22. Via Lactea: The Horizon

596 91 36
                                    

Sabtu malam, setelah membantu Mama menyortir pesanan jahitan, Jungwon merebahkan diri di sofa seraya mengecek grup kelasnya. Dari kemarin anak-anak kelasnya itu memberikan suara untuk Jungwon agar mendaftar keanggotaan OSIS. Jungwon menolak, katanya belum bisa membagi waktu. Nanti yang ada semua tugas sekolah dan tugas OSIS terbengkalai.

Dari banyaknya murid 10-4, hanya Jungwon yang menolak saran itu. Yang diketahui ingin mendaftar adalah Gyuvin, Leehan, Minji, dan Rei. Mereka berempat juga sangat bersemangat untuk mengajak Jungwon.

| ayo dong wooooon! biar kelas kita banyak yang ikut osis terus jadi terkenal

| ah elu ky. bukan terkenal ege! tapi biar tau kalo ada razia

| dih gue sih santai aja kalo ada razia. elu kali sering bawa yang nggak-nggak ke sekolah makanya takut.

| enak aja looo!

| mana sih ni jungwon? cuma diread doang gak dibales

| kalo kata gue sih won, elo pasti yang udah langsung keterima. yang lain belum tentu

| EH SIALAN LO SAN

| TAESAN NIH LAGI NYEBELIN BANGET DARI KEMAREN, KENAPA SIH?

| taesan kick grup aja lah

| KUALAT LO SEMUA SAMA GUE. nanti kelas 11 misah sama gue jangan pada nangis-nangis meluk gue ya lo pada. gue tandain nih siapa aja...

Jungwon terbahak melihat isi dari obrolan teman-temannya. Jungwon sengaja tidak ingin nimbrung karena ia tau pasti ia akan kembali disuruh untuk mendaftar.

Saat Jungwon ingin membaca obrolan selanjutnya, satu notifikasi di layarnya muncul. Pesan itu dari Jay. Segera Jungwon buka. Sambil teraenyum, ia balas pesan itu. Kemudian Jungwon duduk. Ia lihat mamanya yang sedang menonton televisi sambil melipat pakaian.

"Mah,"

"Kenapa?" jawab mama tanpa menoleh.

"Besok Jungwon boleh main?"

Pertanyaan itu membuat mama mendongak dan menatap Jungwon. "Tumben? Sama siapa?"

Cowok itu tersenyum lebar. "Sama Kak Jay."

"Mau ke mana?" Mama melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti tadi.

"Hmm, gak tau, sih. Kak Jay gak bilang."

"Ya udah gapapa. Jangan jauh-jauh ya, Dek. Bilangjn ke Jay juga."

"Makasih, Maaah!" Jungwon berlari kecil menaiki anak tangga menuju kamarnya sembari bersenandung.

Melihat anaknya yang bahagia setelah hampir satu minggu tak napsu makan, Rima jadi merasa lega. Setelah mendengar cerita Jungwon tentang bagaimana sekarang keadaan keluarga Jay, Rima juga hanya bisa mendoakan kebahagiaan mereka. Bagaimana pun tetangganya itu sangat baik pada keluarga Rima.

Di kamar, Jungwon merasa déjà vu saat memilih baju yang akan ia pakai besok.

"Kayaknya gue pernah kayak gini, deh."

***

Suara mama yang lagi-lagi menyuruhnya untuk cepat turun karena Jay sudah menunggu membuat Jungwon panik. Salahnya sendiri semalaman ia tak bisa tidur. Berujung membaca buku sampai jam 3 dini hari. Ia terbangun karena ketukan mama di pintu kamarnya yang tiada henti. Saat Jungwon masih bersiap, ternyata Jay sudah datang dan menunggunya di bawah.

Hari ini Jungwon terlihat manis dengan balutan kaos putih dan kemeja biru yang kancingnya dibiarkan terbuka. Poninya yang sedikit lebih penjang ia rapihkan. Sekali lagi ia lihat dirinya di cermin. Sudah rapih, siap untuk berangkat.

The Milky Way and The Lost Stars [jaywon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang