"Halo, Nona Croft," sapaku menarik sudut bibirku, sebisa mungkin menguarkan keramahan.
Anna Croft yang terbalut gaun merah pendek terdiam.
Di sisiku, Yoo Joonghyuk melirikku sesaat, mungkin bertanya-tanya sejak kapan aku mengenal gadis ini.
"Kami bertemu di cafetaria siang tadi," ujarku menjawab tanya yang terlintas dari tatapannya. "Lee Hyunsung mengenalkannya padaku," imbuhku tak ingin disalahpahami bahwa aku yang beranjak maju berkenalan atas kemauanku sendiri dengan gadis ini.
Anna Croft tidak lama berdiam, dia menguasai dirinya dengan cepat kemudian mengangguk lembut. "Aku tidak menyangka kita bertemu lagi." Bibirnya melengkung menyuratkan keakraban. "Apa kalian datang bersama?" gumamnya melirik Yoo Joonghyuk.
Orang bodoh juga bisa lihat jelas bagaimana gadis ini memandang sosok Yoo Joonghyuk lebih dalam dibanding yang lain, seakan-akan niat tertentunya pada pemuda ini memang tidak ingin dia sembunyikan. Jika aku tidak bisa mengendalikan diriku, mungkin sejak tadi kakiku sudah bergegas mendorongnya menjauhi Yoo Joonghyuk.
"Iya, dia bersamaku." Jawaban itu datang bukan dariku, melainkan Yoo Joonghyuk sendiri.
Tatapan Anna Croft berkilat sekilas terkesiap bahwa Yoo Joonghyuk akan mengakuinya lebih dulu. Gadis itu berpaling padaku, pandangan menilainya sedikit membuatku gusar. Akan tetapi, aku tidak memperlihatkan satu pun emosi itu pada riak ekspresiku selain ketenangan dan selintas ketidakacuhan.
Dia kemudian terlihat kembali mendapatkan kepercayaan dirinya setelah lepas dari jeda keheranan, seakan-akan gadis ini tengah memantapkan dirinya untuk mengatakan sesuatu. "Aku ingin membahas hal serius denganmu, apa kau bisa meluangkan waktu sebentar untukku?" tanyanya mengajukan perbincangan pribadi pada Yoo Joonghyuk.
Yoo Joonghyuk memerhatikanku lalu menjawab, "Jika ada yang ingin kau sampaikan, katakan di sini saja langsung."
Aku bisa menyaksikan bagaimana gadis ini menegang dan senyumku tidak bisa untuk tak mengembang tipis. Kami sekarang berdiri di koridor dekat lift, walau tidak banyak yang berlalu-lalang setidaknya ini situasi yang cukup canggung untuk mengutarakan sesuatu dalam keadaan begini.
Anna Croft mengerutkan keningnya, wajahnya kian serius. "Ini urusan pribadi dan ...." Dia sengaja menggantungkan kalimatnya sebab lirikannya padaku sudah mengungkapkan maksudnya dengan baik.
Aku mengulas senyum pengertian lantas menolehkan kepala pada pemuda jangkung di sisiku. "Tak apa, Joonghyuk-ah. Aku akan menunggumu di lobi," ujarku tak keberatan.
Yoo Joonghyuk mengatensikanku lekat, aku tidak bisa tahu apa yang tengah dipikirkannya sebab lintasan kedalaman di obsidiannya hanya bisa membuatku bertanya-tanya. Dia seringkali memandangku lebih dalam ketika dia memiliki sesuatu yang dia simpan dalam benaknya.
Tanpa menatap gadis itu, dia menutur rendah, "Kim Dokja bukan orang luar."
Anna Croft mungkin tidak bisa memercayai apa yang didengar serta dilihatnya, sebab wajah gadis itu kini benar-benar menunjukkan perubahan jelas. Senyumnya menegang.
Aku memandangnya, menilai diam-diam apa dia akan menyerah sekarang atau tetap melangkah maju.
Namun, gadis itu memang tipikal yang tidak akan menyerah dengan keputusannya. Dia mungkin melihat ada kesempatan sekarang saat Yoo Joonghyuk bersedia mendengarkannya, meski termasuk ada aku di sini.
"Baiklah, kalau kau sangat percaya padanya." Anna Croft mengangguk, senyum di wajahnya masih tak kunjung turun. Dia sepertinya sangat berupaya untuk membuat kesan baik pada Yoo Joonghyuk. "Aku ingin menawarkanmu kerja sama," katanya terus terang tanpa sapuan basa-basi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Is It Just Me? (JoongDok) - HIATUS
Fanfiction[Omniscient Reader's Viewpoint Fanfiction] Kim Dokja berharap kepulangannya ke Seoul akan membawanya pada garis hidup normal yang diimpikannya. Sayang sekali bahwa Dewi Fortuna tak pernah memihaknya. Orang tuanya justru memasukkannya ke SMA Konstela...