part 2

1.5K 109 13
                                    

Tay menghentikan mobilnya tepat di depan tangga menuju pintu utama sebuah rumah mewah nan megah.

Tay turun dari mobil lalu berjalan memasuki bangunan tersebut.

Tay berjalan menuju lantai dua, hingga ia memasuki sebuah kamar yang sangat luas.

"Sayang kamu baru pulang?"

Tay menoleh ke sumber suara, seorang wanita tersenyum berjalan menghampirinya.

Cup

Satu kecupan mendarat tepat pada bibir Tay.

"Kenapa belum tidur?" Tanya Tay dengan wajah datarnya.

Wanita itu tersenyum sambil membantu Tay untuk membuka pakaiannya.

"Aku sedang menunggu suamiku pulang" jawabnya.

Tay menatap dalam wanita tersebut, setelahnya ia beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa sangat lelah.

Beberapa menit kemudian, Tay keluar dari kamar mandi dengan tampilan yang lebih segar. Tay mengenakan celana pendek rumah dan kaos berwarna hitam.

"Namtan" panggilnya.

Merasa namanya di panggil, wanita yang sedang bersandar di atas kasur itupun menoleh.

Tay menyusul Namtan yang tak lain adalah istrinya. Tay duduk di sebelah Namtan, tangannya menyentuh paha bagian dalam milik Namtan.

"Tay, mengerti lah, aku sedang lelah" ujarnya sambil menyingkirkan tangan Tay, tahu apa yang di inginkan oleh sang suami.

Tay tahu, Namtan istrinya itu sedang lelah karena menekuni pekerjaannya sebagai seorang model. Tay sudah melarang Namtan untuk bekerja, namun Namtan dengan keras kepala ingin tetap bekerja.

"Kau istriku Nam, sudah seharusnya kau melayaniku!" Protes Tay karena sudah hampir empat bulan ia tidak mendapatkan haknya.

"Aku lelah Tay! Aku lelah bekerja!" Tegas Namtan.

"Sudah aku katakan untuk berhenti bekerja. Aku bisa membiayai hidupmu. Apa semua yang ku berikan selama ini kurang?"

Usia pernikahan mereka baru menginjak dua tahun, namun rumah tangga mereka terus di liputi pertengkaran hampir setiap harinya.

"Kau terlalu fokus pada karir mu" tambah Tay.

"Berhenti menyuruh ku untuk meninggalkan pekerjaan ku! Ini cita-cita ku Tay! Kau tahu itu"

Tay mengangguk mengerti, ia juga mendukung Namtan untuk mengejar karirnya. Tay tidak mempermasalahkan Namtan yang bekerja, hanya saja ia ingin Namtan memperhatikannya, Tay ingin rumah tangga yang harmonis bagaimana semestinya.

"Aku ingin kita segera memiliki anak" ujar Tay.

Namtan menatap Tay dengan kaget, ia memundurkan tubuhnya menciptakan jarak dengan Tay.

"Anak?"

Tay mengangguk "ya, aku ingin kita memiliki anak layaknya pasangan lainnya"

Namtan menggeleng sambil terkekeh pelan.

"Aku tidak Ingin memiliki anak. Aku tidak ingin mengandung" tegasnya.

"Namtan!" Bentak Tay tak habis pikir.

"Aku seorang model Tay, aku tidak ingin mengorbankan tubuh ku. Cukup lama aku merawat tubuh ku agar terlihat bagus dan harus hancur gara-gara mengandung?" Namtan menggelengkan kepalanya.

Tay mengepalkan tangannya, ia tidak menyangka Namtan memiliki pemikiran seperti itu.

Tanpa menunggu jawaban dari Tay, Namtan langsung berbalik dan tidur memunggungi Tay.

Contract Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang