Tahfizh

4 2 0
                                    

Setelah puas beristirahat selama beberapa hari pasca misi menjadi sukarelawan itu, Aminah kini menjadi rajin pergi ke rumah Ustadzah Risa untuk ikut kajian. Bahkan sekarang Aminah sudah ikut program tahfizh yang dipimpin oleh Ustadzah Risa.

Aminah berpikir daripada libur semester ini hanya ia gunakan untuk bermalas-malasan, lebih baik jika ia ikut kajian untuk memperdalam ilmu agama.

Memang tidak mudah untuk belajar menghapal Al-Quran. Perlu kesabaran dan ketelatenan yang ekstra. Tanpa niat yang kuat mungkin Aminah akan menyerah, mengingat kepribadian Aminah yang begitu mudah mengeluh.

Sebenarnya Aminah ikut program tahfizh ini hanya karena terpancing oleh Katrina. Tapi lama kelamaan ia mulai menikmati dan menjalani prosesnya dengan baik.

“Masa iya aku kalah sama Katrina.”

“Katrina yang mualaf aja semangat banget, masa aku yang Islam dari lahir harus kalah.”

Aminah yang kini sedang melamun di dekat jendela kamarnya kembali merenungi perkataan Ustadzah Risa saat ia curhat tentang rasa iri nya pada Katrina.

“Aminah sayang, kamu pernah dengar hadis tentang iri yang diperbolehkan dalam Islam?” Aminah menggeleng.

“Isi hadisnya begini sayang, dari Ibnu Umar r.a, berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tidak diperbolehkan hasad (iri hati) kecuali terhadap dua orang, yaitu orang yang dikaruniai Allah kemampuan membaca atau menghafal Al-Qur’an lalu ia membacanya pada malam dan siang hari, dan orang yang dikaruniai harta oleh Allah lalu ia menginfakkannya pada malam dan siang hari”. (HR. Bukhari, Tirmidzi, dan Nasa’i).”
Aminah hanya manggut-manggut pertanda mengerti apa yang dijelaskan Ustadzah Risa.

“Kalau Aminah mau belajar menghapal Al-Qur’an seperti Katrina, Ustadzah dukung, kok. Asalkan Aminah perbaiki dulu niatnya. Niatkan semuanya karena Allah Ta’ala, ya. Bukan karena bermaksud bersaing atau ingin menunjukkan siapa yang lebih hebat. Paham, sayang?” Terang Ustadzah Risa.

Sejak hari itu Aminah pun belajar menghapal Al-Qur’an, walaupun dengan susah payah dan terbata-bata. Tapi Aminah yakin bahwa tidak ada sesuatu yang susah asalkan kita mau berusaha dan berdoa.

“Kata Bunda, Aminah itu orang yang hebat.” Gumamnya menyemangati diri seperti biasa.

Kini ia membuka kembali buku yang ada di tangannya, dan melanjutkan aktivitasnya membaca kalimat-kalimat indah yang terukir di sana.

Sesekali Aminah menyeka air matanya saat membaca buku pemberian Katrina itu.  buku berjudul 'Keutamaan Menjadi Penghafal Al-Qur’an' itu seperti memberinya semangat baru untuk segera merealisasikannya.

Dalam buku itu tertulis, dari Anas ra., ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah itu mempunyai keluarga yang terdiri dari manusia”. Kemudian Anas bertanya : “Siapakah mereka itu wahai Rasulullah?” Baginda menjawab : “Yaitu ahli Qur’an (orang yang membaca atau menghapal Al-Qur’an kemudian mengamalkan isinya). Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang yang istimewa bagi Allah.”

Selain itu, orang yang menghapalkan Al-Qur’an kelak akan memberikan syafaat atau pertolongan kepada keluarganya. Seperti yang sudah digambarkan dalam hadis yang berbunyi,  Dari Ali Bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah ia berkata, bahwasanya Rasulullah bersabda :

“Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan menghapalkannya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga dan Allah akan memberikannya hak syafaat untuk sepuluh anggota keluarganya dimana mereka semua telah ditetapkan untuk masuk neraka.”

Dari begitu banyaknya keutamaan menjadi seorang penghapal Al-Qur’an, Aminah paling takjub saat membaca sebuah hadis yang tertulis dalam buku yang kini dibacanya itu.

Dari Buraidah Al Aslami ra, ia berkata bahwasanya Rasulullah saw bersabda : “Pada hari kiamat nanti, Al-Qur’an akan menemui penghapalnya ketika penghapal itu keluar dari kuburnya. Al-Qur’an itu akan berwujud seseorang dan ia bertanya kepada penghapalnya : “Apakah Anda mengenalku ?”.
Penghapal tadi menjawab: “saya tidak mengenal kamu”. Al-Qur’an berkata: “saya adalah kawanmu, Al-Qur’an yang membuatmu kehausan di tengah hari yang panas dan membuattmu tidak tidur pada malam hari. Sesungguhnya setiap pedagang akan mendapat keuntungan di belakang dagangannya dan kamu pada hari ini di belakang semua dagangan”.

Maka penghapal Al-Qur’an tadi diberi kekuasaan di tangan kanannya dan diberi kekekalan di tangan kirinya, serta di atas kepalanya dipasangkan mahkota yang perkasa. Sedang kedua orang tuanya diberi dua pakaian baru lagi bagus yang harganya tidak dapat dibayar oleh penghuni dunia keseluruhannya.

Kedua orang tua itu lalu bertanya : “Kenapa kami diberi pakaian begini?”
Kemudian dijawab: “Karena sesungguhnya anakmu adalah penghapal Al-Qur’an”.

Kemudian kepada penghapal Al-Qur’an tadi diperintahkan, “bacalah dan naiklah ke tingkat-tingkat surga dan kamar-kamarnya”. Maka ia pun terus naik selagi ia tetap membaca, baik bacaan itu cepat ataupun perlahan.

“Masya Allah.” Gumam Aminah di sela rasa terharunya.

***

Insan Terbaik di Waktu TerbaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang