New terbangun saat langit di luar sana sudah terang. Dengan perlahan New bangkit dari posisinya.
Tubuh New terasa sangat sakit dan lengket. Dengan tertatih New berjalan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
New berjalan menuju dapur, betapa kagetnya ia saat melihat sang ibu sedang berkutat dengan bahan makanan.
"Ibu" panggil New.
Ibu menoleh dan tersenyum.
"Ibu sedang apa?" Tanya New.
"Membuat sarapan untuk kita berdua" jawab ibu yang kembali melanjutkan kegiatannya.
"Biar aku saja"
Baru satu langkah, New langsung meringis kesakitan. Tanpa sadar New melangkah begitu cepat sehingga membuat bagian bawahnya kembali terasa perih.
"New ada apa?" Tanya ibu panik dan berjalan menghampiri New.
New menggelengkan kepalanya.
"Ibu duduk saja, biar aku yang membuat sarapan untuk kita"
"Tapi New -"
"Ibu aku mohon" New menatap ibu dengan sendu. "Dokter menyarankan ibu untuk beristirahat, aku tidak ingin terjadi sesuatu dengan ibu" tambahnya.
Ibu mengangguk mengerti, ia membiarkan New melakukan pekerjaannya.
"Oh iya, apa ibu melihat Tay?" Tanya New.
"Pagi-pagi sekali dia sudah berpamitan dengan ibu. Katanya dia ada pekerjaan mendesak"
New terdiam cukup lama, lalu tanpa sepatah kata lagi New berjalan menuju dapur dengan hati-hati.
Tay sedang fokus dengan pekerjaannya sampai ia tidak menyadari kehadiran seseorang yang sudah duduk di sofa tamu sejak beberapa menit yang lalu.
"Akhir-akhir ini kau jarang pulang, kau tidur di mana?"
Tay mengangkat pandangannya pada sumber suara.
"Bukan urusanmu" ucap Tay acuh lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Aku istrimu jika kau lupa" tegasnya.
Tay berdecak, ia tertawa remeh "kau menyebut dirimu sebagai istri sementara kau tidak memberikan hak suamimu?"
Namtan berdiri, ia berjalan menghampiri Tay.
"Sudah aku katakan, aku akan melayanimu"
"Aku meminta hak ku bukan hanya sekedar nafsu. Aku menginginkan anak, aku menginginkan keluarga yang harmonis layaknya pasangan di luar sana"
"Kita bisa mengadopsi anak dari pantai asuhan" ucap Namtan dengan santai.
"Aku mau anak dari darah dagingku sendiri" tekankan Tay.
Namtan menatap Tay dengan malas "kenapa kau sangat keras kepala sekali hah?"
Tay berdiri dari duduknya, ia menatap Namtan dengan tajam.
"Kau pikir aku menikahimu untuk apa hah? Hanya untuk melampiaskan nafsu?"
"Jika kau menikahiku hanya untuk seorang anak, apa kau pikir aku mesin pencetak anak?" Balas Namtan tak mau kalah.
Tay menghela nafasnya "aku baru menyadari, aku menyesal karena sudah menentang orangtuaku. Andai saja aku menuruti perkataan mereka untuk tidak menikahimu"
"Kau menyesal karena menikahiku?" Ucap Namtan tidak terima.
"Menurut mu?"
Ya, memang benar. Tay dan Namtan menikah tanpa persetujuan kedua orang tuan Tay. Sementara Namtan sudah tidak memiliki keluarga lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Contract Marriage
Fantasysebuah pernikahan yang berlandaskan hitam di atas putih TayNew bxb