1.

467 35 2
                                    

Hari ini adalah hari duka bagi seorang Kalila Anantari karna baru saja kehilangan ibunya, siang tadi ibunya sudah selesai dimakamkan ia kini tengah duduk sembari memeluk kedua kakinya diatas kasur.

"Ibu..hiks setelah ayah pergi kenapa ibu juga pergi.." lirih Kalila dengan cairan bening yang terus menerus turun membasahi kedua pipinya.

"Ibu waktu itu janji sama Lila ga akan ninggalin Lila.." sambungnya, matanya bergulir melihat ke sekeliling kamar ibunya tiba tiba matanya menangkap sebuah kertas yang tergeletak diatas meja.

Kalila perlahan menghapus air matanya, kemudian turun dari kasur untuk mengambil surat tersebut.

"ini kertas apa?" Kalila meraih kertas tersebut kemudian membukanya perlahan, ia membaca tulisan yang ada di kertas tersebut dengan seksama dipertengahan surat matanya membulat tanda keterkejutan.

Kalila meletakkan kertas itu lagi di meja, ia kemudian berjalan ke arah lemari ibunya dan mencari sisa tabungan yang ibunya bilang di surat, setelah menemukan uang yang dimaksud ibunya Lila pun menghela nafas.

"Aku akan pergi ke Jakarta, sesuai dengan yang ibu bilang di surat dan aku akan cari sahabat ibu disana.." ucapnya pelan dengan yakin.



Keesokan harinya pada pukul 5 pagi Kalila sudah berada didepan kontrakannya, menenteng sebuah tas ditangannya, ia sudah siap berangkat ke stasiun juga sudah mengunci kontrakannya tersebut, ia meletakkan kuncinya dibawah pot karna pemilik kontrakannya tau dan akan segera datang.

"Ibu ayah.. Lila akan berangkat, doain Lila dari atas sana ya" Kalila menghela nafas panjang sebelum pergi, sebelumnya ia belum pernah bepergian jauh.

Kalila pun melangkah pergi, pergi meninggalkan desanya, semua orang orang didesa tak mengetahui akan kepergian Kalila, sekitar 5 jam perjalanan di kereta banyak orang baik yang membantu Kalila hingga ia akhirnya sampai di Ibukota.

"Semoga aku bisa ketemu sahabat ibu" doa Kalila pelan kemudian pergi keluar dari stasiun.

-

Kalila sampai didepan sebuah perumahan besar bernama Elite Regency seperti alamat yang diberikan ibunya, perumahan yang hanya bisa ditempati orang orang kaya raya tiba tiba Kalila dikejutkan dengan suara seorang penjaga perumahan tersebut.

"Hei! Nyari siapa kamu?" Tanya seorang penjaga dengan sedikit berteriak.

"S-saya cari rumah yang ada di alamat ini.." Kalila mengulurkan secarik kertas berisi alamat pada penjaga itu, setelah membaca kertas itu penjaga tersebut menatap Kalila dari atas sampai bawah.

"Ya sudah masuk" ucap si penjaga pada Kalila, dengan segera Kalila masuk melewati si penjaga.

"kenapa aku ditatap kaya gitu?.. penampilan aku kampungan bgt ya?" Gumam Kalila sembari menatap pakaian yang ia pakai, memang pakaian Kalila terlihat kampungan untuk orang orang yang melihatnya.

Rambut dikepang dua, memakai baju yang sedikit lusuh, rok panjang dibawah lutut, dan sandal jepit yang sudah agak usang. Kalila berjalan menyusuri perumahan tersebut terdapat beberapa blok dan yang Kalila cari adalah blok 2 beruntung terdapat plat yang menunjukkan blok yang ia cari dimana.

"Aku cape.." ucap Kalila pelan sembari celingak-celinguk melihat setiap nomor rumah yang ia cari akhirnya tak berapa lama ia tiba didepan rumah yang ada di alamat tersebut.

Us and DifferencesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang