Tay mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, mengabaikan jalan yang ramai lalu lalang dan sumpah serapah dari pengguna jalan lainnya.
Tay tidak perduli dengan keselamatannya sendiri maupun pengguna jalan lainnya. Yang ia lakukan saat ini adalah melampiaskan emosinya.
Mobil Tay telah sampai di halaman yang cukup luas. Tay turun dari mobil dan berjalan masuk kedalam sebuah rumah dengan tergesa-gesa.
Pandangan Tay menajam, tatapannya penuh emosi membuat siapapun yang melihatnya akan ketakutan.
"Apa Namtan ada di rumah?" Tanya Tay pada salah satu pekerja rumahnya.
"I-iya tuan. N-nyonya sedang tidak ada pekerjaan" jawabnya ketakutan, merasa di intimidasi oleh Tay.
Tay berjalan menaiki tangga, tepat menuju lantai dua kamarnya dan Namtan berada.
Brak
Namtan yang sedang duduk santai di atas kasur terlonjak kaget karena Tay membuka pintu kamar dengan kencang.
"Tay?! Apa-apaan kau?" Seru Namtan.
Namtan berdiri dan menghampiri Tay.
"Ada apa ini?" Namtan menyadari tatapan penuh amarah Tay.
"Aku ingin kita cerai" ucap Tay to the point.
"Apa maksud mu?" Namtan tak terima.
"Aku akan mengurus perceraian kita secepat mungkin"
Namtan menggelengkan kepalanya "kau berjanji untuk tidak menceraikan aku. Kau memberiku kesempatan untuk berubah dan sekarang aku sedang berusaha untuk lebih baik Tay!"
Tay berdecak kesal, ia menatap Namtan dengan penuh rasa kebencian.
"Kau yang melanggar janji yang kau buat sendiri. Aku memberimu kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik, bukan berubah semakin buruk!"
Suara Tay memenuhi ruangan tersebut.
"Aku tidak mengerti Tay" sangkalnya. "Beberapa hari ini aku di rumah untuk menunggu mu. Aku sengaja mengurangi jadwalku agar bisa menghabiskan waktu dengan mu" ucapnya.
"Tapi apa? Kau tidak pernah pulang, kau tidak pernah membalas pesanku, kau menolak panggilanku. Dan sekarang kau pulang dalam keadaan marah seperti ini?"
"Seharusnya aku yang marah padamu! Suamiku menikah secara diam-diam dan lebih memilih untuk tinggal bersama selingkuhannya!" Teriak Namtan tak kalah emosi.
"Semua ini tidak akan terjadi jika kau tidak egois Nam"
"Jadi kau menyalahkan aku?" Tanya Namtan tak terima.
"Aku sudah cukup bersabar selama ini. Seharusnya kau sadar akan hal itu dan kau bisa mengambil kesempatan"
"Kenapa kau jadi seperti ini? Apa pria murahan itu menghasut mu?"
"Jaga ucapanmu" tunjuk tau dengan geram.
Tay tidak akan membiarkan seorang pun merendahkan New. karena New sangat berharga baginya.
"Aku tidak ingin bercerai" ucap Namtan.
"Kau pikir aku peduli hah? Aku akan tetap melakukannya"
Namtan mengepalkan tangannya, ia tidak akan membiarkan itu terjadi.
"Kau tidak bisa menceraikan aku"
"Kenapa tidak? Aku bisa melakukan semua yang aku inginkan"
Namtan tersenyum remeh, ia berjalan menuju nakas, membuka laci nakas lalu mengeluarkan sesuatu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Contract Marriage
Fantasisebuah pernikahan yang berlandaskan hitam di atas putih TayNew bxb