Di ruangan kamar serba putih serta bau khas dari rumah sakit, dua pemuda duduk di sofa serta satu pemuda lainnya duduk bersandar pada ranjang. Salah satu dari pemuda itu menatap Jay dengan tatapan tajam. Orang tersebut adalah Sunghoon. Pandangannya seakan bisa melubangi seragam yang dikenakan Jay.
Karena lama-lama risih mendapatkan tatapan dari temannya, Jay menendang kaki Sunghoon pelan.
"Ngapain sih lo dari tadi ngeliatin gue terus?"
Sunghoon tidak menjawab. Ia lirik Jake kemudian bersedekap dan bersandar pada sofa. Helaan napas terdengar. Ia tatap Jay lagi. Kali ini sedikit khawatir.
"Lo ... ada yang lo tutupin ya dari gue sama Jake?"
"Nutupin apaan?!" Jay mengambil minuman yang ia beli di kafetaria rumah sakit. Ia tenggak isinya sedikit.
"Gimana ya gue ngomongnya," Sunghoon menggigit bibirnya. Karena ia juga bingung, akhirnya ia menoleh ke Jake untuk meminta bantuan.
"Kenapa lo ngeliat ke gue juga? Yang mau ngomong kan elo, Hoon."
"Ck, iya, siiih." Akhirnya Sunghoon duduk tegak. Ia menunduk sedikit dengan menopangkan kedua sikunya pada paha. Dan keluar lah satu pertanyaan yang membuat Jay mematung.
"Jay, sebenernya hubungan lo sama Jungwon tuh apa, sih?"
Tidak hanya Jay yang diam, Jake pun langsung menatap Sunghoon bingung. Jay yang mampu mengontrol ekspresinya terkekeh kecil.
"Jake, temen lo nih ngaco."
Yang disebut namanya tidak bereaksi. Tatapannya jadi sama dengan Sunghoon saat menatap Jay. Bingung sekaligus penasaran.
"Tadi siang, gue gak sengaja ngeliat lo masuk ke Lab Sains sama Jungwon."
Baru lah saat itu Jay menoleh. Senyum yang tadi ia tunjukkan kini menghilang. "Lo nguping?"
"Soriiii. Gue gak sengaja. Lagian suara lo berdua juga kenceng. Kedengeran sampe luar."
Desahan halus terdengar. Jay menatap kedua temannya bergantian lalu bersandar pada sofa. "Jangan bilang-bilang Jungwon kalo lo tau. Nanti tu anak panik."
Kedua mata Sunghoon melotot. "JA-JADI BENERAN?! LO BERDUA BEGITU? MAKSUD GUE JADIAN. DARI KAPAN? UDAH LAMA?"
Jay menyerngitkan dahinya karena tiba-tiba mendengar suara yang memekakkan telinga. "Belum lama ini. Maksudnya hubungan gue sama dia. Tapi guenya yang udah suka sama dia dari lama."
Berbeda dari reaksi Sunghoon yang terlampau berlebihan, Jake justru hanya menatap Jay dalam diam. Dugaannya selama ini benar. Dari cara mereka berinteraksi, bagaimana Jay menatap Jungwon dan juga bagaimana Jungwon selalu menampakkan senyum yang berbeda untuk Jay, semuanya terlihat jelas bagi Jake. Namun, karena temannya itu tidak bercerita, ia simpan prasangka ini untuk dirinya sendiri.
Yang tadi heboh kini tidak punya kalimat untuk melanjutkan rasa penasarannya. Sunghoon jadi mengingat kejadian di taman saat ia menjemput Jay dan Jungwon. Sekarang semuanya terjawab.
Berhubung teman-temannya itu tidak bersuara, Jay lah yang memecah hening. "Kayaknya gue juga gak bisa lama-lama nyembunyiin ini dari lo berdua. Terserah sekarang kalian mau nganggep gue kayak apa. Tapi gue minta tolong jangan berubah di depan Jungwon."
Sunghoon kembali melirik Jake, berharap temannya itu membantunya. Tapi saat dilihatnya Jake yang juga terkejut, akhirnya Sunghoon mendesah pelan. Ia tepuk bahu Jay dua kali kemudian kembali bersandar pada sofa.
"Gue gak paham gimana hubungan kayak kalian gitu. Tapi lo tetep temen gue, Jay. Partner gue main voli. Gak mungkin gue ngejauhin lo perkara kayak gini. Soal Jungwon juga, tenang aja. Aman. Iya kan, Jake?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Milky Way and The Lost Stars [jaywon]
FanfictionSepasang mata meninggalkan sepasang mata lainnya. Gelap, dingin, membingungkan. Jay membisu karena janji yang pernah ia ucapkan meledak menjadi ruang kosong yang mampu menyerap apa pun di sekelilingnya. Salah satunya termasuk mimpi Jungwon. Warnin...