8. Nebula

653 79 4
                                    


HAPPY READING YAAA♡

*

*

*

Jungwon menyantap suapan terakhir makan malamnya. Dari tadi ia tidak bisa menikmati makanannya karena ia sibuk dengan kombinasi kalimat yang akan ia utarakan pada sang mama. Jungwon lirik mama yang duduk di hadapannya. Mama yang sedang mengambilkan lauk, karena papa minta tambah, menatap Jungwon bingung.

"Kamu tuh kenapa dari tadi ngeliatin Mama kayak gitu, Dek? Mau nambah lauk?"

Jungwon menggeleng cepat. Saat makanannya di piring habis, baru lah Jungwon siap mengeluarkan apa yang dari tadi ada di kepalanya. Untuk sebagian orang, mungkin meminta izin seperti ini terasa mudah dan biasa. Tapi untuk Jungwon tidak. Dulu sudah beberapa kali ia lakukan, hasilnya tetap saja nihil.

"Gini, Mah. Sekolah Jungwon bakal ngadain acara hut sekolah gitu, sekalian lomba 17-an."

"Kapan, Dek?" Papa yang langsung tertarik.

"Tanggal 1 September, Pah."

"Memang lomba apa aja? Cerdas cermat gitu?" tanya Mama.

"Enggak ... Porseni gitu, Mah. Hari Sabtu acaranya."

"Kamu Sabtu kan les. Iya, kan?" Mama menuangkan air minum ke gelas lalu meminumnya.

"Iya sih, Mah," Jungwon menunduk sebentar lalu menatap Mamanya lagi. "Makanya itu Jungwon mau izin gak masuk les. Sehari aja."

"Yaud—"

"Memangnya wajib ikut kayak gitu, Dek?" Ucapan Mama memotong kalimat Papa. Jungwon dan sang papa pun saling pandang.

"Hm, nggak sih, Mah. Tapi—"

"Tuh, kan gak wajib juga. Kalo temen-temen kamu banyak yang ikut, bisa lah diwakilin sama mereka."

Jungwon memainkan jemarinya di bawah meja. Ia gigit bibirnya gugup. "Ta-Tapi, Mah, gak enak  sama yang lain kalo Jungwon gak ikut."

"Temen-temenmu itu punya pemikiran kayak kamu gini gak? Kalo mereka gak dateng, emang ada yang mikirin yang lainnya? Paling ngasih alesan aja abis itu lupa. Udah lah, Dek, kamu mending les aja. Beasiswa kedokteran gak gampang loh. Di luar sana pasti banyak juga orang-orang yang lagi berusaha."

Melihat anaknya diam saja, akhirnya papa yang angkat bicara. "Mah, gapapa loh biarin Jungwon ikut. Masih kelas sepuluh juga. Biarin lah dia seru-seruan bareng temen-temennya."

Mama menatap papa tak suka. "Papa lebih milih Jungwon gak jadi apa-apa nantinya ketimbang ikut acara kayak gitu? Kita nih udah ngeluarin biaya gede, Pah. Papa juga udah kerja keras buat kebutuhan rumah tangga."

"Ya itu kan memang tanggung jawab kita sebagai orangtuanya Jungwon, Mah. Ngasih dia pendidikan yang layak. Papa gak pernah ngeluh soal yang kayak gitu. Papa cuma bilang biarin aja Jungwon nikmatin masa mudanya. Sekali-kali gak usah jadi rajin."

"Kok Papa ngomongnya gitu?! Papa juga yang dulu setuju kalo Jungwon les di sana."

Jujur, Jungwon muak mendengar perdebatan ini setiap ia ingin melakukan hal-hal di luar kemauan orangtuanya. Tidak sekali dua kali hal ini terjadi. Tapi berkali-kali dan itu membuat kepala Jungwon panas.

"Udah-udah, Mah, Pah!" Jungwon sedikit meninggikan suaranya. "Jungwon cuma bilang doang,  kok. Jungwon juga sebenernya udah bilang ke yang lain kalo Jungwon gak bisa hadir di hari-H. Gapapa, kok."

Ini yang paling Jungwon benci. Ketidakmampuan mengutarakan pikirannya.

"Tapi Dek, kamu juga mesti bergaul sama teman-temanmu di sekolah." Kini papa mulai memberikan suaranya.

The Milky Way and The Lost Stars [jaywon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang