20.

152 11 1
                                    

Di uks Nathan sudah mengobati luka luka pada Michelle, karna berkelahi dengan Asha dan teman temannya membuat sindrom kelelahan kronis Michelle kambuh lagi.

Michelle memejamkan matanya menahan rasa nyeri pada tubuhnya, Nathan langsung sadar jika penyakit Michelle kambuh.

"chie? obat kamu dimana? pasti kamu bawa obatnya kan?" tanya Nathan khawatir.

Michelle merogoh saku rok nya dan mengambil sebuah tempat kecil dimana obatnya berada.

"bentar, kak Nathan ambilin minum dulu" Nathan buru buru mengambil air setelah itu kembali dan menyuruh Michelle meminum obatnya.

Setelah meminum obatnya, nyeri pada tubuh Michelle mereda, gadis itu pun sudah terlihat lebih baik.

"makasih kak" ucap Michelle tersenyum pada Nathan.

"coba cerita sama kakak, kenapa kamu bisa berantem kaya tadi?" ujar Nathan yang kembali duduk dihadapan Michelle.

Michelle menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sembari tersenyum kikuk.

"intinya mereka yang duluan karna udah jelek jelekin Nazeea, jadi mereka pantes dapetin itu" balas Michelle, Nathan menghela nafas dan mengambil kesimpulan bahwa Michelle berkelahi karna untuk membela temannya.

Tangan Nathan bergerak mengusap pucuk kepala gadis itu dengan lembut membuat Michelle sedikit terkejut sembari menoleh kearah Nathan yang masih mengusap kepalanya.

"walaupun begitu kamu harus inget kalau tentang penyakit kamu, kamu boleh berbuat baik tapi jangan lupa sama diri sendiri" ucap Nathan tersenyum lembut.

Michelle sedikit membulatkan matanya kemudian membuang wajahnya ke sembarang arah, menyembunyikan pipi nya yang memerah juga memanas.

"a-aku bukan anak kecil lagi, aku tau kok apa yang harus aku lakuin buat diri aku sendiri, jadi kak Nathan gausah khawatir sama aku, lebih baik kakak pikirin diri kakak sendiri yang masih aja naruh perasaan ke Melody padahal dia udah mau nikah"

JLEB! ucapan Michelle tentu sangat menusuk, ucapan Michelle memang benar, Nathan bisa bisanya menasehati tapi tidak sadar diri dan masih saja mengharapkan Melody.

"itu ngga ada hubungannya sama sekali, Michie" Nathan menghela nafas sembari memejamkan matanya.

Michelle hanya diam, tak mau bicara lagi dan lebih memilih menatap sekeliling hingga akhirnya Harvey datang bersama yang lain.

Jarrel dengan segera mendudukkan Kalila diatas brankar, dan mulai mengobati gadis itu.

"kambuh lagi kan tadi?" Tanya Harvey tiba tiba pada Michelle.

Michelle hanya tersenyum kecil, Harvey menghela nafas, bagaimana bisa adiknya tiba tiba bertengkar padahal Michelle tidak pernah begini sebelumnya.

Saat Harvey sedang menasehati Michelle, gadis itu tak mendengarkan sama sekali karna justru gadis itu menatap Nathan yang tengah menatap Kalila.

Michelle tersenyum getir, tetapi masih berusaha menahan rasa sakit pada hatinya.

"gue emang berharap kak Nathan bisa lupain Melody, tapi kenapa sekarang justru seakan akan kak Nathan jatuh cinta sama Kalila? dari kemarin gue liat dia selalu perhatiin Kalila, apalagi kalau lagi sama kak Jarrel pasti raut wajahnya keliatan sedih kaya orang cemburu" batin Michelle.

"denger ga?" tanya Harvey, Michelle mengangguk kemudian turun dari kasur.

"mau kemana?" tanya Harvey lagi.

"ke kelas, biar ngga sakit" jawab Michelle, sakit yang dimaksud adalah sakit hati karna melihat Nathan masih terus memperhatikan Kalila.

"abang anterin" ucap Harvey tetapi Michelle menggeleng.

Us and DifferencesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang