New sedang menyiapkan obat-obatan yang harus di konsumsi ibunya secara rutin. Setelah melakukan makan malam, kegiatan New selanjutnya membantu sang ibu untuk beristirahat dan memastikan ibunya sudah meminum obatnya.
"Aku ke kamar ya Bu" ucap New setelah selesai membantu ibunya.
Saat New ingin beranjak, ibu menahan tangannya.
"Nak Tay di mana?"
Untuk beberapa detik New terdiam, ia tahu ibunya ini mulai curiga padanya.
"Lembur bu, banyak pekerjaan yang harus di selesaikan. Seperti biasa, Tay nginap di kantor"
Alasan yang sama setiap kali Tay pulang ke rumah Namtan.
Ibu menatap New dalam, semakin membuat New panik namun ia tetap berusaha untuk menutupinya.
"Memang tida bisa bekerja di rumah saja?" Tanya ibu.
"Bisa, tapi repot kalau Tay harus bawa berkas-berkas dan keperluannya yang pasti tidak sedikit"
Ibu menganggukkan kepalanya membuat New bernafas lega.
"Kamu bahagia bersama nak Tay?"
New mengerutkan dahinya, pertanyaan ini seperti tak biasa.
"Maksud ibu?"
"Jangan sampai kamu merasa bahagia di atas penderitaan orang"
Deg
Jantung New berdegup kencang, ia benar-benar panik. Apa ibu sudah mengetahui semuanya?
"Ibu mengucapkan terimakasih banyak karena nak Tay mau membantu biaya pengobatan ibu selama ini"
"I-iya Bu" jawab New gugup.
"Tapi ibu lebih baik sakit daripada harus bertahan hidup di atas penderitaan orang lain" ucap ibu lagi yang berhasil menohok hati New.
"I-ibu sepertinya kecapean. Lebih baik istirahat. Aku juga harus istirahat"
Setelahnya, New bergegas keluar dari kamar tersebut sebelum ibu melontarkan kembali kalimatnya.
Sesampainya di kamar, New justru tidak beristirahat, melainkan duduk termenung dengan tangan yang mengusap perut besarnya sambil memikirkan perkataan ibunya barusan.
Benar apa yang di katakan oleh ibunya barusan. New akui jika jalan yang ia ambil salah. New tidak menyangka jika ia akan sejahat ini.
Bagaimanapun juga Namtan manusia yang memiliki hati. Siapa yang tidak sakit jika berada di posisi wani itu. Bahkan jika New yang berada di posisinya, tentu New akan mempertahankan sang suami.
Apa aku harus melepaskan semuanya?
Selain prihal hati yang perlahan jatuh pada sosok pria tersebut. Di sisi lain New memikirkan anaknya nanti. Bagaimanapun ia tetap ingin selalu berada di samping anaknya, melihat tumbuh kembang anaknya.
New tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Jika ia melepaskan Tay, itu berarti ia juga melepaskan anaknya. Hanya satu cara agar New tetap di sisi sang anak, yaitu mempertahankan Tay.
***
New sudah siap sebelum ia memanggil sang ibu untuk mengajaknya cek up rutin di rumah sakit.
Tok...tok...tok...
"Ibu sudah siap? Hari ini jadwal ibu untuk cek up" ucap New dari luar kamar.
Pintu terbuka, dahi New mengkerut saat melihat ibunya belum siap-siap, ibu masih memakai baju rumahan.
"Loh ibu belum siap? Ya udah aku tunggu di sofa ya" ucap New.
"Ibu gak perlu cek up lagi New" ucap ibu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Contract Marriage
Fantasysebuah pernikahan yang berlandaskan hitam di atas putih TayNew bxb