Begitu Hasta dan Nawa berangkat ke klinik, Angie naik ke kamar dan melepas gaun serta korset menyesakkan yang dipaksakan ke tubuhnya tadi pagi. Ia segera menggantinya dengan pakaian yang tadi pagi, ditambah sepatu selop biasa dan menghapus riasannya yang berlebihan. Toska tidak bilang akan datang jam berapa, tapi lelaki itu mungkin akan datang sebelum makan siang. Masih ada waktu untuk beres-beres rumah. Ia merapikan dapur dengan kilat dan segera menimba air untuk mengisi bak mandi supaya Hasta tidak mengomel saat pulang.
Air di rumah ini ditampung dalam tandon 300 liter yang diletakkan pada menara besi buatan di samping sumur terlindungi. Area sumur dibuat naik lebih tinggi dengan sepuluh anak tangga dari batu. Dalamnya lubang sumur membuat menimba air butuh perjuangan sendiri.
Semua pekerjaan ini tidak mungkin bisa Angie lakukan dengan cepat jika memakai gaun berkorset dan sepatu hak tinggi. Kadang-kadang Angie heran pada paman dan bibinya yang menuntut rumah selalu rapi tapi di sisi lain juga mengkritisi pakaiannya yang tidak elegan. Mana bisa seseorang tampil elegan saat menimba air? Mendadak ia merasa muak.
Angie membanting karet timba ke dalam sumur, membuat ember kosong terpental ke atas hingga membentur besi katrol.
Siulan pendek melayang dari belakang Angie, membuatnya tersentak kaget. Ketika berbalik, Angie mendapati Toska Effendi sudah berada satu meter di belakangnya. Entah sejak kapan lelaki itu naik ke area sumur.
Kedua tangan Toska berada di belakang punggung. Kepalanya dilindungi topi porkpie suede. Lelaki itu tidak mengenakan jaket jasnya yang biasa.
“Effendim! Kenapa kau selalu muncul tiba-tiba?!” Angie mengelus dadanya sendiri.
“Aku menarik bel dari tadi dan memanggil, tapi tidak ada jawaban,” terang Toska. “Berhubung ada suara dari belakang rumah, kupikir kau dalam kesulitan."
“Oh? Maaf. Aku tidak dengar suara bel …"
“Tak masalah. Butuh bantuan?” Toska menatap sumur timba dengan raut tertarik. “Kalian tidak pakai pompa listrik?”
Angie menggeleng. Menurutnya pompa listrik juga lebih praktis, tapi peralatan listrik di rumah sudah terlalu banyak. Kulkas, oven listrik, TV, lampu-lampu, setrika. Nawa pernah mengusulkan agar mereka memasang pompa, tapi Hasta menolak dengan alasan Angie perlu olahraga.
“Aku sudah biasa menimba,” Angie beralasan, tak ingin dikasihani. “Lagi pula aku suka melakukannya. Untuk olahraga.” Lagi-lagi ia hanya bisa membeo apa yang dikatakan orang lain.
Toska berjalan mendekat, menyerahkan barang yang ia sembunyikan di balik punggung dan memakaikan topinya ke kepala Angie. “Kita tukaran sebentar. Kau bantu pegang semua ini, sementara aku membantumu mengisi air.”
Angie terkejut melihat bawaan Toska. Boneka beruang mini. Pada kedua tangannya yang bertaut, beruang itu memeluk satu batang kecil cokelat putih dan setangkai mawar merah tanpa duri. Jantung Angie berdegup tak karuan. Selama beberapa saat, ia terpaku memandang wajah manis boneka itu.
Apa artinya ini? Jadi dari tiga rumah yang ia curigai, dua rumah adalah peminjam Effendi? Kenapa lelaki itu langsung memberikannya terang-terangan di hari yang sama? Untuk mengejeknya? Apakah Toska tahu ia mencoba menyelidiki lelaki itu? Atau semua ini kebetulan? Terlalu aneh untuk disebut kebetulan.
Angie mengangkat pandangan, menatap Toska yang menimba dengan cepat dan efisien. Tidak ada air tumpah dari ember berhubung Toska lebih tinggi dari tandon penampung air yang disediakan Hasta. Dalam waktu sepuluh menit, tandon terisi penuh. Toska merapikan tali timba dan menggantungnya di sisi tiang sumur. Ia memandang Angie dengan wajah puas dan bangga, seperti anak-anak menanti pujian.
Merasa harus memberi apresiasi, Angie bertepuk tangan dan berkata agak kaku, “He-hebat … cepat sekali.”
“Ini bukan apa-apa,” sahut Toska dengan kerendahan hati yang dibuat-buat. Ia tersenyum melihat boneka di pelukan Angie. “Aku melihat itu dipajang di etelase waktu jalan ke sini dan langsung ingat padamu. Kau suka?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Cages: The Mafia's Bride
Mystery / Thriller#1 mystery-thriller #1 pembunuhan Keluarga Effendi mengurus bisnis simpan-pinjam di Umulbuldan. Uang, jasa, waktu, mereka akan meminjamkan apa pun dalam jumlah sebanyak yang dimau-tanpa bunga. Orang-orang yang meminjam hanya akan diminta untuk datan...