Selamat membaca!
.
.
.
Ia rapihkan sekali lagi dasi di lehernya. Tak lupa sabuk di celananya. Setelah pantulan dirinya sudah terlihat rapih di cermin, Jungwon segera mengambil jas almamater dan juga tas ranselnya.
"Jungwon, hari ini lo udah resmi jadi anak SMA. Jangan banyak tingkah." Ia tujukan kalimat itu untuknya sendiri.
Ia turuni anak tangga. Papa dan mama sudah ada di meja makan. Jungwon segera bergabung dengan mereka berdua.
"Bener Dek kamu gak mau dianter papa aja?" tanya mama sembari menyiapkan bekal untuk suami dan anak semata wayangnya.
Jungwon menggeleng. Ia ambil tahu isi yang masih cukup panas di atas piring. "Hausah ahu behangkat sendihi." Jungwon kesusahan bicara karena ternyata tahu isi itu baru diangkat dari penggorengan.
"Kunyah dulu yang bener baru ngomong, Dek," omel mama.
Jungwon hanya nyengir. Lalu ia habiskan tahu di mulutnya. Kemudian ia bicara lagi. "Jungwon sendiri aja, Ma. Lagian papa juga masih lama kan berangkatnya? Soalnya abis ini Jungwon langsung berangkat."
"Nanti pulang les jangan lupa dibenerin sepedanya. Jadinya besok kamu bisa naik sepeda lagi." Kini papa yang bicara, juga sambil mengunyah tahu isi buatan mama. "Hmm, Ma, ini enak nih tahu isinya. Papa tawarin anak-anak kantor gimana? Pasti banyak yang mau."
Mama menutup tempat makan dan menaruhnya di tas kecil. Lalu ia berikan pada dua orang yang sedang kelaparan di meja makan. "Ini aja Mama kewalahan bikinin sambel goreng ati gara-gara minggu lalu Papa bilang ke temen kantor kalo Mama jualan. Mana ada! Kalo emang temen Papa mau, nanti Mama bawain lebih aja. Gak usah dijual segala. Mama juga kan banyak kerjaan, keteteran yang ada."
Papa hanya mengangguk. Ia ambil satu lagi tahu isi itu lalu melahapnya. Kini dengan tambahan cabe rawit.
Setelah memakan dua buah tahu isi dan juga satu arem-arem, Jungwon akhirnya pamit ke kedua orangtuanya.
"Kalo gitu Jungwon berangkat ya, Ma, Pa."
"Sukses ya, Dek." Papa mengelus kepala Jungwon dengan lembut. Dibalas dengan satu senyuman dan anggukan.
"Mama udah bilang ke guru les kamu kalo hari ini kamu udah mulai les lagi. Jangan telat ya, Dek."
"Iya, Ma."
Setelahnya, Jungwon bergegas memakai sepatu dan langsung keluar rumah. Setiap pagi seperti sekarang ini, komplek perumahannya terlihat ramai. Apa lagi dulu saat ia masih SD. Banyak anak-anak seumurannya yang main di depan rumah.
Sekolahnya sekarang tidak jauh. Masih di satu perumahan yang sama. Salah satu SMA favorit juga. Tidak seperti SMP-nya dulu. Minimal ia harus menggunakan sepeda. Karena lokasinya sudah di luar perumahan.
Sayangnya, kali ini Jungwon tidak mempunyai teman satu angkatan yang searah dengannya. Jadi, akan ia tempuh perjalanan setiap harinya ke sekolah sendirian untuk tiga tahun ke depan.
Hanya lima belas menit dengan berjalan kaki, Jungwon sudah sampai di gerbang sekolah. Belum terlalu ramai. Ia sapa satpam yang menjaga di pintu gerbang dengan senyum ramah. Tapi sapaan Jungwon hanya dibalas anggukan tanpa senyum. Jungwon merengut. Ia pun lanjut berjalan menuju kelasnya berada.
"Lagi badmood kali, ya," gerutunya dalam hati.
Sudah ada enam anak, termasuk dirinya, yang duduk di kursi masing-masing. Saat Jungwon muncul dari balik pintu, salah satu temannya menyapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Milky Way and The Lost Stars [jaywon]
FanfictionSepasang mata meninggalkan sepasang mata lainnya. Gelap, dingin, membingungkan. Jay membisu karena janji yang pernah ia ucapkan meledak menjadi ruang kosong yang mampu menyerap apa pun di sekelilingnya. Salah satunya termasuk mimpi Jungwon. Warnin...