Sambil membawa selimut dan dua bantal tambahan, Jungwon naiki tangga rumahnya. Ia sampai harus berhenti di setiap anak tangga karena jalanan di depannya hampir tertutup barang bawaannya. Untung saja pintu kamar Jungwon tidak tertutup. Jadi ia bisa langsung masuk.
Suara berisik dari manusia-manusia yang berada di kamar membuatnya sakit kepala.
"Ka Jay di bawah, lah! Tadi yang menang suit kan Leehan."
"Suitnya kapan? Pas gue gak ada? Gak valid kalo gitu."
"Loh, kan Kak Jay yang telat bilang mau nginep. Mana kita tau."
"Makanya sekarang gue yang tidur di atas. Gak sopan lo sama yang lebih tua."
"Dih, mainnya umur, sih. Kalo gitu lo juga gak kasian sama yang lebih muda?"
"Kan kasur bawah juga empuk."
"Itu tau. Berarti Kak Jay di kasur bawah lah sama gue."
Jungwon menatap Jay dan Taesan yang tidak henti-hentinya berdebat. Ia pun menaruh selimut serta bantal di atas ranjangnya.
"Berisik, tau gak? Bokap nyokap gue udah tidur. Lo pada gak liat ini jam berapa? Mau jam 2 malem tau!"
Spontan suara-suara itu berhenti. Leehan dari tadi santai melihat koleksi komik milik Jungwon. Ia tidak pusing mau tidur di mana saja. Entah kenapa Taesan juga kukuh agar Jay tidur di kasur bawah.
"Tuh Kak Jay gak mau ngalah, Won. Nyerebot tempat orang."
Jay yang tidak terima langsung menyanggah. "Nyerobot? Ini kan tempat tidurnya Jungwon. Emang gue nyuruh dia buat tidur di luar?!"
"Bukan Jungwon, tapi Leehan! Tempat yang kosong kan di kasur ini." Taesan menggebrak kasur yang ia duduki.
"Gue suruh suit lagi malah gak mau."
"Iya lah gak mau! Lo mau ... lo mau nyari kesempatan kan tidur di situ?!"
Tidak ada jawaban. Jay hanya melirik Jungwon yang juga sedang menatapnya.
Akhirnya Jungwon menghela napas. "Gue aja lah yang tidur di luar."
"Kok di luar? Ini kan kamar lo." Jay kembali menatap Taesan. "Elo sih."
"Kok jadi gue?!"
Leehan menaruh kembali komik ke rak buku kemudian menimbrung. "Suit lagi, deh. Lo pada berisik banget. Gak denger tadi Jungwon bilang orangtuanya udah tidur?"
Jay tersenyum sambil mengangguk-angguk. Mau tidak mau Taesan juga ikut. Mereka bertiga pun membuat lingkaran kecil kemudian menjulurkan tangannya.
Entah ini hari keberuntungan Jay atau apa, sekali jalan ia langsung menang. Senyum meledek ia berikan untuk Taesan.
"Jangan macem-macem lo!" Taesan mengambil satu bantal untuknya tidur.
"Emang gue bakal ngapain sih! Papanya Jungwon juga bukan lo."
Jungwon lagi-lagi menghela napas berat. Ia berjalan menuju saklar lampu. "Gue matiin, ya."
"Iya."
"Jangan!"Dua jawaban beda itu lagi-lagi dari Jay dan Taesan. Leehan tertawa setelah melihat hal konyol dari dua orang itu.
"Lo gak bisa tidur kalo lampunya nyala, San?" tanya Jay.
"Gak bisa gue. Engap."
"Jungwon gak bisa tidur kalo lampunya nyala. Lo mending tidur di luar aja." Dengan santai Jay menarik selimutnya.
"Dih! Kurangajar."
Jungwon tertawa kecil. "Ini kamar gak gelap-gelap banget kok kalo dimatiin lampunya. Percaya sama gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Milky Way and The Lost Stars [jaywon]
FanficSepasang mata meninggalkan sepasang mata lainnya. Gelap, dingin, membingungkan. Jay membisu karena janji yang pernah ia ucapkan meledak menjadi ruang kosong yang mampu menyerap apa pun di sekelilingnya. Salah satunya termasuk mimpi Jungwon. Warnin...