tidak, Arnel tidak mau menjawab itu." Ucap Mamah.
Aku terdiam merenung.
"Tapi kenapa Mah? Kenapa dia tidak mau memberi Saka ruang untuk menjelaskan?" Tanyaku.
"Ketahuilah Saka, Arnel lah yang lebih dulu menghubungi Mamah dan menjelaskan betapa sakitnya dia setelah membuat keputusan untuk pergi dari hidup kamu, dia bahkan menceritakan sakit hatinya sampai menangis melalui telfon."
Ucapan Mamah itu benar-benar membuatku sangat terkejut karena tidak pernah menduga bahwa Arnel juga merasakan rasa sakit sedalam itu atas berakhirnya hubungan kami.
"Apa dia membenciku Mah?" Ucapku pelan.
Mamah terdiam sesaat,
"Di awal dia tidak pernah berhenti berkata bahwa dia membencimu, tapi setelah Mamah bercerita tentang apa yang kamu alami belakangan ini, Dia merasa ibah dan mulai memberikan Mamah saran yang dia fikir dapat membuatmu sedikit lebih tenang." Ucap Mamah dengan tatapan yang sedih namun tegas.
Aku sangat malu setelah tahu Nella mengetahui semua yang terjadi dengan hidupku, namun di sisi lain aku sangat bahagia mendengar dia masih mau memperhatikanku.
"Nella memberikan saran apa Mah?" Ucapku bersandar ke dinding menatap langit-langit rumahku itu.
"Dia menyarankan Mamah untuk mempelajari lagu yang dia ciptakan untukmu sebagai hadiah ulang tahun darinya, dia mau kamu mengetahui kunci lagu ini untuk membuatmu bisa memainkan dan mengingatnya di sepanjang hidupmu." Ucap Mamah di balut dengan senyuman.
Aku tersenyum tenang seraya memejamkan mata, lalu tiba-tiba Mamah berdiri dan memberikanku secarik kertas berisi lirik dan kunci lagu tersebut.
"Terima kasih Mah.." Ucapku tersenyum menatap Mamah.
Lalu Mamah mengambil handphonenya, dia membuka suatu hal seperti rekaman suara lalu mendekatkannya ke arah telingaku.
"Aku membencimu.....tapi aku masih tetap abadi di dalam hatimu."
Kalimat yang di ucapkan Nella melalui pesan suara itu terdengar begitu lembut, membuatku benar-benar merasakan bahagia yang sudah lama tidak kurasakan, malam itu menjadi sangat tenang dan melegakan setelah mendengar ucapanya itu,
"Apa ucapanmu tentang keabadian itu benar-benar berarti untukmu?"
"Apa kamu benar-benar serius saat mengatakan aku penulis yang jujur?"
Pertanyaan-pertanyaan yang berlabuh di dalam hatiku itu membuatku menemukan secarik harapan, lalu tiba-tiba aku mulai merasakan sesuatu di dalam hatiku, sebuah perasaan yang mengalir kencang menimbulkan satu demi satu kata menjadi kalimat,
KAMU SEDANG MEMBACA
Laki-Laki Lebih dari Perempuan (Dalam Hal Patah Hati)
Teen FictionKeberuntunganku dalam hal percintaan malah membawaku terjebak oleh sesuatu yang sering kali datang merusak dan menganggu ke dalam hati dan fikiran, dimana hal itu perlahan-lahan mulai membuatku hancur dan kehilangan seluruh hal berharga di dalam hid...