19.

114 12 0
                                    

sekitar pukul 9 malam Jarrel sudah pulang kerumahnya dan hujan pun sudah berhenti, Kalila berbaring diatas kasur mengingat kejadian tadi dimana dirinya dan Jarrel membicarakan tentang perasaan mereka masing masing.

"malu bgt.." Kalila menutup wajahnya dengan kedua tangan, pipinya memerah karna malu.

ia mengambil gelang yang selalu ia kenakan didalam nakas, gelang yang dulu diberikan oleh Jarrel, gelang yang memiliki ukiran bunga daisy berwarna biru.

"kayanya aku salah, perasaan aku ke kak Nathan kayanya cuma sebatas rasa penasaran sedangkan perasaan aku ke Jarrel adalah perasaan aku yang sesungguhnya" ucap Kalila menatap gelang yang berada dalam genggamannya.

Kalila berdoa dalam hati, jika Jarrel memang orang yang disukai nya tolong datangkan dia didalam mimpi Kalila malam ini, tiba tiba mata Kalila terasa berat hingga akhirnya gadis itu tertidur.

Keesokan harinya disekolah Kalila duduk dikursinya, dengan wajah sedikit memerah mengingat mimpinya semalam.

"pagi kal" sapa Michelle yang baru datang, membuat Kalila terkejut.

"kok kaget? lagi ngelamun ya?" tanya Michelle sembari terkekeh kemudian duduk dikursinya.

"pagi chell, ngga kok tadi cuma lagi mikirin sesuatu aja" balas Kalila terkekeh.

Michelle mengangguk anggukkan kepalanya mendengar ucapan Kalila.

"anw, lo panggil gue Michie aja ya? lo udah gue anggap temen deket gue" ucap Michelle tiba tiba sembari tersenyum pada Kalila.

Kalila sedikit terkejut tetapi tak lama ia ikut tersenyum dan mengangguk

"oke, Michie" ucapnya.

"eh itu Nazeea kok ngelewatin kelas sih? bareng sama kak efan lagi" ucap Michelle sembari menunjuk keluar jendela.

Kalila langsung menoleh kemana Michelle menunjuk, dan benar saja Nazeea tengah berjalan bersama Raefan.

"ikutin ga sih?" tanyanya pada Kalila, Kalila pun mengangguk.

keduanya mulai berlari keluar kelas menyusul Nazeea, mengikuti Raefan dan Nazeea dari belakang dan asal kalian tau saja jika cibiran orang orang terdengar ditelinga Kalila dan Michelle.

Mereka membicarakan tentang Nazeea yang bisa terlihat begitu dekat, orang orang juga tau jika Nazeea hanya orang biasa yang bekerja paruh waktu disebuah cafe tentu terdengar tidak pantas untuk bersanding dengan seorang Raefan.

"apaan sih, mereka pada mandang status bgt" gumam Michelle kesal tetapi Kalila masih bisa mendengarnya.

"udah biasa begitu, chie" balas Kalila tersenyum tipis.

"lagian mereka kok tau sih kalo Nazeea kerja di cafe?" tanya Michelle.

"kalau itu—" belum selesai bicara, suara 4 orang yang tengah mengobrol terdengar.

"kesian bgt dijelek jelekin satu sekolahan" Asha, gadis yang dulu mengancam Kalila untuk tidak menjelek jelekkan Raiveraz sedang tertawa.

"siapa suruh ganjen, deket deket sama kak Raefan lagi, ga level bgt" timpal Zira dengan berekspresi seolah olah ingin muntah.

"gatau malu kayanya atau mungkin dia cuma mau manfaatin kak Raefan aja, soalnya kan keluarga dia miskin" Lulu menimpali lagi sembari tertawa cukup keras.

"biarin aja dulu, orang orang disekolah ini juga udah kita kasih tau kalau si jelek itu cuma orang miskin yang kerja paruh waktu di Cafe" ucap Vivi sembari mengibaskan rambutnya.

Diakhiri dengan ketiganya yang tertawa.

Kalila menghela nafas, seperti perkiraannya jika mereka lah yang menyebarkan hal itu, ntah apa yang membuat mereka begitu tak menyukai Nazeea, apa hanya karna Nazeea bukan dari keluarga yang berada? sangat tidak masuk akal.

Us and DifferencesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang