Setelah malam tiba, semuanya memutuskan untuk pulang, Kalila pulang diantarkan oleh Jarrel yang menawarkan diri.
Diperjalanan Kalila hanya diam, menikmati hembusan angin malam yang menembus kulitnya, Jarrel melirik kearah Kalila dari balik kaca spion.
hingga akhirnya mereka tiba di kontrakan dimana Kalila tinggal, Kontrakan Anggrek adalah tempat dimana Kalila tinggal sekarang, kontrakan itu pun jaraknya dekat dengan rumah Nazeea.
"Ini kontrakan lo?" tanya Jarrel, Kalila mengangguk setelah turun dari motor.
Tiba tiba tetesan air mulai turun, mengenai wajah Jarrel dan Kalila sepertinya akan hujan, hal itu membuat Kalila khawatir jika Jarrel akan kehujanan diperjalanan nanti.
"gue pulang ya? udah mau ujan" ucap Jarrel tetapi Kalila menahan tangan Jarrel.
"lo disini dulu aja, bentar lagi ujan nanti lo kehujanan" ucap Kalila kemudian berjalan lebih dulu untuk masuk.
Jarrel tampak terkejut kemudian tersenyum, ia turun dari motor membawa helm nya menyusul Kalila masuk.
"duduk dulu, gue ganti baju sebentar" ucap Kalila mempersilahkan Jarrel sembari menunjuk kursi yang sudah tersedia.
Jarrel mengangguk kemudian duduk lebih dulu, sembari menunggu Kalila berganti pakaian, matanya tak sengaja melihat satu bingkai foto berukuran kecil didekat meja kecil disampingnya.
foto seorang gadis kecil bersama seorang pria dan wanita, sepertinya itu adalah Kalila kecil bersama ibu nya, Jarrel tersenyum menatap Kalila kecil yang tengah memegang sebuah boneka ditangannya dengan senyum yang begitu lebar.
"ternyata lo emang anak kecil yang dulu nangis dideket sungai, dari dulu sampai sekarang lo tetep cantik kal" batin Jarrel.
"mau minum apa el?" tanya Kalila yang baru saja keluar dari kamar nya.
Jarrel dibuat terkejut dengan penampilan Kalila sekarang, gadis itu memakai sebuah daster setinggi lutut dan berlengan pendek serta rambutnya yang dicepol acak, membuat gadis itu terlihat begitu semakin cantik.
"el?" panggil Kalila menyadarkan Jarrel yang terpaku melihatnya.
"ah maaf, apa aja gue minum kok" ucap Jarrel tersenyum canggung, Kalila mengangguk kemudian berjalan kearah dapur.
"sial.. Kalila cantik bgt, tenang el tenang.." gumam Jarrel yang kemudian menghela nafas berusaha menetralkan detak jantungnya karna melihat Kalila.
Beberapa menit kemudian Kalila kembali dan meletakkan 2 teh manis hangat diatas meja kemudian duduk disamping Jarrel.
"silahkan diminum" ucap Kalila, Jarrel mengangguk.
Kecanggungan menyelimuti mereka, hujan juga sudah turun begitu deras diluar membuat mereka semakin canggung dan bingung harus melakukan apa untuk meredakan kecanggungan diantara mereka.
"kal"
"el"
keduanya sama sama memanggil dan saling menatap membuat keduanya terkejut tak lama tertawa.
"lo duluan" ucap Kalila tersenyum Jarrel.
"ah ngga ngga, lady first" balas Jarrel terkekeh, Kalila ikut terkekeh.
"lo manggil gue duluan, jadi lo duluan yang ngomong" ucap Kalila, Jarrel menghela nafas sembari tersenyum.
"maaf kalo perasaan gue membebani lo, tapi gue serius soal perasaan gue ke lo, gue ngga pernah ngerasain ini sebelumnya perasaan dimana gue mau terus melindungi diri lo dan ngga mau lo ngeliat lo sedih, perasaan ini muncul setelah gue ketemu sama lo" Jarrel tersenyum sembari menunduk menatap lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us and Differences
RomanceJenrina / Bluesy Kalila seorang gadis yang terpaksa harus pergi ke Jakarta untuk mencari sahabat ibunya untuk meminta bantuan seperti surat yang ibunya tinggalkan sebelum meninggal, dengan sisa uang tabungan ibunya Kalila dengan berat hati pergi ke...