27. Orbit of Disarray

445 67 13
                                    


D

ari semalam hujan terus mengguyur Jakarta. Cuaca yang biasanya panas mendadak dingin. Intensitas air yang turun pun cukup besar. Sampai-sampai sudah ada berita air menggenang di beberapa tempat.

Jungwon pikir hujan masih akan terus turun, tapi nyatanya tepat pukul 6 pagi sebelum ia berangkat sekolah, hujan mendadak berhenti. Papa juga yang awalnya hendak berangkat ke kantor lebih siang harus mengurungkan niat. Jika tidak buru-buru, mobilnya bisa terjebak macet.

"Dek, tahun baru diajak Tante Saras liburan di Bandung. Kamu mau ikut?"

Yang ditanya sedang mengunyah kue ulang tahun yang diberikan tetangganya semalam. Jungwon juga bingung kenapa ia diberikan kue itu, padahal yang berulang tahun berumur 5 tahun. Ia sih senang-senang saja diberikan kue yang manis-manis. Tapi masalahnya adalah, ia tidak mengenali tetangganya itu. Baru pindah bulan lalu. Mama yang kenal.

"Di tempat Nini?" Nini itu panggilan sayang cucu-cucu neneknya Jungwon.

"Nggak, kayaknya. Tante Saras punya temen yang biasa nyewa villa keluarga gitu. Nah kebetulan Saka lagi ada waktu, jadi dia ngajak kita-kita buat liburan di sana. Kamu mau nggak?"

Jungwon berpikir sejenak sambil mengambil krim kue dan melahapnya. "Papa ikut?" tanyanya pelan.

Mama menatap Jungwon sejenak kemudian melihat suaminya yang sedang mengelap kaca mobil di luar. "Mama belum tanya." Ada desahan kecil setelahnya, ternyata Jungwon menyadari itu. "Tau sendiri Dek papamu gimana. Kali ini sih Mama gak mau maksa. Terserah kalian aja mau gimana. Kalo mau ikut ayo, kalo nggak ya gapapa. Kita nanti liburan bertiga aja. Atau kita bakar-bakar di sini. Ajak temen-temenmu kalo mau."

Jungwon tau tahun baru masih beberapa bulan lagi. Tapi saat mamanya menawarkan hal tersebut, membuat kedua mata Jungwon berbinar. "Emang gapapa Ma kalo bakar-bakar di rumah?"

"Gapapa dong. Kamu sekarang udah SMA. Mama yakin kamu sama temen-temen kamu bisa bertanggung jawab sama hal-hal kecil yang gak kalian sadari sebelumnya. Emang kamu mau ajak temen-temenmu ke sini? Mereka pada liburan gak?"

"Hmmm, Jungwon gak tau sih, Ma. Nanti lah Jungwon tanyain lagi. Masih lama juga."

Mama mengangguk-angguk. "Sekalian tanya Jay juga. Kali aja dia gak ke mana-mana."

Mendengar nama cowok itu disebut, Jungwon melirik sang mama.

"Di sekolah Jay kayak gimana, Dek?"

"Kayak gimana apanya?"

"Ya tingkahnya, sifatnya. Apa aja deh. Masih kayak dulu?" Mama Jungwon terkekeh. Tiba-tiba ia jadi teringat tingkah anak itu saat sering main ke rumah Jungwon.

"Gak gimana-gimana. Kak Jay anaknya baik, pinter juga, terus karena emang Waketos jadi banyak yang kenal. Dia juga ketua ekskul voli loh, Ma. Tapi berhubung anak kelas 12 udah gak ekskul lagi, jadi ketuanya bukan Kak Jay lagi. Terus—"

Mama menatap anaknya dengan pandangan bingung. "Terus apa? Kok berhenti ceritanya?"

Jungwon mendadak diam bukan tanpa alasan. Suaranya saat bercerita tadi terdengar begitu senang. Ia tidak ingin mamanya sadar ada yang berbeda darinya. "Eh, hmm, terus ... gitu deh, hehehe."

Tawa yang dipaksakan Jungwon membuat mama tertawa kecil. "Jay tambah ganteng gitu, banyak yang naksir deh pasti. Iya gak? Dia udah punya pacar ya di sekolah? Kemarin tuh mamanya bilang ke Mama suruh nanyain kamu. Soalnya akhir-akhir ini mamanya Jay sering liat anaknya senyum-senyum kalo main hp. Bu Sri juga laporan kalo Jay sekarang jadi semangat banget kalo mau berangkat sekolah. Satu lagi, tambah wangi!"

Alih-alih menjawab, pipi Jungwon mendadak memanas. Ia diam seribu bahasa. Kue yang tadinya masih ada setengah, tanpa sadar kini ia tusuk-tusuk menggunakan garpu. Bagaimana jika mamanya tau jika Jungwon lah sumber kenapa Jay melakukan itu semua? Bagaimana jika mamanya tau jika anaknya sendiri lah yang naksir kakak kelasnya itu? Dan bagaimana jika mamanya tau jika mereka berdua sudah berpacaran?

The Milky Way and The Lost Stars [jaywon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang