Tay berjalan tergesa-gesa menaiki lantai dua rumahnya dengan Namtan yang berjalan di belakang mengikutinya sambil berbicara dengan Tay namun Tay mengabaikannya.
"Tay apa kau mendengarkan ku?"
Tay masih mengabaikannya, ia masuk kedalam kamar, meletakkan tas kerjanya di atas kasur.
Namtan semakin tersulit emosi melihat Tay yang tidak menganggapnya.
"Tay!"
Namtan menarik lengan Tay, membuat Tay berbalik menghadapnya.
"Tidak bisakah kau diam sehari saja? Kepalaku pusing mendengar suaramu!" Bentak Tay.
"Aku hanya bertanya, kenapa akhir-akhir ini kau jarang pulang ke rumah?. Jika saja kau menjawab pertanyaan ku sejak tadi, kita tidak akan ribut soal ini"
"Inilah salah satu alasanku tidak ingin pulang ke rumah ini!" Tekankan Tay.
"Sebagai istri kau seharusnya menyambut kepulangan ku dengan baik, bukan seperti ini"
"Aku tidak betah berada di rumah ini. Kau selalu saja membuat masalah, mencari ribut dan akhirnya kita bertengkar seperti ini"
"Aku lelah Nam! Seharusnya kau menyiapkan segala kebutuhan ku, melayaniku. Jika semuanya harus aku kerjakan sendiri, untuk apa aku memiliki istri?"
"Aku bukan pembantumu!" Namtan menunjuk wajah Tay.
"Kau sama sekali tidak memiliki sopan santun terhadap suami" ucap Tay dengan suara pelan namun terkesan serkas.
Sangat berbanding jauh di bandingkan New ucap Tay dalam hati.
Tay masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya serta menenangkan pikirannya dengan guyuran air dingin.
Jika saja bukan New yang memintanya untuk pulang ke rumah ini, Tay tidak ingin pulang ke rumah yang ia anggap seperti neraka ini.
Entah mengapa, Tay mulai terbiasa dengan New. Tay mulai nyaman. Bahkan Tay selalu menuruti apapun yang keluar dari bibir New meskipun itu hal yang tidak di sukainya. Seperti saat ini contohnya, Tay pulang ke rumahnya bersama Namtan Karena perintah New.
***
Tay sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Namun wajah Tay tampak lelah karena ia tidak bisa tidur semalaman. Tidak ada New di dalam dekapannya membuat tidur Tay tidak nyenyak.
Tay keluar dari kamarnya sambil menenteng tas kerjanya. Saat ia menginjak lantai bawah, Namtan datang menghampirinya dengan senyum di wajahnya.
"Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu" ucapnya lembut, tidak seperti biasanya.
Tay berdecak "kau saja tidak bisa memasak"
"Memang bukan aku yang memasaknya, tapi aku turut membantu untuk menyajikannya"
Tay menatap Namtan dengan aneh, tidak biasanya wanita itu berbicara lemah lembut seperti ini.
"Ayo, kau lihat saja langsung"
Namtan meraih lengan Tay dan menuntunnya ke meja makan. Benar saja, di meja tersebut sudah tertera berbagai makanan.
"Apa yang kau lakukan?" Tay masih merasa aneh.
Namtan menghela nafasnya "ayolah Tay, aku hanya ingin berubah lebih baik sesuai keinginan mu. Apa itu salah juga untuk ku?"
Tay tetap saja diam memperhatikan sang istri.
"Duduklah. Aku akan mengambil makanan untukmu"
Tay hanya diam menurut, sementara Namtan mengambil piring makan Tay dan meletakkan makanan ke dalamnya. Tak lupa Namtan menyiapkan minuman untuk Tay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Contract Marriage
Fantasíasebuah pernikahan yang berlandaskan hitam di atas putih TayNew bxb