Weekend kali ini Tay menghabiskan waktu untuk berdiam di apartemen bersama New.
Biasanya Tay tidak akan berhenti bekerja di hari libur sekalipun. Namun sekarang ia harus mengatur waktunya demi calon buah hatinya.
Tay bahkan mengabaikan janjinya bersama Namtan yang sudah ia buat dari jauh hari. Tay tidak perduli jika wanita itu akan marah padanya.
"Apa yang kau lakukan?" Tay memeluk New dari belakang, mencium tengkuk New dan mengusap perut New yang sedikit mulai kelihatan.
New tersenyum, semenjak dirinya di nyatakan hamil sikap Tay kepadanya sangat berubah drastis. Tay jauh lebih lembut dan posesif padanya.
"Membuat susu untuk baby" New menggenggam tangan Tay yang berada di perutnya, sambil satu tangannya ia gunakan untuk mengaduk susu.
"Biar aku saja"
Tay ingin melepas pelukannya, namun New menahannya dan menarik tangan Tay untuk kembali memeluknya.
"Ini sudah selesai. Tetaplah seperti ini, baby ingin di peluk terus sama ayahnya" ucap New.
Tay tersenyum malu setiap kali New menyebut dirinya sebagai ayah. Tay semakin tidak sabar untuk di panggil dengan sebutan tersebut oleh anaknya nanti.
New menengguk susunya hingga habis. Sedikit mual rasanya, namun New tetap harus meminumnya demi kesehatan janin.
Setelah selesai minum susu, Tay menuntun New untuk duduk di sofa. Tay duduk di bawah sementara New duduk di atas sofa.
Tay memeluk pinggang New, menenggelamkan wajahnya pada perut New dan memberikan beberapa kecupan di sana.
New tersenyum sambil memainkan rambut hitam milik Tay.
"Baby sehat-sehat di sana, ayah sudah tidak sabar menunggu mu" bisik Tay yang masih dapat di dengar oleh New.
New tersenyum, hangat sekali rasanya melihat pemandangan ini.
"Kau ingin anak laki-laki atau perempuan?"
Sebuah pertanyaan yang New tahan akhirnya keluar juga. Jujur New sangat takut. Tentu saja Tay menginginkan anak laki-laki sebagai penerusnya. Lalu bagaimana jika yang lahir adalah perempuan?
"Aku tidak mempermasalahkan perempuan atau laki-laki. Yang aku mau baby lahir dengan selamat" jawaban Tay yang membuat hatinya lega.
"Tay New"
Tay dan New kompak menoleh ke sumber suara, di sana ada ibu dan mama yang berdiri memperlihatkan mereka.
New membantu Tay untuk berdiri dari duduknya.
"Mama?"
Wanita paruh baya tersebut menghela nafasnya, baru saja ia melihat bagaimana Tay yang sangat lembut dan sangat tulus menanti kelahiran anaknya.
"Mama kenapa bisa ada di sini?" Tanya Tay.
"Mama tidak sengaja mampir ke sini untuk melihat kalian. Beruntung mama bertemu dengan ibu ini yang ternyata ibunya New" jelas mama.
"Nyonya silahkan duduk" ucap New mempersiapkan.
Tay membawa mama untuk duduk. Sementara New mengambil alih kantung belanja yang ada di tangan ibunya.
"Kenapa ibu tidak bilang kalau ibu mau keluar? Aku bisa temani ibu, atau kalau ibu butuh sesuatu biar aku saja yang membelinya" ucap New lembut.
Ibu tersenyum "ibu hanya bosan saja, butuh udara segar"
New dan ibu langsung berjalan menuju dapur untuk menyimpan belanjaan yang di beli oleh ibu, sekaligus membuatkan minuman untuk mama.
Mama memerhatikan interaksi antara New dan ibunya. Membuat mama memuji New anak yang sopan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Contract Marriage
Fantasisebuah pernikahan yang berlandaskan hitam di atas putih TayNew bxb