Tidak seperti hari-hari sebelumnya, Jumat pagi Jungwon berjalan menuju sekolah dengan bersenandung. Badannya berdiri tegap dengan pandangan yang selalu fokus ke depan. Kadang ia menyapa kucing-kucing di jalan, seperti bertemu dengan teman akrab.
Suasana hatinya sedang baik, begitu pun dengan cuaca hari ini. Meski matahari sudah melaksanakan tugasnya dengan semangat, tapi sepertinya semangat Jungwon tak kalah membara. Pagi-pagi sekali ia bangun lalu langsung mandi. Tak lupa juga ia membuka pintu depan dan menghirup udara segar. Saat papa bangun, ia melihat Jungwon sudah menyirami tanaman milik papa. Saat ditanya, katanya sedang ingin saja. Lalu ia bersiap untuk berangkat sekolah.
Hari ini juga mama menitipkan sesuatu padanya. Jaket Jay juga ia bawa dan sudah diantar ke binatu kemarin sore. Ia bilang pada pemilik binatu bahwa ia akan memakai jaket itu hari ini. Untungnya ia sudah kenal akrab dengan si pemilik, jadi tidak ada penolakan juga. Tadinya ia berencana untuk mencuci sendiri. Tapi mengingat jaket itu mahal, ia pun mengurungkan niatnya. Takut-takut malah merusak.
Ia sapa Pak Hendro yang sedang berjaga di gerbang sekolah.
"Pagi, Pak."
"Pagi, Mas. Semangat banget kayaknya?"
Jungwon hanya tertawa ringan lalu ia berpamitan untuk ke dalam.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, yang awalnya Jungwon ingin menghampiri ke kelas Jay, ternyata cowok itu terlihat berjalan masuk ke ruang OSIS. Jungwon pun cepat-cepat menyusul. Saat dilihatnya tidak ada siapa pun, Jungwon mengetuk pintu yang terbuka lebar. Jay menoleh dan sedikit terkejut melihat Jungwon berdiri di depan pintu.
"Jungwon?"
"Gue masuk, ya?"
"Masuk aja. Gak ada orang juga." Jay memasukkan berkas-berkas yang berserakan di meja. Lalu ia menatap Jungwon. "Lo ada perlu sama anak OSIS?"
Jungwon menggeleng. "Sama lo lebih tepatnya. Nih," ia berikan tas jinjing biru kepada Jay.
"Apaan nih?"
"Jaket lo yang gue pinjem kemarin. Mama juga nitip sesuatu buat lo."
"Tante Rima?" Jay mengambil tas itu lalu membukanya. Ia ambil jaketnya yang terletak di paling atas. Kemudian ada satu kotak makan di bawahnya. Ia ambil kotak itu. Nasi beserta lauk-pauk hangat tersaji di dalamnya. Terlebih lagi ada makanan kesukaannya, bakwan jagung.
"Mama udah gue ceritain sama siapa gue pergi hari rabu kemarin. Terus mama hari ini sengaja masak itu buat lo."
Dengan pandangan yang sulit diartikan, Jay menatap makanan itu dalam diam. Tak lama ia tersenyum pada Jungwon. "Thanks, ya. Tolong bilangin ke nyokap lo makasih. Nanti gue makan di kelas."
Jungwon mengangguk dengan senyum yang tidak bisa ia tahan lebih lama. "Nanti kalo lo udah makan kotaknya langsung kasih ke gue lagi, ya."
"Gue cuci dulu lah. Masa balikin ke lo masih kotor."
"Gapapa. Kata mama gitu. Tugas lo cuma makan itu bekel aja."
Jay terkekeh pelan lalu mengangguk. "Ya udah nanti gue anter ke kelas lo."
"Ok. Kalo gitu gue ke kelas ya, Kak."
"Makasih, ya, Won."
Jungwon mengangguk kemudian berbalik. Ia meninggalkan ruangan OSIS dengan senyum yang merekah di bibir.
Setelah Jungwon menghilang dari balik pintu, Jay kembali menatap kotak makan itu. Ada banyak hal yang memenuhi kepalanya. Sebelum semuanya berantakan dan membuat pikirannya kacau, Jay segera memasukkan kotak makan tersebut ke tempat semula. Dengan cepat ia bereskan beberapa kertas dan juga map-map. Setelah semuanya terlihat rapih, Jay bergegas menuju kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Milky Way and The Lost Stars [jaywon]
FanfictionSepasang mata meninggalkan sepasang mata lainnya. Gelap, dingin, membingungkan. Jay membisu karena janji yang pernah ia ucapkan meledak menjadi ruang kosong yang mampu menyerap apa pun di sekelilingnya. Salah satunya termasuk mimpi Jungwon. Warnin...