7.

256 21 0
                                        

Malam tiba dan Kalila sudah berada dikamarnya, cafe ditutup lebih awal karna Nazeea menerima telpon dari Aeris kalau ia ada keperluan jadi tidak bisa kembali ke cafe, oleh karna itu cafe tutup lebih awal tetapi Kalila pulang lebih dulu dari Nazeea karna Nazeea bilang dia akan mencuci piring dan cangkirnya lebih dulu baru setelah itu ia akan pulang, awalnya Kalila ingin membantu tetapi tak diperbolehkan oleh Nazeea akhirnya dengan terpaksa Kalila pulang lebih dulu.

"Hari ini seru, hari pertama udah punya temen deket" ucap Kalila sembari tersenyum, tiba tiba ada yang mengetuk pintu membuat Kalila buru buru beranjak dari kasur untuk membukakan pintunya.

"T-tuan?.." mata Kalila membulat terkejut, Jarrel yang mengetuk pintu.

"Ikut gue" tanpa aba aba laki laki itu berjalan menarik Kalila ntah kemana.

"M-mau kemana??" Tanya Kalila sedikit gugup, ia masih tak enak karna teringat saat dikantin.

"Taman belakang" jelas Jarrel, akhirnya Kalila hanya diam hingga sampai ditaman belakang rumah.

"Duduk, ngapain berdiri doang? bisul lo?" Jarrel menatap Kalila yang hanya berdiri sedari tadi, padahal dirinya saja sudah duduk dari tadi akhirnya Kalila dengan perlahan duduk dikursi yang sama dengan Jarrel disamping laki laki itu.

"Gausah perhatian sama Nathan" ucap Jarrel tiba tiba sembari menatap langit langit reflek membuat Kalila menoleh menatap Jarrel bingung.

"Kenapa?" Tanya Kalila.

"Karna.." Jarrel tiba tiba tak bisa melanjutkan kata katanya membuat kening Kalila berkerut, "lo suka sama, Nathan?" Tanya Jarrel mengalihkan.

"Tidak tau, saya bingung disatu sisi terkadang saya terbayang bayang tuan tapi disini lain jantung saya selalu berdetak kencang saat melihat atau berada disamping Nathan" Kalila menunduk sembari memainkan jari jemarinya, Jarrel menoleh tak percaya apakah tadi sebuah pengakuan kalau Kalila menyukainya? atau malah sebaliknya, kalau ternyata Kalila menyukai Nathan.

"Tuan tau tidak? kalau sejak awal kita bertemu, saya sudah jatuh hati pada tuan padahal saat itu saya masih seorang anak kecil begitupun dengan tuan bahkan.. sepertinya saat ini saya masih menyukai tuan, tapi setelah melihat sikap tuan sekarang seolah merubah perasaan saya.." Kalila tersenyum tipis, ucapan Kalila tadi membuat Jarrel langsung menoleh dan menatap Kalila.

"Kal?" Jarrel tak percaya, Kalila benar benar menyatakan perasaannya tetapi di kalimat akhirnya sedikit menyakitkan perasaan Jarrel.

"Tenang saja tuan.. saya tentu sadar diri tidak mungkin orang seperti saya pantas bersanding dengan tuan ataupun Nathan sekalipun karna dunia kita benar benar berbeda, saya hanya seorang pelayan disini sedangkan tuan dan Nathan adalah penerus perusahaan keluarga kalian masing masing dan.." diakhir Kalila menjeda sejenak ucapannya, "hati Nathan pun sudah terisi oleh gadis bernama Melody kan?" sambungnya.

"Lo tau Melody?" Jarrel mengerutkan keningnya tapi Kalila hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Jarrel.

Angin berhembus sedikit kencang, Kalila yang kala itu hanya memakai piyama merasa sedikit kedinginan tentu Jarrel melihatnya kemudian ia bangkit.

"Tunggu disini" titah Jarrel dan diangguki Kalila, beberapa menit kemudian Jarrel kembali membawa sebuah selimut yang ukuran yang tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil lalu memakaikannya pada Kalila.

"Pake, jangan sampe masuk angin" Jarrel kembali duduk disamping Kalila, Kalila tersenyum hangat.

"Terimakasih tuan.." ucapnya menatap Jarrel dengan senyum yang masih sama.

"Ga masalah" Jarrel memalingkan wajahnya, Kalila pun mendongak menatap langit malam yang dipenuhi bintang malam itu.

Jarrel melirik sedikit pada Kalila yang tersenyum menatap langit langit dan tanpa Kalila sadari Jarrel tersenyum tipis, malam itu adalah malam yang indah bagi Kalila maupun Jarrel.

Us and DifferencesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang