Jadi singkat cerita, Lee Hyunsung dan Jung Heewon rupanya teman dari kecil. Keluarga mereka sangat dekat sampai mau tak mau keduanya akan sering bertemu entah di acara keluarga atau beragam jamuan lainnya, hingga tak jarang bahwa orang tua mereka bercanda untuk menjadi besanan.
Aku bisa membayangkan bagaimana pernyataan itu akan membawa beban bagi keduanya. Namun sebaliknya, Lee Hyunsung dan Jung Heewon kian dekat seolah dukungan orang tua mereka telah melepas jarak bagi keduanya.
Setelah Lee Hyunsung melepas keinginannya untuk terjun ke dunia militer mengikuti jejak keluarganya, dia menyusul Jung Heewon masuk ke sekolah ini. Terlebih mereka berada di kelas yang sama seakan-akan takdir mengharapkan mereka selalu dipertemukan. Sisanya bisa ditebak, di musim panas kelas satu, mereka akhirnya memutuskan berpacaran. Tentu saja keputusan itu disambut gembira untuk dua keluarga yang bersangkutan.
Semuanya berjalan sangat baik.
Keduanya bisa dikatakan telah tumbuh bersama, mereka juga punya pemahaman diam-diam yang membuat pengertian satu sama lain berjalan dengan baik.
Jika dipikirkan, akan sulit untuk menciptakan pertengkaran di antara keduanya.
Meski begitu, di musim gugur selanjutnya, Jung Heewon tiba-tiba datang meminta mereka mengakhiri hubungan. Menurutnya, memang lebih baik mereka tidak menjadi pasangan.
Aku sangat heran dengan perkembangan ini. Bagaimanapun memikirkannya, itu terdengar seperti alasan bodoh. Aku bertukar tatap dengan Han Sooyoung dan gadis itu pastinya sependapat denganku.
Jung Heewon yang kukenal adalah gadis cerdas dengan pemikiran yang matang, tidak mungkin memberi argumen bodoh tentang lebih baik menjadi teman dibanding kekasih tanpa alasan yang jelas. Jung Heewon bukan orang yang akan bersedia menjalani sesuatu jika dia tahu pada akhirnya mereka akan berakhir tak selaras.
Pasti ada sesuatu yang mendasari keputusannya.
"Aku tahu aku tidak bisa memperlakukannya dengan baik, mungkin dia kecewa aku tidak bisa memenuhi harapannya," desah Lee Hyunsung menekan kesedihannya.
Kutendang kaki Han Sooyoung di bawah meja, memberinya tanda untuk mengatakan omong kosong apa pun itu yang bisa meredakan atmosfer berat ini.
Han Sooyoung terdiam sebentar seolah sedang mengumpulkan seluruh suaranya yang hilang karena kenyataan bodoh ini. "Jangan terlalu menyalahkan dirimu, aku yakin kau sudah melakukan yang terbaik."
Aku hanya bisa mengangguk, terlalu bingung harus bagaimana untuk menyikapi situasi ini.
Setelah menyelesaikan makan siang, aku mengambil kesempatan dari Lee Hyunsung yang berbicara dengan seorang teman yang berpapasan dengan kami, lantas berbisik di telinga Han Sooyoung, "Aku tidak percaya itu masalahnya."
"Kau pikir aku bisa percaya?" Gadis itu berdecak. "Kurasa tidak ada pilihan lain, kita perlu mendengar dari sisi lain."
"Kau bercanda? Kau pikir dia akan bersedia memberitahumu begitu saja?"
Jung Heewon bukan orang yang mudah diajak bicara seperti Lee Hyunsung. Sudah jelas bagaimana dia akan menolak bahkan tanpa perlu menyatakannya.
"Ini bukan aku," gumam Han Sooyoung rendah, "tetapi kau," lanjutnya menunjuk bahuku.
"Hei!"
"Iya, ini temanku Kim Dokja." Lee Hyunsung memotong protesku dengan tiba-tiba memperkenalkanku pada temannya.
Aku memberi Han Sooyoung satu tatapan tajam sebelum mengalihkan pandanganku ke depan, mataku mendapati seorang gadis berambut pirang panjang sedang menguarkan senyuman ke arahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Is It Just Me? (JoongDok) - HIATUS
Fanfic[Omniscient Reader's Viewpoint Fanfiction] Kim Dokja berharap kepulangannya ke Seoul akan membawanya pada garis hidup normal yang diimpikannya. Sayang sekali bahwa Dewi Fortuna tak pernah memihaknya. Orang tuanya justru memasukkannya ke SMA Konstela...