Langit Jakarta pagi ini cerah berawan dengan laju angin yang sedang. Daun yang tertiup melambai, menyapa warga yang sudah bermacet-macetan di jalan raya. Para pedagang kaki lima mulai membuka kiosnya, kadang sambil bercengkrama satu sama lain, mengobrol tentang isu-isu yang terjadi belakangan ini.
Begitu pun dengan SMA Bimasakti. Para murid sudah mulai berdatangan, mengisi setiap ruang di sekolah. Mas Trisno yang pagi ini berjaga di gerbang. Anak-anak yang sudah kenal beliau langsung menyapa dengan akrab. Mas Trisno itu yang paling muda di antara penjaga sekolah yang lain, kadang sering diajak main futsal oleh anak-anak Bimasakti yang lain. Untungnya Mas Trisno orangnya asik, jadi anak-anak pun tidak canggung lagi dengannya.
"Pagi, Mas!" Jay menyapa sambil menaruh kunci motornya di saku baju.
"Oi! Pagi-pagi! Tumben jam segini baru dateng?"
"Kesiangan." Jay hanya menyengir. Ia langsung pamit pada pemuda berusia 25 tahun itu. "Masuk dulu ya, Mas."
"Ok!"
Jay menoleh ke deretan mading lalu berhenti di sana. Ini salah satu kebiasannya sebelum masuk sekolah yang banyak orang tidak ketahui. Anak mading akan mengupdate mading sekolah seminggu sekali. Biasanya diisi oleh berita yang sedang naik, informasi sekolah atau kiriman puisi-puisi yang masih beken di kalangan murid. Waktu itu Jay pernah membaca satu tulisan yang ternyata sebuah pernyataan cinta. Isinya bagus, tidak norak atau juga tidak bertele-tele. Tapi sayangnya ia tidak tau apakah sang pengirim mendapatkan balasan cintanya atau tidak.
Sebelum menuju kelas, Jay melihat seorang anak kelas 11 yang baru masuk ke ruang OSIS. Akhirnya ia pun menyusul. Jay ketuk pintu itu dua kali, anak kelas 11 itu menoleh dan langsung menyapa Jay.
"Oh Kak Jay, kirain gue Jaehyun."
"Emang lo lagi nunggu Jaehyun, Sun?" tanya Jay sambil masuk dan menaruh tasnya ke meja. Ia lalu mengeluarkan kertas dari dalam tasnya. "Nih, kemaren ketinggalan di tas gue."
Sunoo menatap kaget kertas itu. "YA AMPUN TERNYATA DI ELO KAK? Gue sama Jaehyun ngubek-ngubek ni ruangan buat nyari kertasnya anak sepuluh empat."
Jay tersenyum dengan raut bersalah. "Soriii. Gue juga baru banget tau ada di gue tadi pagi. Keselip kayaknya."
Kemudian Jay bangkit dan bergegas. "Gue duluan, ya. Mau ke kelasnya Jake dulu."
"Lagi?"
"Lah, kapan dah gue ke sono?"
"Perasaan setiap hari lo ke kelasnya Kak Jake."
"Ah, sok tau lo. Dah ah gue cabut."
Sunoo tertawa. Ia lihat kakak kelasnya itu menghilang dari balik pintu.
Jay sedikit mempercepat langkahnya. Sebentar lagi bel masuk berbunyi, ia bahkan belum ke kelasnya sendiri.
Saat ia sudah di area kelas 12, banyak pasang mata yang melihatnya. Banyak juga yang menyapanya. Belum sempat ia masuk ke kelas 12 IPA 1, Jay berpapasan dengan Chaehyun di pintu.
"Napa lo ngos-ngosan begitu? Ngejar gaji?"
"Jake ada di dalem gak?"
Chaehyun mengangguk lalu menoleh ke dalam. "Jake! Nih pacar lo dateng."
Jay tidak membalas, ia sudah biasa mendengar keisengan Chaehyun. Kemudian ia langsung masuk. Chaehyun hanya cekikikan dan berjalan keluar.
Jake langsung mengakhiri obrolan dengan temannya begitu melihat Jay berjalan ke arahnya. "Kenapa lo?"
"Kok dari kemaren lo gak angkat telfon gue sih? Gue jadi berdua doang sama Sunghoon dateng ke acaranya Kazuha. Untung ada anak OSIS kayak Sunoo sama yang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Milky Way and The Lost Stars [jaywon]
FanfictionSepasang mata meninggalkan sepasang mata lainnya. Gelap, dingin, membingungkan. Jay membisu karena janji yang pernah ia ucapkan meledak menjadi ruang kosong yang mampu menyerap apa pun di sekelilingnya. Salah satunya termasuk mimpi Jungwon. Warnin...