Nathan kini berada didalam kamar hotel, duduk sendirian sembari memainkan sebuah boneka yang tampak sudah usang. Pintu terbuka, menampakkan Melody yang berjalan masuk menghampiri laki laki itu kemudian berdiri dihadapannya.
"Itu boneka yang kita mainin waktu kecil kan? ternyata masih lo simpen" ujar Melody sembari terkekeh, baru saja gadis itu hendak meraihnya Nathan lebih dulu melempar boneka tersebut ke sebuah kotak.
"Nath?"
"Sebenernya gue ini apa sih buat lo, Dy?" Nathan bangkit kemudian berjalan, ia berdiri menjauh membelakangi Melody.
"Selama ini gue tau kalau lo sadar soal perasaan gue ke lo, tapi kayanya buat lo hal itu ga berarti apa apa" Nathan mendesah kecewa.
"Nath.. ga gitu" Melody berjalan menghampiri hendak menyentuh lengan Nathan, tetapi langsung ditepis oleh laki laki itu.
"Karna lo lebih tua makanya lo ga mau sama gue? Atau emang lo ga suka sama gue, Dy?" Nathan mengacak rambutnya frustasi.
"Gue ngerasa cuma dijadiin boneka sama lo, lo dateng dan pergi sesuka hati tapi bodohnya gue selalu mau nerima lo.."
Melody menunduk, ia tak bisa berkata apa apa tapi ia dikejutkan dengan Nathan yang tiba tiba berbalik menatapnya sembari memegang kedua pundaknya.
"Bilang sama gue kalau lo cinta sama gue, Dy! Bilang sekarang!" Nathan mengguncang tubuh Melody.
"Nath.. gue mau lo selalu ada dihidup gue, gue ingin terus bareng sama lo" ucap Melody pelan, mata Nathan membulat.
Tanpa aba aba, Melody mencium bibir Nathan. Laki laki itu tak menolak justru menarik pinggang Melody agar semakin mendekat, momen itu bukan hanya mereka yang tau tapi Kalila pun mengetahuinya.. ia mengintip dibalik pintu yang sedikit terbuka karna mendengar suara Nathan dan Melody yang seperti sedang bertengkar ia juga jadi menyaksikan pemandangan tersebut yang membuat hatinya sakit.
"Ngapain disitu?" Suara seseorang membuat Kalila langsung berbalik kaget.
"El?" Mata Kalila membulat, Kalila pergi perlahan lahan tapi pintu kamar terbuka membuat Melody buru buru berdiri disamping Jarrel.
"Lho? Jarrel Kalila?" Ucap Melody yang baru saja keluar sembari merangkul lengan Nathan. "Kenapa disini? Kenapa ngga masuk aja" Tanya Melody sembari tersenyum menatap keduanya, Nathan menatap Kalila yang tampak gugup tapi ia juga terkejut melihat penampilan Kalila yang tak biasa.
"soal itu.." Kalila menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Kita mau pergi keluar jalan jalan, Kalila mau ikut?" Ajak Melody, Kalila bingung harus menjawab apa.
"Kita juga mau pergi berdua, kalian nikmati waktu kalian aja" Jarrel merangkul pundak Kalila membuat mata gadis itu membulat.
"ah bener, kita mau pergi juga" Kalila terpaksa tersenyum.
"Kalau begitu kita pergi dulu" Jarrel dengan cepat berbalik masih dengan merangkul Kalila lalu berjalan pergi.
Nathan diam, berbeda dengan Melody yang tersenyum sembari menggelengkan kepalanya melihat Jarrel dan Kalila.
Jarrel berhenti berjalan saat dirasa sudah aman, Kalila segera melepaskan rangkulan Jarrel kemudian sedikit menjauh.
"Udah dibantuin gatau terimakasih lo" ujar Jarrel bersedekap dada.
"Saya ga minta buat dibantuin tuh, saya pergi dulu" Kalila buru buru melangkah pergi meninggalkan Jarrel.
Laki laki itu diam diam tersenyum miring menatap punggung Kalila yang sudah menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us and Differences
RomanceJenrina / Bluesy Kalila seorang gadis yang terpaksa harus pergi ke Jakarta untuk mencari sahabat ibunya untuk meminta bantuan seperti surat yang ibunya tinggalkan sebelum meninggal, dengan sisa uang tabungan ibunya Kalila dengan berat hati pergi ke...