2.

369 37 2
                                        

"aku harus mulai terbiasa tinggal disini, harus mulai belajar banyak hal juga" ucap Kalila sedikit menghela nafas.

Saat Kalila berjalan menuju lift, langkahnya terhenti ketika mendengar suara gitar dari kamar sebelah ia pun mendekatkan telinga nya ke pintu dan mendengarkan suara gitar dan nyanyian seorang laki laki dari dalam, saat sedang mendengarkan tiba tiba petikan gitar dan nyanyian tersebut berhenti membuat Kalila mengerutkan keningnya hingga tiba tiba pintu tersebut terbuka membuat Kalila terkejut.

"M-maaf.." ucap Kalila membungkuk.

"Kamu.. pelayan baru yang diberitahu ibu saya ya?" Laki laki itu tersenyum menatap Kalila, Kalila sontak kaget apa ini putra nyonya Tifa yang lain?

"Iyaa.." Kalila mengangguk.

"Saya Malvino, anak kedua ibu Tifa" laki laki tersebut mengulurkan tangannya pada Kalila, gadis itu tertegun sebentar.

"tuan.. putranya nyonya Tifa?" Tanya Kalila sembari menatap tangan Malvin yang masih terulur.

"benar" Malvin tersenyum ramah, kemudian menarik tangan Kalila untuk bersalaman.

"Siapa nama kamu?" Tanyanya.

"S-saya.. Kalila" pipi Kalila bersemu merah, ia menunduk.

"Salam kenal, saya sudah dengar cerita keluarga kamu dari ibu saya" Malvin melepaskan tangan Kalila, "dan mulai besok kamu sudah bisa masuk ke sekolah, sekolah yang sama dengan Jarrel" sambungnya.

Mata Kalila membulat, jujur ia sedikit takut dengan Jarrel karna sudah 2× ia membuat laki laki itu marah, pertemuan pertama mereka juga tidak terlalu bagus.

"Baik tuan muda, terimakasih.." mau tak mau Kalila mengangguk ia tak enak menolak kebaikan keluarga Sebasta.

"Kalau begitu, saya izin kembali ke dapur permisi" Kalila membungkuk kemudian pergi meninggalkan Malvin yang masih menatapnya.

"Saya harap kamu senang bersekolah disekolah yang sama dengan Jarrel" Malvin tersenyum saat Kalila sudah menghilang dari pandangan.

"Kalila!" Panggil seorang pelayan lain saat ia tiba dilantai bawah.

"Iya?" Kalila menoleh.

"Kenalin, aku Olla kamu bisa panggil aku kak Olla" Olla mengulurkan tangannya dan disambut baik oleh Kalila.

"Salam kenal kak Olla" Kalila tersenyum hangat.

"Semoga betah ya disini, tapi aku mau kasih tau kamu sesuatu" Kalila yang tadinya tersenyum tiba tiba memasang wajah bingung sembari mengerutkan keningnya.

"Kamu jangan cari masalah sama tuan muda Jarrel kalau masih mau kerja disini, udah banyak pelayan yang dipecat tuan muda karna cari masalah sama dia" ujar Olla memperingatkan.

"Tapi beda sama tuan muda Malvin, tuan muda itu orang nya baik sekali bahkan murah senyum juga" sambung Olla tersenyum, Kalila hanya mengangguk mengerti kemudian Olla pamit kembali ke dapur meninggalkan Kalila disana.

Kalila sadar sifat kedua kakak beradik itu jauh berbeda, Malvin memperlakukannya sangat baik bahkan mau menyentuh tangannya berbeda dengan Jarrel yang selalu marah kemudian tangan kanan Kalila bergerak menyentuh gelang yang ada ditangan kirinya.

"Aku kangen kamu, el.." Kalila menggenggam gelang yang memiliki sebuah bentuk bunga daisy.

Flashback..

Gadis berumur 5 tahun menangis didekat sungai, ia menangis kemudian kabur ke sungai tersebut karna habis dimarahi ibunya gadis itu adalah Kalila.

Us and DifferencesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang