Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun mengikatkan kain berwarna biru di leher anak lainnya yang diambil dari keranjang kain bekas jahitan. Membuat seakan kain itu menjadi jubah yang menjuntai sampai pinggang.
"Nih, kamu pegang ini." Anak berumur 8 tahun itu memberikan pedang-pedangan yang terbuat dari kardus bekas. "Kamu pake pedang, ya. Kakak pake panah."
"Kok Kak Jay senjatanya bagus? Aku cuma dari kardus?" Si anak berumur 6 tahun itu melihat senjata mainannya dengan bingung. Pasalnya senjata busur milik yang lebih tua terlihat keren. Terbuat dari plastik namun seperti betulan.
"Nanti Kakak beliin. Sekarang kita main dulu. Jungwon nanti ikutin Kakak aja, ya." Jay menggandeng Jungwon menuju halaman rumah Jay yang sudah beralih fungsi menjadi Markas Besar Kesatria Bintang versi mereka berdua.
Jay menaruh teddy bear besarnya di kursi. Boneka itu diberi aksesoris juga. Seperti mahkota dari kardus dan juga jubah merah. Jubahnya dibuat dari jaket Jay yang diikat ke leher teddy bear itu.
"Yang Mulia," Jay kecil bersimpuh di hadapan boneka. Seolah-olah sedang memberi hormat. Ia menoleh ke kirinya, Jungwon masih diam. "Buruan kamu juga ikutin Kakak kayak gini."
Jungwon kecil yang masih polos langsung mengangguk. Ia ikut bersimpuh dengan satu lutut menapak tanah.
"Yang Mulia Raja Canis Major, saya membawa kesatria lainnya yang akan membantu membasmi para monster jahat."
"...."
Karena tidak ada balasan, Jay kembali bersuara. "Kami siap diberi tugas untuk melindungi Galaksi Bimasakti."
Jungwon melihat Jay dengan tatapan kagum. Ia tidak tau temannya ini bisa berakting seperti yang di televisi-televisi.
"Jungwon, kamu mau namanya siapa?" Jay berbisik. Seakan-akan di sekitar mereka ada orang lain.
"Hmmm, Jungwon?"
Jay berdecak pelan. "Kesatria bintang gak ada yang namanya Jungwon." Lalu ia berpikir. Karena ia sudah lelah, akhirnya ia duduk di atas rumput. Jungwon pun ikut duduk. "Gimana kalo Rigel? Kamu tau bintang Rigel gak? Bintang di Rasi Orion, bintang paling terang keenam di langit malam."
Jungwon berlagak berpikir. Padahal ia tidak mengerti apa itu rasi bintang dan sebagainya. "Kok cuma keenam? Yang pertama siapa?"
Jay tersenyum lebar. "Sirius! Tapi itu buat Kakak."
"Kok Kak Jay curang? Aku juga mau jadi yang paling terang!"
"Kamu kan kesatria baru. Nanti kalo kamu udah lama mainnya, kamu bisa tambah hebat. Rigel juga keren kok." Jay meyakinkan Jungwon dengan ucapannya yang ia sendiri juga tidak pasti.
Setelah berpikir lama, dan dengan acara ngambek sebentar, akhirnya Jungwon mengangguk. Jay pun kembali menyuruh Jungwon untuk berdiri.
"Hari ini kita basmi para monster jahat yang muncul dari Sagitarius A!" Jay mengangkat busur panahnya ke atas.
Awalnya Jungwon bingung. Apa lagi Sagitarius A itu? Tapi ia ikuti juga tingkah Jay. Ia mengangkat pedang kardusnya tinggi-tinggi.
.
.
.
"Hari ini kita mau ke mana, Kak?" tanya Jungwon sambil memakan martabak telur yang baru dibelikan mama Jay. Tangannya penuh dengan minyak. Jay yang melihat itu segera mengambil tissue dan mengelapnya dengan telaten.
"Kita bakal nemuin Ratu Stellar, ratunya para penduduk di Bulan."
Jungwon mengangguk. Obrolan itu seperti sudah biasa dilakukan keduanya. Tidak ada yang aneh. Mungkin para orangtua mereka saja yang kadang cekikikan sendiri melihat tingkah laku keduanya. Apa lagi Jungwon. Anak itu kadang lari pontang-panting mengikuti gerakan asal Jay yang pura-pura sedang melawan musuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Milky Way and The Lost Stars [jaywon]
FanficSepasang mata meninggalkan sepasang mata lainnya. Gelap, dingin, membingungkan. Jay membisu karena janji yang pernah ia ucapkan meledak menjadi ruang kosong yang mampu menyerap apa pun di sekelilingnya. Salah satunya termasuk mimpi Jungwon. Warnin...